Pria Bersenjata Loyal pada Pemerintah Suriah Lakukan Eksekusi Lapangan dalam Gelombang Kekerasan Sektarian

6 hours ago 1
Pria Bersenjata Loyal pada Pemerintah Suriah Lakukan Eksekusi Lapangan dalam Gelombang Kekerasan Sektarian Suriah kembali dilanda kekerasan sektarian setelah penggulingan Bashar al-Assad, dengan laporan eksekusi lapangan yang dilakukan pria bersenjata loyal kepada pemerintah baru.(Media Sosial X)

PRIA bersenjata yang setia pada pemerintah Suriah melakukan eksekusi lapangan dan berbicara tentang “memurnikan” negara, menurut kesaksian saksi mata dan rekaman video. Insiden ini memberikan gambaran mengerikan tentang tindakan keras terhadap sisa-sisa rezim Assad yang berujung pada pembantaian komunal.

Suriah mengalami gelomban kekerasan terburuk sejak penggulingan mantan Presiden Bashar al-Assad akhir tahun lalu. Pada Kamis lalu, kelompok bersenjata menyerang wilayah basis Alawit, yang menurut otoritas Suriah adalah upaya untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan kelompok yang masih loyal pada pemerintahan lama.

Kelompok pemantau independen yang berbasis di Inggris, Syrian Network for Human Rights (SNHR), melaporkan sedikitnya 642 orang tewas dalam kekerasan tersebut, termasuk puluhan warga sipil yang dibunuh setelah pasukan pemerintah melakukan “eksekusi lapangan secara luas” terhadap pria dewasa dan remaja.

Presiden sementara Suriah, Ahmad al-Sharaa, pada Minggu menyerukan persatuan nasional dan menyebut bentrokan ini sebagai "tantangan yang sudah diperkirakan." Kantornya telah memerintahkan pembentukan komite independen untuk menyelidiki insiden tersebut. CNN telah menghubungi pemerintah Suriah untuk memberikan tanggapan.

‘Mereka Menyatakan Jihad Melawan Kami’

“Pria bersenjata bergerak dari rumah ke rumah menyerang orang-orang seolah-olah itu hiburan... Mereka menyatakan jihad melawan kami dari seluruh penjuru Suriah,” kata seorang warga Latakia yang memilih tetap anonim demi keselamatan keluarganya yang masih tinggal di kota tersebut.

Warga tersebut melarikan diri dari Latakia pada Sabtu setelah tinggal di sana selama 30 tahun dan mengatakan kepada CNN, ia mulai melihat mayat di jalanan sejak Selasa.

“Orang-orang melarikan diri, dan mereka yang tidak bisa melarikan diri dibunuh,” ujar Bashir, warga Latakia lainnya. “Pamanku yang berusia 70 tahun, seorang profesor sejarah, dan istrinya yang berusia 60 tahun dibunuh dengan darah dingin di rumah mereka,” katanya. Kedua korban adalah penganut Alawit yang tinggal di kota Baniyas, provinsi Tartous barat.

“Saya takut untuk hidup saya dan dua anak saya,” tambah Bashir.

Kelompok bersenjata mulai menuju Latakia dan Tartous secara besar-besaran pada Kamis malam, setelah laporan loyalis Assad telah menyerang pasukan pemerintah baru Suriah yang ditempatkan di kota-kota Alawit.

Keluarga Assad, yang berasal dari sekte minoritas Alawit, telah memerintah Suriah selama lebih dari setengah abad sebelum Bashar digulingkan pada Desember oleh militan Islam Sunni yang ingin membentuk ulang tatanan politik dan sektarian negara tersebut. Kelompok tersebut, yang dipimpin oleh mantan militan al-Qaeda Ahmad al-Sharaa, berjanji untuk memberikan kesetaraan politik dan representasi bagi berbagai etnis serta kelompok agama di Suriah.

Keamanan tetap menjadi tantangan besar bagi pemerintahan baru. Sekitar 10% populasi Suriah adalah Alawit, yang memiliki peran penting dalam rezim Assad. Meski banyak dari mereka telah menyerahkan senjata sejak Desember, masih ada yang memilih bertahan.

Serangan ini dimulai setelah muncul laporan loyalis Assad menyergap dan membunuh anggota Hayat Tahrir al-Sham—kelompok pemberontak yang memimpin pemberontakan hingga menggulingkan Assad. “Loyalis Assad tidak ada di desa-desa yang mereka serang. (Pria bersenjata ini) membunuh warga biasa di desa-desa itu,” kata Bashir kepada CNN.

Sumber dari pemerintah Suriah mengatakan kepada media pemerintah bahwa telah terjadi “pelanggaran individu” setelah “kerumunan besar yang tidak terorganisir” datang ke daerah tersebut.

Pemerintah Suriah mengatakan kepada CNN pada Sabtu bahwa sedikitnya 150 pasukan keamanannya telah tewas sejak Kamis, sementara 300 lainnya ditangkap dalam bentrokan dengan loyalis Assad. CNN tidak dapat secara independen mengonfirmasi jumlah korban jiwa.

‘Pertempuran untuk Pemurnian’

Beberapa video yang muncul di media sosial menunjukkan konvoi pria bersenjata dalam kendaraan menuju kota Latakia dan Tartous sebelum pecahnya kekerasan. “Ini adalah pertempuran pembebasan. Sekarang ini adalah pertempuran untuk pemurnian (Suriah),” ujar seorang narator dalam video yang memperlihatkan konvoi bersenjata. Tidak jelas kapan tepatnya video tersebut direkam.

“Kepada kaum Alawit, kami akan datang untuk menyembelih kalian dan ayah-ayah kalian,” kata seorang pria dalam seragam militer dengan aksen yang terdengar seperti orang Mesir dalam video yang direkam pada malam hari.

“Semua orang keluar dengan senjata, kami akan menunjukkan kekuatan Sunni kepada kalian.” CNN tidak dapat menentukan lokasi video ini, tetapi video tersebut menunjukkan sejumlah besar kendaraan bersenjata.

Tak lama setelah itu, laporan mengenai tindakan kekerasan brutal mulai bermunculan. Video yang telah diverifikasi CNN menunjukkan puluhan mayat tergeletak di desa Al Mukhtareyah, sementara warga sekitar menangis di dekatnya.

“Ini adalah babi-babi Alawit,” terdengar suara dalam salah satu video sebelum seseorang menembak tubuh yang tampak sudah tak bernyawa di tanah. Tidak diketahui di mana atau kapan penembakan itu terjadi.

Video lain yang beredar di media sosial Suriah menunjukkan seorang pria berseragam militer mengendarai sepeda motor mendekati sebuah rumah, lalu menyuruh penghuninya melihat ke kamera sebelum menembaknya.

“Aku menangkapmu, nakal,” kata si penyerang sambil tertawa. “Kamu masih belum mati? Kamu masih belum mati,” ujarnya sebelum menembak korban lagi.

Dalam video lain, seorang pria berseragam militer meminta seorang tawanan untuk keluar dari sebuah bangunan, lalu menyuruhnya menyalak seperti anjing sebelum akhirnya menembaknya hingga tewas.

CNN tidak dapat memverifikasi dua video terakhir ini, tetapi video-video tersebut adalah bagian dari banyak rekaman yang muncul dalam beberapa hari terakhir dan tampaknya menunjukkan eksekusi di depan kamera.

Serangan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai pemerintahan baru Suriah, yang telah berupaya menjauhkan diri dari masa lalunya yang terkait dengan kelompok jihad.

“Apa yang terjadi dalam tiga bulan terakhir ini setara dengan apa yang dilakukan keluarga Assad kepada kami selama lima dekade. Assad adalah penjahat, dan (penguasa baru) ini juga penjahat,” kata Bashir. (CNN/Z-2)

Read Entire Article
Global Food