
PENELITI Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Dr. Ir. Dewanti, M.S menyambut baik program stimulus ekonomi dari pemerintah tersebut, di antaranya diskon tiket harga pesawat dan diskon tarif tol saat mudik lebaran.
Menurutnya, kebijakan ini akan membuat beban-beban masyarakat berkurang. “Diharapkan dengan adanya stimulus itu tentunya dapat membantu masyarakat yang pengeluarannya cukup banyak untuk mendapatkan akses lebih besar terhadap tarif pesawat maupun juga tarif tol,” terangnya dalam siaran pers dari Humas UGM.
Pada program stimulus tahun sebelumnya, pemerintah telah berhasil melaksanakan stimulus dengan memberikan penambahan fasilitas dan kapasitas transportasi di berbagai jalur, seperti darat, udara, dan juga laut. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan berhasil menyediakan program mudik gratis dengan total 38.772 penumpang dan 2.320 sepeda motor; 88 unit bus dengan 11 rute tujuan dari Jakarta ke kota-kota tujuan seperti Solo, Jogja, Surabaya, dan lainnya; juga adanya penurunan tiket pesawat sampai 10%.
Meski demikian, Dewanti pun menilai bahwa pemerintah harus memperhatikan implikasi-implikasi dari adanya kebijakan ini tak hanya dari sisi positif dan negatifnya, termasuk juga efek-efek domino yang mungkin akan terjadi sebagai akibat dari kebijakan ini. Ia mewanti-wanti pemerintah untuk menyiapkan kemungkinan adanya lonjakan pemudik sampai berkali-kali kali lipat daripada periode Natal dan Tahun Baru.
“Kalau kita cermati itu jumlah angkutan saat lebaran itu lebih banyak, misalnya mungkin tiga kali lipat dari pergerakan Nataru. Nah, ini tentunya perlu antisipasi lebih,” kata dia.
Infrastruktur pendamping
Selain potensi lonjakan jumlah pemudik, pemerintah perlu memikirkan betul-betul infrastruktur pendamping seperti jalan tol, lalu juga fasilitas-fasilitas lain seperti rest area dan juga ruang tunggu yang layak, serta adanya penggunaan angkutan pribadi maupun umum yang nantinya akan dipilih oleh para calon pemudik.
“Harapannya banyak yang mau menggunakan angkutan umum sehingga mengurangi penggunaan angkutan pribadi,” jelasnya.
Diskon tarif tol ini menurut Dewanti bisa memberikan kemungkinan meningkatnya pengguna jalan tol, yang bisa berdampak kepada memadatnya pengguna jalanan biasa saat keluar dari jalan tol. Antisipasi diperkukan untuk menghindari berbagai kemungkinan kemacetan dan juga kecelakaan yang dapat terjadi. Dewanti pun menambahkan bahwa perlu adanya koordinasi pemerintah dengan masyarakat, seperti pihak operator dan juga maskapai dan juga kemerataan dari program ini, dalam artian hanya beberapa daerah atau maskapai saja yang diberlakukan program ini.
“Jangan sampai begini, dengan penurunan itu ada aspek-aspek yang dikorbankan bagi konsumen," kata dia.
Misalnya, jangan sampai nanti misalnya pelayanannya dikurangi atau mungkin juga keselamatannya ini agak berkurang. Padahal, kedua hal tersebut sangat penting.
Selain itu, kemampuan pemerintah menyediakan anggaran juga patut diperhitungkan matang, misalnya dalam memberikan subsidi khususnya untuk angkutan umum.
“Perlu ada suatu perencanaan yang jelas yang matang ya, dan itu perlu diinformasikan ke masyarakat ya, secara luas. Lebih awal itu lebih bagus ya, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan,” pesannya.
Pemerintah sebaiknya membuat kebijakan untuk meminimalisasi macet jelang lebaran. Pemerintah perlu belajar dari pengalaman dalam penanganan mudik lebaran tahun-tahun sebelumnya. Koordinasi pemerintah dengan pihak-pihak terkait dapat melancarkan arus mudik lebaran dan meminimalisir kecelakaan maupun insiden yang parah
Dewanti memuji rencana pemerintah menerapkan WFA (work from anywhere) menjelang libur panjang. Hal tersebut dinilai dapat memecah kepadatan mudik dalam waktu yang lebih panjang. (H-2)