Utang Menggunung, Gen-Z Perlu Melek soal Literasi Keuangan

1 day ago 2
Utang Menggunung, Gen-Z Perlu Melek soal Literasi Keuangan Keramaian orang berbelanja di Jakarta Fair Kemayoran.(Antara)

KAUM generasi Z atau Gen-Z diminta untuk memahami lirerasi keuangan untuk menghindari risiko kerugian finansial di masa depan. Pasalnya, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Agustus 2024 tercatat outstanding pinjaman online (pinjol) mencapai Rp72,03 triliun. Dari total itu, pinjaman perserorangan usia rentan 19-34 tahun mencapai Rp33,5 triliun atau setara dengan 51%.

Data lain dari riset kredit Karma pada 2018 lalu juga ditemukan sebanyak 39% Gen-Z memiliki utang untuk mengikuti tren dalam komunitasnya. Sementara, berdasarkan riset IDN yang bernama Research Institute pada 2019 menyebutkan, alokasi tabungan dari pendapatan pada Gen-Z hanya 10,17%. Ini menekankan bahwa mereka juga minim investasi, meski secara umum mereka dianggap mengerti tentang pengetahuan menabung.

"Pastikan masyarakat memahami jelas apa saja risiko yang ada. Pemikiran yang perlu ditanamkan bukan hanya tentang bagaimana menghasilkan uang, tetapi juga bagaimana mengelolanya dengan tepat dan bijaksana," ujar Co-Founder Tumbuh Makna Benny Sufami dalam keterangan resmi, Jumat (15/11).

Ia menekankan memiliki anggaran atau budgeting yang jelas adalah kunci menuju kebebasan finansial, sekaligus pentingnya pemahaman terhadap investasi. Ia mencatat banyak anak muda yang sering kali mengalami kerugian karena terjebak dalam tren investasi atau pinjaman online (pinjol) tanpa mempertimbangkan risiko yang dihadapi. 

“Banyak yang ikut-ikutan membeli saham atau tergiur dengan pinjaman cepat karena melihat orang lain melakukannya. Padahal, ada risiko berbeda, sehingga penting menyesuaikan dengan profil risiko masing-masing agar terhindar dari kerugian besar," tegasnya.

Menurutnya, keberhasilan finansial tidak datang dalam semalam, melainkan melalui kebiasaan yang dibentuk secara konsisten, seperti menabung, mengelola pengeluaran, dan merencanakan keuangan dengan disiplin. 

"Kebiasaan yang sehat akan menjadi fondasi kuat bagi kestabilan keuangan di masa mendatang,” imbuhnya. 

Sementara itu, Direktur Utama PT Persero Batam Arham S Torik mengingatkan salah satu prinsip dasar dalam pengelolaan keuangan adalah menjaga pengeluaran agar tidak melebihi pemasukan. Masyarakat harus membuat anggaran yang sesuai dengan gaya hidup. 

"Perencanaan ini penting, khususnya untuk Gen-Z, karena hari ini kamu kerjakan, itu akan menentukan masa depan," sebutnya. 

Arham juga menggarisbawahi pentingnya bagi Gen-Z untuk menetapkan anggaran yang realistis yang mencerminkan kebutuhan mereka secara jujur tanpa mengikuti gengsi atau keinginan semata. Katanya, banyak dari Gen-Z mungkin belum memiliki perencanaan yang matang atau biasa disebut besar pasak daripada tiang. 

"Untuk itu, kawan-kawan harus tahu pendapatan bersih, kemudian ukur pendapatan dan menyesuaikan pengeluaran. Jangan terlalu banyak keinginan. Prioritaskan kebutuhan, bukan keinginan," tegasnya.

Selain itu, masyarakat juga diminta membuat dana darurat sebagai perlindungan dari risiko tak terduga dengan membuat rekening terpisah. Hal ini agar dana tersebut tidak tercampur dan sulit nantinya diakses, sehingga bisa dicairkan dengan segera. (J-3)

Read Entire Article
Global Food