SEBAGAI resor sound dan wellness pertama di dunia, Soulshine Bali hadir menjadi sebuah tempat kekuatan transformatif musik, mindfulness, dan pengalaman imersif menjadi hidup.
Tempat yang didirikan oleh musisi, penyair, dan aktivis asal Amerika, Michael Franti, bersama pengusaha, perawat, dan filantropis asal Kanada, Sara Agah Franti, Soulshine Bali menjadi oasis yang penuh kehidupan ketika musik bertemu dengan mindfulness, menciptakan ruang yang penuh energi jiwa dan ketenangan.
"Soulshine Bali bukan hanya sebuah destinasi; ini adalah undangan untuk sejenak menghentikan kesibukan kembali terhubung dengan diri secara mendalam, dan menemukan inspirasi. Sebagai resor sound dan wellness pertama di dunia, kami berdedikasi untuk menciptakan ruang ketika para tamu dapat menemukan kedamaian, kebahagiaan, dan kebebasan untuk menjadi diri mereka yang sejati," ujar General Manager Soulshine, Agus Suananda, dalam keterangan resminya, Senin (28/10).
Dengan 33 kamar yang dirancang dengan sangat teliti, mulai dari hideaway taman yang tenang hingga panorama penthouse suite yang luas, setiap ruang di Soulshine Bali mencerminkan keindahan dan ketenangan khas Bali. Melihat ke depan, Soulshine Bali akan memperluas dengan tujuh kamar baru yang dikenal sebagai The Sanctuary, yang akan diluncurkan pada Februari 2025.
Menatap ke depan, sambung Agus, Soulshine Bali akan memperkenalkan Sunset Deck yang memukau, yang akan dibuka pada bulan November, di mana para tamu dapat menikmati pemandangan matahari terbenam yang memukau di atas lanskap Ubud yang hijau, sambil menikmati minuman segar dan musik live.
"Resor ini juga mengundang para tamu untuk menjelajahi berbagai retret, saat pikiran, tubuh, dan jiwa menyatu dalam harmoni sempurna. Mulai dari Ubud Escape, Reset Retreat hingga Eat, Play, & Love Yourself, serta banyak lagi, setiap pengalaman dirancang untuk membangkitkan dan membarui energi," bebernya.
Di inti dari penawaran ini, lanjutnya, adalah Soulrocker Retreat yang ikonik, sebuah perjalanan transformatif yang dipandu langsung oleh Michael Franti dan Sara Agah Franti. Retret yang diadakan setiap tahun ini, merayakan kebahagiaan dan penemuan diri, membimbing peserta untuk terhubung kembali dengan diri mereka melalui ritme kehidupan dan musik.
Selain itu, Soulshine Bali setiap harinya tidak bosan-bosan menghadirkan beragam kegiatan yang memicu koneksi dan kreativitas. Tahun ini, Soulshine Bali sangat antusias untuk memperdalam akar kreatifnya dengan berkolaborasi bersama Ubud Writers & Readers Festival, acara sastra dan seni terbesar di Asia Tenggara.
"Mulai dari merancang mandala bunga hingga membuat dekorasi anyaman Klangsah, para tamu memiliki kesempatan yang tak terbatas untuk menyelami budaya dan seni Bali. Para tamu juga diundang untuk melakukan tur kebun organik dan menjelajahi barisan herba, sayuran, dan bunga," jelasnya. (J-3)