PROGRAM Semen Gresik Sahabat Petani (SGSP) yang dijalankan oleh anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), yakni PT Semen Gresik, berupaya meningkatkan kesejahteraan petani sekitar Pabrik Rembang, Jawa Tengah.
Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni menjelaskan SGSP merupakan program corporate social responsibility (CSR) yang telah dijalankan oleh PT Semen Gresik sejak November 2021 sebagai wadah pemberdayaan masyarakat yang memberikan pendampingan kepada 361 petani pesanggem atau penggarap lahan hutan di empat desa sekitar operasional Pabrik Rembang, meliputi Desa Tegaldowo, Desa Kajar, Desa Pasucen, dan Desa Timbrangan.
Pendampingan itu meliputi edukasi tentang pertanian dan pengembangan usaha, bantuan bibit, hingga memfasilitasi para petani untuk menggelola lahan milik perusahaan seluas 119,25 hektare (ha).
"SIG berkomitmen untuk terus menghadirkan program-program CSR yang efektif dan berkualitas untuk mengoptimalkan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat," ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (15/11).
Selain lahan garapan bagi petani, PT Semen Gresik juga menyediakan fasilitas Edupark seluas 1,6 ha yang bisa dimanfaatkan oleh para petani sebagai sarana edukasi. Edupark ini berkonsep pertanian dan peternakan terpadu yang terdapat aneka hewan ternak, ikan hingga ragam sayuran seperti bayam, kangkung, sawi, selada, kacang panjang, terong, hingga sereh.
"Ini semua telah dimanfaatkan baik dikonsumsi sendiri maupun dijual,” kata Vita.
PT Semen Gresik, lanjutnya, juga turut berkontribusi dalam peningkatan kelancaran aktivitas ekonomi warga melalui bantuan pembangunan infrastruktur desa. Sejak 2021 perusahaan tersebut telah memberikan bantuan sebesar Rp5,37 miliar untuk pembangunan jalan sepanjang 4,1 kilometer (km) di enam desa. Yakni, di Kabupaten Rembang dan Blora, antara lain Desa Tegaldowo, Desa Kajar, Desa Timbrangan, Desa Pasucen, dan Desa Kadiwono di Kabupaten Rembang, serta Desa Ngampel di Kabupaten Blora.
Selain jalan desa, PT Semen Gresik juga memberikan bantuan pembangunan infrastruktur desa lainnya seperti jembatan, drainase, balai desa, dan dinding penahan sungai.
Menurut Vita bantuan pembangunan infrastruktur desa diharapkan dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi desa, seiring meningkatnya aksesibilitas untuk mobilitas orang dan barang.
“Bantuan infrastruktur desa ini merupakan wujud bakti SIG untuk mengambil peranan dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” imbuhnya.
Sukardi, 40, salah satu petani pesanggem dari Desa Kajar yang berhasil bangkit dari himpitan ekonomi dan meraup pendapatan tambahan dari hasil bertani setelah bergabung dalam program SGSP. Ia menyebut program SGSP membantu peningkatan ekonomi petani lokal karena selama ini mereka menghadapi kendala keterbatasan lahan.
”Lahan saya sendiri itu luasnya tidak sampai 1 ha. Mayoritas saya tanami jagung dan sisanya ditanami padi di bagian yang banyak airnya. Dalam setahun saya bisa dua kali panen. Hasil panen padi untuk dikonsumsi sendiri karena jumlahnya juga tidak banyak," ucapnya.
Berawal dari informasi rekan sesama petani, Sukardi bergabung menjadi mitra PT Semen Gresik melalui program SGSP pada akhir tahun 2022 sehingga mendapat pinjaman lahan untuk menanam jagung. Selain difasilitasi lahan, Sukardi juga diberikan edukasi tentang pertanian dan bantuan bibit, serta berkesempatan untuk studi banding ke lahan pertanian di Ecopark Kambangsemi milik SIG Pabrik Tuban.
”Alhamdulillah, pendapatan saya sudah terbilang naik. Awalnya untuk sekali panen di lahan sendiri rata-rata dapat 7 kuintal, tapi sekarang ditambah lahan pabrik yang saya kelola, hasil panen bisa mencapai 1,5 ton sekali panen. Tambahan uang ini saya gunakan untuk kebutuhan keluarga dan pendidikan anak," pungkasnya. (J-3)