TANGGAL 12 November ialah Hari Kesehatan Nasional, yang tentunya merupakan salah satu momentum penting untuk upaya peningkatan derajat kesehatan bangsa kita. Ini amat sejalan dengan program kesehatan yang akan dilaksanakan Kabinet Merah Putih di bawah pimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Selama ini, kita sudah mendengar berbagai rencana program kesehatan pemerintah kita sekarang ini. Bersama ini disampaikan beberapa usul dan pandangan tentang berbagai program kesehatan dalam lima tahun ke depan.
Tuberkulosis
Salah satu masalah kesehatan yang berulang kali disampaikan Presiden Prabowo ialah tentang pengendalian tuberkulosis (Tb) dan bahkan sudah disebutkan targetnya pula. Kita ketahui bahwa Indonesia ialah penyumbang kasus Tb terbanyak kedua di dunia dan setiap jamnya ada setidaknya 15 orang meninggal akibat Tb di negara kita.
Setidaknya, ada lima hal yang perlu dilakukan untuk mengendalikan Tb di Indonesia. Pertama, Tb perlu jadi salah satu prioritas nasional. Artinya ada komitmen politik, komitmen anggaran, komitmen kebijakan (lintas sektor), dan komitmen pengelolaan (governance). Kita amat bersyukur bahwa Presiden Prabowo sudah memberikan komitmen politiknya untuk pengendalian tuberkulosis di negara kita. Dalam berita media massa bahkan juga sudah disebutkan komitmen peningkatan anggarannya yang sangat bermakna pula.
Kita mengharapkan kuatnya komitmen pimpinan negara kita ini perlu juga diikuti komitmen lintas sektor yang terkait, baik di pusat maupun di daerah. Yang juga amat penting ialah komitmen pengelolaan dan akan amat baik kalau kedudukan unit yang menangani Tb ditingkatkan, dari tiga level di bawah menteri kesehatan menjadi baik langsung di bawah menteri, atau di bawah menteri koordinator atau bahkan mungkin langsung di bawah Kantor Kepresidenan.
Hal kedua, tentu deteksi jadi hal amat penting, yang terdiri dari tiga hal. Pertama, deteksi kasus penyakit Tn, mereka yang jelas sudah sakit, kedua deteksi kontak yang mungkin sudah tertular dari pasien, dan ketiga deteksi Tb laten, yaitu mereka yang sudah pernah kemasukan kuman Tb, tapi tidak/belum sakit.
Ketiga, penemuan kasus harus berjalan bersama dengan pengobatannya. Tentu tidaklah bermanfaat kalau kasus hanya ditemukan, tapi tidak diobati dan ditangani secara tuntas. Pengobatannya ada beberapa macam, seperti OAT (obat anti-Tb) untuk kasus sensitif, OAT untuk yang resisten, baik monoresisten, MDR, XDR, maupun TDR.
Keempat, berbagai penyakit dan masalah kesehatan yang mungkin berhubungan dengan Tb perlu ditangani juga, seperti HIV/AIDS, diabetes melitus, dan kebiasaan merokok. Penanganannya tidak hanya akan memperbaiki masalah Tb, tetapi juga mengendalikan berbagai masalah kesehatan itu.
Dalam hal itu, rencana skrining kesehatan yang juga jadi prioritas pemerintah kini sudah disebutkan akan meliputi skrining tuberkulosis. Akan baik kalau skrining itu juga mencakup berbagai masalah kesehatan yang terkait Tb dan bahkan juga skrining berbagai masalah kesehatan paru lainnya, seperti kanker paru dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Kelima, ada cukup banyak aspek social determinant of health yang berpengaruh pada Tb, mulai asupan gizi, rumah sehat, stigma dan pekerjaan, hingga kemudahan mendapat akses pelayanan kesehatan (pada Minggu misalnya), yang semuanya harus ditangani dengan baik.
Makan siang
Salah satu rencana kegiatan yang banyak mendapat perhatian publik ialah penyediaan makan siang gratis bagi puluhan juta warga kita. Tentu makan siang akan sangat bermanfaat. Kita amat berharap agar pelaksanaannya tentunya sesuai dengan prinsip gizi seimbang, atau yang populer dengan istilah 'isi piringku', dengan porsi makanan terdiri atas makanan pokok karbohidrat, lauk pauk, sayuran, dan buah-buahan. Ada juga yang membagi masing-masing sepertiga karbohidrat, sepertiga protein hewani atau nabati, dan sepertiga sayur dan buah-buahan.
Setidaknya, ada tiga peran makan siang yang baik. Pertama, untuk menjamin kecukupan gizi, kedua sebagai sumber energi untuk sekolah dan beraktivitas, serta ketiga untuk mengatasi dan menghindari berbagai penyakit dan masalah kesehatan.
Selain jaminan kandungan gizi dan aspek rasa makanannya, serta mungkin pula sedikit banyak tentang estetikanya, satu hal yang amat perlu dapat perhatian ialah aspek kebersihan dan higienitasnya. Karena itu gerakan amat masif untuk seluruh negeri, harus betul-betul dijaga agar jangan sampai terjadi masalah gangguan saluran cerna (apalagi keracunan makanan dan/atau penyakit) pada masyarakat yang mengkonsumsinya. Semoga program itu sukses dan memberikan manfaat besar bagi derajat kesehatan anak bangsa kita.
Rumah sakit
Kita ketahui bahwa dalam program pemerintahan Prabowo disebutkan tentang RS berkualitas, termasuk di seluruh kabupaten di negara kita. Dalam hal itu perlu juga disampaikan bahwa RS jelas harus mampu mengantisipasi kemungkinan krisis kesehatan pada masa datang, mulai kepekaan (alertness) tentang kemungkinan penyakit yang mewabah, kesiapan seluruh sumber daya RS dalam menghadapi krisis, dan akan baik kalau sejak sekarang dibuat hospital emergency disaster plan.
Juga perlu dilakukan kegiatan out of the box untuk makin meningkatkan pelayanan kesehatan RS. Beberapa yang mungkin ialah pelayanan melalui bangsal maya (virtual ward), yaitu pasien dirawat di rumah sendiri seakan-akan seperti di bangsal perawatan RS, diawasi petugas kesehatan setempat, dan selalu dalam kontak dengan para ahli di RS, lewat telepon, atau video, atau cara elektronik lainnya). Untuk itu, ada misalnya konsep RS tanpa dinding (hospital without wall) yang perlu mulai dikembangluaskan RS di negara kita.
Di sisi lain, akan baik agar RS tidak hanya melayani orang yang sudah jatuh sakit, tetapi juga orang yang masih sehat dan ingin tetap sehat. Untuk itu, saya usulkan agar tersedia wing sehat di RS. Sekarang, kan, orang datang ke RS kalau sudah sakit dan di RS ada VIP wing, wing pelayanan penyakit khusus, dan lain-lain. Karena itu, akan baik kalau RS menyediakan tempat dan waktu khusus untuk melayani orang sehat yang bisa datang ke RS utk konsultasi menjaga diri mereka tetap sehat.
Perlu diproritaskan
Sebagai penutup, diusulkan empat prioritas kesehatan yang penting. Pertama, menjaga masyarakat sehat menjadi tetap sehat, itu amat penting. Itu bentuk nyata kegiatan promotif preventif yang harus dilaksanakan dengan konsisten. Tentu itu sejalan dengan pengobatan bagi mereka yang sudah jatuh sakit pula.
Kedua, kesehatan perlu menjadi 'milik' publik, tidak cukup hanya 'partisipasi' masyarakat. Jadi, rakyat kita perlu memberi prioritas tinggi untuk kesehatan dalam kehidupan sehari-hari karena semua kita menyadari health is not everything, but without health, everything is nothing.
Ketiga, kesehatan tidak mungkin hanya ditangani sektor kesehatan. Keterlibatan aktif lintas sektor merupakan kunci utama keberhasilan program kesehatan bangsa.
Keempat, untuk di dalam sektor kesehatan, tenaga kesehatan merupakan aset utama, tentu dilengkapi dengan fasilitas, sarana, dan prasarananya. Nah, untuk tenaga kesehatan itu, mutu dan ketersediaannya harus ada bukan hanya di tingkat RS di kota, melainkan yang juga amat penting ialah ketersediaan di pelayanan kesehatan primer di lapangan.
Perlu disadari bahwa sama pentingnya tersedia RS tingkat internasional di kota besar, dengan jaminan air bersih dan jamban di desa. Sama pentingnya adanya dokter spesialis yang amat mahir dalam subspesialis tertentu, sama pentingnya dengan adanya penyuluh kesehatan masyarakat, tenaga gizi, dan tenaga sanitasi di desa, misalnya.
Selamat Hari Kesehatan Nasional 2024. Semoga derajat kesehatan bangsa Indonesia dapat terus meningkat menuju Indonesia emas 2045.