BADAN Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta memperkirakan, luas panen padi di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 97,47 ribu hektare yang berarti turun 8,23 ribu hektare atau 7,78% dibandingkan dengan luasan panen pada tahun sebelumnya, 2023 yang seluas 105,69 ribu hektare.
Kepala Badan Pusat Statistik DIY Herum Fajarwati, Rabu (6/11) mengatakan dengan luasan yang turun, maka diperkirakan pula produksi padi 2024 diperkirakan 353,27 ribu ton GKG (Gabah Kering Giling). Produksi padi 2024 ini, katanya juga lebih rendah dibanding tahun 2023 yang mencapai 534,11 ribu ton. "Produksi padi DIY pada 2024 ini turun 79,84 ribu ton dibading tahun sebelumnya 2023 sebesar 534,11 ribu ton," kata Herum.
Turunnya produksi padi, imbuhnya juga berdampak pada produksi beras. Produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 258,04 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 45,35 ribu ton atau 14,95% dibandingkan produksi beras di 2023 yang sebesar 303,39 ribu ton.
Lebih lanjut Herum Fajarwati menungkapkan berdasar hasil survei KSA (Kerangka Sampel Area) puncak panen padi pada 2024 berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu terjadi pada bulan April, dengan luas panen mencapai 30,81 ribu hektare.
Sedangkan puncak panen padi pada 2023 terjadi pada Februari dengan luas panen mencapai 26,52 ribu hektare. Dia menjelaskan, realisasi panen padi sepanjang Januari?September 2024 sebesar 89,40 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 7,61 ribu hektare (7,84%) dibandingkan Januari?September 2023 yang mencapai 97,01 ribu hektare. Sementara itu, potensi luas panen padi pada Oktober?Desember 2024 diperkirakan sekitar 8,07 ribu hektare.
Dengan demikian, katanya, total luas panen padi pada 2024 diperkirakan sebesar 97,47 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 8,23 ribu hektare (7,78%) dibandingkan luas panen padi pada 2023 yang sebesar 105,69 ribu hektare.
Untuk Januari - September, produksi padi di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 411,07 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sekitar 76,78 ribu ton GKG (15,74%) dibandingkan Januari?September 2023 yang sebesar 487,86 ribu ton GKG. Sementara itu, berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei KSA September 2024, potensi produksi padi sepanjang Oktober?Desember 2024 ialah sebesar 43,20 ribu ton GKG.
Dari lima kabupaten/kota se DIY, ujarnya, tiga kabupaten yang menjadi produsen dengan total produksi GKG tertinggi adalah Gunungkidul, Bantul dan Sleman. "Kabupaten Kulonprogo dan Kota Yogyakarta produksinya rendah," katanya.
Herum Fajarwati selanjutnya mengungkapkan, jika produksi padi itu dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari-September 2024 diperkirakan setara dengan 233,50 ribu ton beras atau turun 15,74% dibandingkan kurun yang sama tahun sebelumnya. (H-2)