KEPALA Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Bagas Windaryatno menyampaikan tujuan pompanisasi dan irigasi perpompaan adalah meningkatkan ketersediaan air agar budidaya pertanian berjalan dengan lancar.
Ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai swasembada pangan. “Dengan tersedianya air, sudah berhasil meningkatkan Indeks Pertanaman (IP). Yang awalnya 2 kali dalam setahun, bisa ditingkatkan menjadi 3 kali dalam setahun,” kata Bagas dalam keterangannya, Jumat (15/11).
Hal itu ia sampaikan terkait dengan kunjungan Komisi IV DPR RI yang meninjau lokasi pompanisasi pada Rabu (13/11/2024). Lokasi pompanisasi ada di Desa Mojorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto bersama dengan 17 anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi sektor pertanian, kehutanan, dan kelautan meninjau sejauh mana program pompanisasi dalam meningkatkan produktivitas lahan pertanian.
Dalam kesempatan itu, Titiek mengatakan program pompanisasi Kementerian Pertanian sangat bermanfaat bagi masyarakat di Sukoharjo. “Alhamdulillah. Program pompanisasi sangat membantu masyarakat di Sukoharjo. Yang tadinya tanam sekali, jadi 3 kali,” katanya.
Ia mendorong perlunya peningkatan produksi melalui optimalisasi lahan dan peningkatan indeks pertanaman padi. Titiek juga mengingatkan pentingnya ketersediaan air sebagai salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan produksi padi.
“Untuk memastikan pasokan air yang cukup maka diperlukan pengelolaan air yang baik melalui infrastruktur irigasi dengan memaksimalkan penggunaan pompa air. Salah satunya dengan program pompanisasi.” katanya.
Lebih jauh ia mengatakan, kehadiran Komisi IV sangat relevan mengingat pada bulan Agustus 2024, Kabupaten Sukoharjo meraih penghargaan sebagai kabupaten dengan produktivitas tertinggi kedua nasional dari Kementerian Pertanian
Pj. Bupati Sukoharjo, Agus Santosa, menyebut Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu penyangga pangan di Jawa Tengah, meskipun mempunyai luas wilayah terkecil kedua setelah Kabupaten Kudus.
“Pada Tahun 2023, realisasi produktivitas padi di angka 70,27 kwintal/ hektar. Dan produksi padi mencapai 348.736 ton. Sedangkan sampai dengan Oktober 2024, realisasi produktivitas padi mencapai 71,30 kw/ hektare,“ papar Agus.
Hadir mewakili Kementerian Pertanian, Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian Fadjry Djufry. Ia mengatakan siap mendukung peningkatan produktivitas pertanian melalui penyediaan sarana dan prasarana pertanian.
Di kesempatan terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyatakan pihaknya siap turun ke lapangan untuk mendukung percepatan swasembada pangan, khususnya beras. (Ant/P-3)