INDONESIA dikenal sebagai negeri yang kaya akan keberagaman budaya dan seni. Salah satu warisan budaya yang telah diakui dunia adalah wayang, sebuah bentuk seni pertunjukan yang tidak hanya memukau dengan keindahannya, tetapi juga sarat dengan nilai filosofis dan pendidikan. Wayang tidak hanya ada di Pulau Jawa, tetapi juga tersebar di berbagai daerah dengan karakteristik yang unik, mencerminkan keragaman budaya Indonesia. Setiap jenis wayang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi bahan, bentuk, maupun fungsinya.
Wayang telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Selain sebagai hiburan, wayang juga berfungsi sebagai media edukasi untuk menyampaikan pesan moral, nilai-nilai kehidupan, dan ajaran-ajaran agama. Bahkan, di beberapa daerah, wayang juga digunakan untuk upacara adat atau kegiatan keagamaan.
Dilansir dari Ditjen Vokasi Ada banyak jenis wayang yang ada di Indonesia, tetapi kali ini kita akan mengenal lima di antaranya yang masih berkembang hingga saat ini. Junende Rahmawati, Ketua Program Studi Kriya Kulit Akademi Komunitas Negeri (AKN) Seni dan Budaya Yogyakarta, memberikan wawasan tentang lima jenis wayang yang banyak dijumpai di nusantara.
1. Wayang Kulit
Wayang kulit adalah salah satu jenis wayang yang paling populer, terutama di Pulau Jawa dan Bali. Wayang ini terbuat dari kulit binatang, seperti kulit kambing, sapi, dan kerbau, yang telah diproses dan dipahat dengan teliti hingga menjadi bentuk tokoh pewayangan yang ikonik. Biasanya, ukuran wayang kulit mencapai 50x30 cm, dengan detail yang sangat halus pada setiap tokohnya.
Keistimewaan dari wayang kulit adalah cara penyajiannya. Biasanya, wayang ini dimainkan dengan cara diproyeksikan ke layar putih di belakang dalang yang duduk di depan. Meskipun tampak sederhana, pementasan wayang kulit sangat memukau karena setiap gerakan wayang yang ditampilkan memiliki makna tersendiri. Selain itu, cerita yang dibawakan biasanya berkisar pada kisah-kisah epik dari cerita Mahabharata atau Ramayana, yang dipenuhi dengan pesan moral dan ajaran hidup.
2. Wayang Golek
Berbeda dengan wayang kulit yang bersifat datar, wayang golek adalah wayang tiga dimensi yang terbuat dari kayu. Jenis wayang ini sangat populer di daerah Jawa Barat, terutama di kalangan masyarakat Sunda. Wayang golek dibuat dengan mengukir kayu, biasanya menggunakan kayu albasiah, dan setiap tokoh memiliki ciri khas yang berbeda-beda, baik dari segi bentuk maupun warna.
Warna pada wayang golek bukan hanya sekadar hiasan, tetapi juga memiliki makna simbolis. Seperti yang dijelaskan oleh Junende, warna biru dan hitam menggambarkan kedewasaan, ketentraman, dan rohani. Warna merah menggambarkan kekuatan atau kemarahan, sementara warna emas melambangkan kaum bangsawan, dan putih menggambarkan kemurnian serta tata krama. Wayang golek biasanya dimainkan dalam pertunjukan yang berisi cerita-cerita tradisional yang sarat dengan nilai-nilai budaya Sunda.
3. Wayang Beber
Wayang beber adalah salah satu jenis wayang tertua di Indonesia. Dibuat dari kulit, wayang beber disajikan dengan cara yang sangat berbeda dari jenis wayang lainnya. Dalam pertunjukannya, wayang beber memanfaatkan gambar-gambar yang dibentangkan di depan penonton. Setiap gambar tersebut menceritakan sebuah lakon atau kisah tertentu.Wayang beber memiliki sejarah yang panjang dan diyakini berasal dari daerah Pacitan, Jawa Timur, dan Gunungkidul, Yogyakarta.
4. Wayang Suket
Jika sebagian besar wayang terbuat dari bahan yang lebih keras seperti kulit atau kayu, wayang suket hadir dengan bahan yang jauh lebih alami rumput. Wayang suket terbuat dari rumput kasuran yang dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk tokoh-tokoh pewayangan yang khas.
Pembuatan wayang suket memerlukan keahlian khusus, karena prosesnya melibatkan empat teknik anyaman yang berbeda, yaitu anyaman sarang lebah, gedheg untuk bagian tangan, kalabangan untuk bagian kepala, dan tikaran untuk bagian belakang kepala. Meskipun terlihat sederhana, cara pembuatan wayang suket menunjukkan kreativitas tinggi dari para pengrajin dan juga menggambarkan betapa dekatnya budaya Indonesia dengan alam sekitarnya.
5. Wayang Gedog
Wayang gedog adalah jenis wayang madya yang berasal dari daerah Kediri dan sekitarnya. Wayang gedog memiliki ciri khas yang sangat kuat dalam hal cerita dan musik. Cerita yang dibawakan dalam wayang gedog biasanya bersumber dari Serat Panji, yang mengisahkan petualangan tokoh utama, Panji Inukertapati, yang berusaha menemukan istrinya, Dewi Sekartaji.
Apa yang membedakan wayang gedog dari jenis wayang lainnya adalah penggunaan alat musik tertentu, seperti tekes (gendang), keris, dan rapèkan, yang menciptakan suasana yang sangat khas. Wayang gedog juga dikenal dengan gending dan sulukan bernada laras pelog yang memancarkan kesan mendalam dan penuh makna.
Kelima jenis wayang yang telah disebutkan ini hanyalah sebagian kecil dari kekayaan seni wayang di Indonesia. Setiap jenis wayang memiliki keunikan dan daya tariknya masing-masing, yang mengandung nilai-nilai budaya, moral, serta pesan kehidupan yang relevan dengan masyarakatnya. Untuk itu, mengenal dan mempelajari wayang tidak hanya memperkaya wawasan kita tentang kebudayaan Indonesia, tetapi juga membantu kita memahami makna di balik cerita-cerita yang disampaikan lewat pertunjukan tersebut. (NA) (Z-12)