ANGGOTA Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Betty Epsilon Idroos mengatakan pihaknya telah mempersiapkan berbagai fasilitas teknis untuk memudahkan proses rekapitulasi suara pada Pilkada Serentak 20204, terutama di berbagai wilayah 3T.
“Kemarin saya baru ngecek di Papua Pegunungan dan Papua Tengah yang memang banyak sekali blank spot di sana. KPU daerah terutama yang tidak memiliki jaringan kami akan konsentrasi pada Sirekap offline, baik yang mobile maupun yang web,” katanya di Gedung KPU RI pada Kamis (7/10).
Betty menjelaskan bahwa Sirekap mobile yang tak harus terhubung dengan internet dikhususkan untuk wilayah-wilayah terluar, terjauh dan tertinggal yang jauh dari akses jaringan internet.
“Jadi khusus untuk Sirekap offline itu digunakan kalau tidak ada internet, jadi apa yang harus dilakukan itu sudah ada,” jelasnya.
Salah satu provinsi yang akan dimaksimalkan dalam penggunaan mobile Sirekap tanpa jaringan internet adalah Papua.
“Memang tantangan penggunaan ini terlebih ada pada wilayah (Papua) yang menggunakan noken. Ketika noken harus disadur ke C4 hasil, maka kami minta komitmen KPU provinsi di sana agar form hasil ini dapat terdokumentasi dan kemudian bisa masuk ke dalam server kita,” jelasnya.
Untuk menjamin agar server Sirekap tidak mengalami penurunan atau down saat digunakan, Betty menekankan bahwa pihaknya sudah menjalin kerjasama keamanan cyber dengan berbagai lembaga seperti BSSN hingga Kepolisian.
“Waktu pemilu 2024 memang ada serangan, tetapi tentu kita akan berupaya karena dibantu oleh banyak orang dan instansi terutama BSSN dan kepolisian. Tapi secara server kemarin proses upload dan download-nya sangat baik,” imbuhnya.
Betty juga mengklaim bahwa Sirekap yang dikembangkan oleh Pusdatin atas masukan berbagai akademisi ini akan lebih menjamin transparansi dan akurasi sistem pelaksanaan rekapitulasi pemungutan suara.
“Jadi yang sekarang berdasarkan hasil uji coba di beberapa tempat, beberapa kali itu tingkat resisinya semakin membaik. Mudah-mudahan ini lancar dan memang target kami adalah hasil ini dapat terpublikasi semua dari 400 ribuan TPS,” ujarnya.
Betty berharap dengan adanya pembaharuan dan perbaikan sistem Sirekap, para petugas pada lembaga pilkada ad hoc di lapangan dapat menjalankan tugasnya lebih mudah. Dikatakan bahwa proses upload data pada rekapitulasi Pilkada jauh lebih sedikit jika dibandingkan Pemilu 2024.
“Memang yang diunggah nanti lebih sedikit dari pemilu kemarin, sebanyak-banyaknya formulir hanya 8 yang difoto. Masing-masing 4 untuk gubernur, 4 untuk walikota atau bupati. Kalau untuk pemilu kemarin kan ada sekitar 80 halaman yang akan difoto,” tandasnya. (H-2)