Kenali Tumor Hipofisis: Gejala, Risiko, dan Pencegahannya

1 week ago 2
 Gejala, Risiko, dan Pencegahannya Ilustrasi tumor hipofisis.(Dok. Freepik)

TUMOR hipofisis adalah pertumbuhan abnormal pada kelenjar pituitari yang dapat mengganggu fungsi organ dan berbagai proses alami tubuh. Kelenjar pituitari terlibat dalam begitu banyak proses penting dalam tubuh serta mempengaruhi fungsi organ dan kelenjar lain, seperti organ reproduksi, kelenjar tiroid, dan kelenjar adrenal. Oleh karena itu, gangguan pada kelenjar hipofisis dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Siapa yang bisa terkena tumor hipofisis ?

Tumor hipofisis dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi lebih umum pada orang berusia 30 atau 40 tahun. Namun, perempuan cenderung lebih rentan dibandingkan pria karena dipengaruhi oleh faktor hormonal.

Gejala Tumor Hipofisis

Gejala yang disebabkan oleh tekanan dari tumor pituitari yang lebih besar dapat meliputi:
•    Gangguan penglihatan
•    Mual dan muntah.
•    Sakit kepala.
•    Masalah dengan indra penciuman.
•    Disfungsi seksual, seperti impotensi dan libido rendah.
•    Siklus menstruasi tidak normal.
•    Sering buang air kecil.
•    Berat badan yang tidak stabil.

Tumor kelenjar hipofisis bisa berdampak pada produksi hormon berlebihan, Kondisi ini dapat memicu beragam gangguan kesehatan, seperti:

1. Sindrom Cushing

Sindrom ini muncul akibat produksi hormon kortisol yang berlebihan oleh tubuh, yang dapat menyebabkan berbagai masalah seperti hipertensi, peningkatan kadar gula darah, akumulasi lemak, munculnya jerawat, mudah memar, serta gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi.

2. Akromegali

Akromegali disebabkan oleh produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan akibat adanya tumor di kelenjar hipofisis. Gejala yang muncul termasuk pembesaran ukuran tangan dan kaki, nyeri pada sendi dan otot, peningkatan keringat, masalah jantung, serta pertumbuhan rambut tubuh yang berlebihan. Pada anak-anak, kondisi ini dapat menyebabkan gigantisme, yaitu pertumbuhan yang berlebihan.

3. Prolaktinoma

Tumor pada kelenjar hipofisis dapat menyebabkan peningkatan hormon prolaktin, yang berdampak pada penurunan hormon seksual pada pria dan wanita. Pada wanita, prolaktinoma dapat mengganggu siklus menstruasi, bahkan menghentikannya. Sementara pada pria, kelebihan prolaktin dapat menyebabkan disfungsi ereksi, pembesaran payudara, dan penurunan jumlah sperma.

4. Tirotoksikosis

Tumor hipofisis yang memproduksi hormon TSH secara berlebihan dapat merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroksin dalam jumlah yang berlebihan, yang dikenal sebagai tirotoksikosis. Gejala yang muncul meliputi penurunan berat badan, keringat berlebih, detak jantung yang tidak teratur, frekuensi buang air besar yang meningkat, serta kecemasan.

Pencegahan Tumor Hipofisis

Tidak ada cara yang sepenuhnya bisa mencegah tumor pada kelenjar pituitari. Meski begitu, gaya hidup sehat seperti di bawah ini mungkin dapat membantu menurunkan risikonya.
•    Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
•    Mencukupi waktu tidur selama 7–9 jam setiap malam.
•    Tetap aktif bergerak dan berolahraga secara rutin minimal 30 menit setiap hari.
•    Kendalikan tekanan darah dan gula darah agar tetap stabil.
 
 
(Kemenkes, clevelandclinic/Z-9)

Read Entire Article
Global Food