Dengan Keriangan, Polda Jambi Beri Pendidikan pada Generasi Muda Suku Anak Dalam
PRIA setengah baya itu tidak berhenti menyunggingkan senyum. Bertopi dan menggenakan kemeja batik yang ditutupi jaket biru terbilang butut, Jumat siang itu (15/11), ia bersuka cita dan haru melihat seorang polisi wanita (polwan) berhijab penuh kasih sayang mengedukasi belasan anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) usia sekolah dengan pelajaran membaca, menulis dan berhitung (calistung).
Pria itu bernama Temenggung Kutar. Kutar adalah pimpinan (temenggung) dari puluhan kepala keluarga warga SAD yang berkelompok dan sudah tinggal menetap di Dusun Johor Baru, Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
“Aku berterima kasih, permukiman kami hari ini dikunjungi oleh Bapak-Bapak Polisi dan Ibu Polisi dari Polsek Bajubang. Dengan kasih dan sayang, anak ponakan dan cucu kami diajari membaca, menulis dan berhitung yang boleh dikatokan sulit didapat. Dusun kami jauh dari pusat desa,” ujar Kutar dengan ekspresi gembira.
Menarik perhatian, dari beberapa anggota kepolisian yang mengajar anak anak SAD yang bermukim di sela-sela perkebunan kelapa sawit di Dusun Johor Baru, Jumat itu, ada seorang polisi wanita yang juga berasal dari keluarga salah kelompok SAD.
Polwan berparas cantik dan semampai itu bernama Nia Kurnia dengan pangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda). Nia bertugas sebagai Bintara Unit Binmas Polsek Bajubang, Polres Batanghari. Sosok Polwan yang memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat SAD, terbilang salah satu personel yang diandalkan Kapolres Batanghari Ajun Komisaris Besar Singgih Hermawan untuk mendukung sukses Program Polisi Mengajar. Khususnya untuk komunitas SAD di wilayah Kabupaten Batanghari.
“Melalui perannya, anak-anak SAD yang notabene merupakan bagian dari generasi penerus bangsa, bisa mendapatkan sentuhan pendidikan yang baik,” ujar Singgih.
Sementara itu Kapolsek Bajubang Iptu Muhammad Alzoeby Erbakan yang juga aktif mengedukasi anak-anak SAD melalui pembelajaran di alam terbuka itu, melaporkan, Program Polisi Mengajar dilaksanakan tiga kali dalam sepekan. Bergilir ke beberapa permukiman SAD yang tersebar di Kecamatan Bajubang yang merupakan daerah terluar, dekat perbatasan Jambi dengan Provinsi Sumatra Selatan.
Alzoeby Erbakan mengaku sejauh ini program Polisi Mengajar yang menyasar anak-anak SAD di wilayah kerjanya tidak ada kendala yang berarti.
“Alhamdulillah, lancar-lancar saja. Begitu juga untuk berkomunikasi, tidak menjadi hambatan. Para orangtua dan anak-anak SAD di wilayah Bajubang rata-rata mengerti berbahasa Indonesia,” beber kapolsek berwajah tampan itu.
Selain memberikan pembelajaran calistung kepada anak-anak SAD, Ia bersama tim Polisi Mengajar juga memberikan motivasi tentang pentingya pendidikan kepada para SAD berusia dewasa dan lanjut usia.
“Mereka merespons positif. Mereka juga bersemangat, bahkan beberapa dari orangtua SAD saat kegiatan edukasi, meminta untuk ikut belajar juga!” ungkap Alzoeby. (SL/J-3)