BADAN Amil Zakat Nasional (Baznas) RI dan Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan (PSP3) Institut Pertanian Bogor (IPB) University merekrut para santri terpilih dari berbagai wilayah di Indonesia dilatih menjadi wirausaha pada sektor pertanian. Saat ini, puluhan santri tersebut tengah mengikuti Bootcamp Santripreneur Baznas Kompetisi di Vila Darunnajah Desa Kawungluwuk Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Deputi Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas RI, Imdadun Rahmat, mengatakan kegiatan dengan tema optimalisasi peran santri dalam kewirausahaan pertanian itu merupakan bagian dari program pemberdayaan. Baznas bekerja sama dengan IPB mendorong para santri bisa mengoptimalkan sektor pertanian sebagai usaha.
"Jadi, mereka tak hanya dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan dasar pertanian. Tapi juga selama kegiatan ini mereka diajak ke lapangan, berdiskusi, kemudian diminta memperkuat bussines plan yang sudah dibuat," kata Imdadun di sela kegiatan, Rabu (6/11).
Program tersebut dimulai sejak 2022. Program ini bagian dari penyaluran zakat bersifat produktif.
Program Bootcamp Santripreneur Baznas Kompetisi 2024 dibuka secara umum melalui website IPB bagi seluruh santri atau alumni santri di Indonesia dari Aceh sampai Papua. Hasil verifikasi terdaftar dengan persyaratan tertentu sebanyak 401 orang pendaftar dari seluruh Indonesia.
Berbagai tahapan seleksi dilakukan untuk menjaring para pendaftar. Terjaring 100 orang yang dinilai memenuhi syarat.
Selanjutnya dilakukan pendampingan capacity building mencakup bidang pertanian dan lainnya. Dari jumlah 100 peserta kemudian terseleksi sebanyak 50 orang. Pada akhir kompetisi, akan kembali disaring menjadi 10 orang peserta.
Pada intinya, kata dia, kegiatan santripreneur kompetisi ini lebih mengarahkan para santri bisa menjalankan bisnis yang benar, kemudian dituntut harus bisa mencari pasarnya, serta meningkatkan kualitas produk.
"Kami harapkan ke depan mereka bisa mengembangkan usaha yang dirintis. Sehingga bisa meningkatkan pendapatan. Pada akhirnya mereka bisa lebih cepat sukses," pungkasnya.
Wakil Rektor III IPB University, Prof, Dr, Ernan Rustiadi, menjelaskan IPB mendapat kepercayaan dari Baznas menyelenggarakan bootcamp santripreneur bidang pertanian. Dia menuturkan, saat ini Indonesia mengalami bonus demografi, salah satunya memiliki kelompok tenaga kerja muda yang sangat besar.
"Ini potensial sekali menjadi sumber daya yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat kalau mereka bisa produktif," kata Ernan.
Jadi, kata Ernan, kelompok tenaga muda ini bukan mencari pekerjaan, tapi didorong menciptakan lapangan pekerjaan. Karena itu, program yang bisa menciptakan wirausaha muda sangat diperlukan.
"Termasuk dari para santri. Ini merupakan kombinasi bekal antara sebagai santri dan entrepreneur. Menurut saya merupakan dua sisi positif yang bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan yang ingin lolos dari middle income trap," tegasnya.
Bidang pertanian, kata Ernan, merupakan sektor yang cukup besar menarik minta masyarakat Indonesia. Hampir 35% bidang pekerjaan di Indonesia berasal dari sektor pertanian.
"Tapi tentu bukan pertanian konvensional. Petani sekarang harus petani pengusaha. Jadi sekarang ini harus menciptakan petani yang mengerti peluang bisnis, berinvestasi, dan berkompetisi. Jadi masa depan petani dan sektor pertanian itu harus diisi para petani pengusaha," pungkasnya. (H-2)