BERDASARKAN rilis BPS, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III 2024 tumbuh sebesar 4,93% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya (4,90% yoy).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Dari sisi lapangan usaha (LU) utama, pertumbuhan terutama didorong oleh kinerja LU perdagangan, LU jasa keuangan, dan LU konstruksi.
Konsumsi rumah tangga masih tumbuh tinggi pada triwulan III 2024 sebesar 5,26% (yoy), relatif terjaga dari triwulan sebelumnya (5,28% yoy).
"Pertumbuhan terutama ditopang oleh konsumsi hotel dan restoran sejalan dengan tingginya mobilitas wisatawan nusantara dan mancanegara yang datang ke Jakarta," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta Arlyana Abubakar dalam acara Bincang-Bincang Media di Jakarta, Rabu (6/11).
Adapun investasi juga masih tumbuh baik sebesar 4,27% (yoy), meskipun sedikit melambat dari triwulan sebelumnya (4,66% yoy). Kondisi tersebut didukung oleh tingginya realisasi penanaman modal terutama yang bersumber dari asing (PMA).
Arlyana melanjutkan, kinerja ekspor juga tumbuh tinggi mencapai 13,40% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya (7,06% yoy) yang terutama didorong oleh meningkatnya ekspor barang ke luar negeri, terutama untuk komoditas mesin, alas kaki, dan pakaian.
Selain itu, peningkatan ekspor juga ditopang oleh ekspor jasa seiring peningkatan jumlah wisatawan mancanegara. Demikian pula konsumsi pemerintah tumbuh tinggi sebesar 10,81% (yoy), lebih baik dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi (-5,62% yoy).
Tingginya pertumbuhan konsumsi pemerintah didorong oleh meningkatnya belanja baik belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja bantuan sosial khususnya yang melalui APBN. Konsumsi LNPRT juga tumbuh tinggi sebesar 11,99% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya (9,69%;yoy), seiring dengan tingginya aktivitas partai politik dan organisasi masyarakat jelang kampanye pilkada di Jakarta.
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan III 2024 terutama didorong oleh LU perdagangan yang tumbuh sebesar 7,99% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya (6,87% yoy).
Kondisi tersebut antara lain tercermin dari tingginya indeks penjualan ritel. Selain itu, pertumbuhan juga ditopang LU jasa keuangan yang tumbuh sebesar 6,09% (yoy), sejalan dengan penyaluran kredit di Jakarta yang masih tetap tumbuh tinggi.
LU Konstruksi juga masih tumbuh tinggi sebesar 5,65% (yoy), didorong oleh berlanjutnya proyek strategis Pemerintah dan swasta yang bersifat multitahun. LU utama lainnya yaitu LU industri pengolahan juga tumbuh positif sebesar 1,33% (yoy) ditopang oleh kinerja industri kimia, barang dari logam, dan makanan minuman. LU infokom juga turut menjadi penopang dengan pertumbuhan sebesar 4,27% (yoy), meningkat dari triwulan lalu (4,19%; yoy) yang didorong oleh tingginya penggunaan data dan internet.
"Ke depan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta akan terus memonitor perkembangan berbagai indikator perekonomian baik di tingkat daerah, nasional, maupun global. Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendorong momentum akselerasi pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta di berbagai sektor guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan, serta mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global yang berdaya saing," ucap Arlyana. (J-3)