DNA membentuk gen dan kromosom seseorang, dan memberi informasi tentang susunan genetik janin yang akan terbaca oleh ahli laboratorium. Normalnya, manusia memiliki 46 kromosom yang dikelompokkan dalam 23 pasang. Jika jumlahnya berbeda, maka ada risiko kelainan pada janin. NIPT adalah pemeriksaan yang dapat mendeteksi beberapa kondisi kelainan kromosom sejak usia kehamilan 10 minggu. Tes ini bisa dikatakan sangat sensitif dan dapat mendeteksi anomali kromosom penetu jenis kelamin, di antaranya sindrom Turner dan Klinefelter2.
PT Cordlife Persada menghadirkan layanan Non Invasive Prenatal Testing (NIPT) lokal di Indonesia, lewat peluncuran Laboratorium Diagnostik Molekuler. Laboratorium di Cordlife Persada ini juga akan berperan sebagai pusat atau central hub terkait pemeriksaan NIPT dari anak perusahaan Cordlife di negara lain seperti Malaysia, Hongkong, dan Filipina
Dengan teknologi yang tersedia, semakin mudah pula akses ibu hamil ke layanan penapisan kelainan kromosom, dan segera mengetahui potensi risiko kelainan pada janin seperti trisomi 21 (Down Syndrome), trisomi 18 (Edwards Syndrome), dan trisomi 13 (Patau Syndrome). Skrining ini dilakukan dengan mengambil sampel darah Ibu, yang juga mengandung fragmen DNA dari janin yang dikandungnya.
Proses ini akan dilakukan di laboratorium Cordlife Persada yang baru saja diluncurkan. Melalui keterangannya, Retno Suprihatin, Country Director PT Cordlife Persada mengatakan, ”Peluncuran laboratorium ini sejalan dengan visi Cordlife Group Limited untuk membantu hidup banyak orang lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih baik, serta komitmen untuk mematuhi Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023.”
Retno menjelaskan pentingnya ibu hamil untuk melakukan tes NIPT, untuk melihat apakah janin berisiko mengalami kelainan kromosom. ”Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi potensi gangguan genetik sejak awal kehamilan. Hasil pemeriksaan kelainan kromosom dapat memberikan informasi yang penting kepada orang tua dan tim medis untuk membuat keputusan terbaik terkait perawatan kehamilan dan persiapan kelahiran, serta apa saja hal-hal yang perlu dipelajari calon orang tua yang janinnya mengalami kelainan. Inilah mengapa kami mau berinvestasi besar untuk pengadaan laboratorium kami ini, yang salah satu layanan unggulannya adalah NIPT test,” papar Retno.
Dikatakan Cordlife Group berinvestasi Rp 18 miliar untuk membangun Laboratorium Diagnostik Molekuler pada fasilitas Cordlife Persada ini. Investasi yang digelontorkan ini akan menjadikannya sebagai infrastruktur komprehensif, yang meliputi Laboratorium Penyimpanan Darah Tali Pusat dan Tali Pusat, Laboratorium Medis Patologi Klinis, hingga Laboratorium Diagnostik Molekuler. Lokasinya berada di Jalan Jakarta Pusat dan sudah mulai beroperasi di bulan Oktober 2024.
”Investasi Rp18 M yang digelontorkan ini merupakan bagian dari komitmen kami membangun infrastruktur yang komprehensif. Kami mempersiapkan hal ini untuk mendukung kemandirian kesehatan nasional dengan memastikan pengelolaan sampel biologis sesuai regulasi pemerintah. Undang-undang kesehatan yang terbaru membatasi pengiriman sampel biologis ke luar negeri tanpa izin. Dan kami berkomitmen untuk patuh karena peraturan ini bertujuan untuk memastikan perlindungan sumber daya genetik dan privasi individu Indonesia,” papar Retno lagi.
Dikatakan Cordlife fokus untuk melayani keluarga Indonesia, mulai dari pasar ibu dan anak, hingga seluruh anggota keluarga. Dengan tiga laboratorium yang dimiliki, pihaknya dapat melayani kebutuhan NIPT bagi ibu hamil, penyimpanan darah tali pusat milik bayi, bahkan memeriksa kesehatan bagi seluruh anggota keluarga, hingga yang berusia lanjut.
Ivan Yiu, Group Chief Executive Officer Cordlife Limited, menambahkan, ”Investasi ini bertujuan untuk menghadirkan layanan Non-invasive Prenatal Test (NIPT) lokal pada pasar Indonesia, sehingga diharapkan semakin banyak ibu hamil yang dapat mengakses layanan penapisan kelainan kromosom ini. Namun, tidak hanya itu saja, laboratorium diagnostik molekuler Cordlife Persada juga akan berperan sebagai central hub pemeriksaan NIPT dari anak perusahaan Cordlife di negara-negara lain seperti Malaysia, Hong Kong dan Philippine.”
Intan Widya Sukma, Product Manager Cordlife Persada menambahkan pada prinsipnya, NIPT adalah pemeriksaan skrining untuk memeriksa kelainan kromosom pada janin. Pemeriksaan ini sudah lama diketahui memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Untuk Cordlife NIPT sendiri, mendatangkan peralatan dan teknologi yang paling mutakhir dari generasi terbaru. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk memeriksa sampai dengan 142 kelainan, yang paling dikenal di antaranya adalah Down Syndrome.
Intan menambahkan Cordlife NIPT juga memberikan perlindungan tambahan untuk memberi rasa tenang dan nyaman setelah pemeriksaan NIPT dilakukan. ”Perlindungan tambahan yang diberikan seperti misalnya fasilitas pemeriksaan diagnosis konfirmasi jika hasil tes NIPT dinyatakan berisiko tinggi sebagai lanjutan dari pemeriksaan NIPT,” katanya.
Dalam kaitannya dengan layanan NIPT, Cordlife juga sudah lama bekerja sama dengan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) untuk meningkatkan awareness masyarakat mengenai kelainan kromosom yang paling sering terjadi, yaitu Down Syndrome. Selain itu, melalui kerja sama ini, Cordlife bersama dengan POTADS ingin memberikan dukungan sosial bagi orang tua yang janinnya terdeteksi mengalami Down Syndrome, agar mereka memiliki wadah untuk berbagi pengalaman serta informasi dengan orang tua penyandang Down Syndrome lainnya.(H-2)