Saat Xi Jinping Beri Hadiah Ponsel Xiaomi untuk Presiden Korea di KTT APEC 2025

7 hours ago 4

Selular.id – Presiden China Xi Jinping menunjukkan sisi berbeda dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2025 di Gyeongju, Korea Selatan.

Alih-alih tampil datar dengan stelan jas seperti biasanya, Xi justru menampilkan sisi humoris langka dengan bercanda tentang aktivitas mata-mata saat memberikan hadiah ponsel pintar Xiaomi kepada Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung.

Momen santai tersebut terjadi pada Sabtu (1/11/2025) di sela-sela pertemuan puncak APEC.

Xi dengan gaya santainya menyerahkan dua ponsel Xiaomi berlayar buatan Korea kepada Lee sambil berkelakar, “cek dulu, siapa tahu ada pintu belakang.”

Gurauan yang mengingatkan pada film mata-mata itu langsung menjadi berita hangat di Seoul dan diliput berbagai media internasional termasuk TRT World, Arab News, dan Times of India.

Suasana pertemuan kedua pemimpin negara ini terlihat sangat cair, lebih menyerupai pertemuan dua sahabat lama yang saling bertukar hadiah dibandingkan pertemuan formal kepala negara.

Kunjungan ini juga menjadi kunjungan pertama Xi Jinping ke Korea Selatan dalam lebih dari sepuluh tahun, menandai pembukaan bab baru diplomasi dengan pendekatan yang lebih personal dan humoris.

KTT APEC 2025 yang berlangsung dari 31 Oktober hingga 1 November di Gyeongju ini berfokus pada upaya kolektif mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, tangguh, dan berkelanjutan di kawasan Asia Pasifik.

Para pemimpin dari 21 negara anggota sepakat melawan tren proteksionisme perdagangan global yang meningkat dan berkomitmen memperkuat sistem perdagangan serta investasi terbuka.

Deklarasi Gyeongju dan Masa Depan Digital

KTT APEC 2025 menghasilkan dokumen penting yang berfokus pada masa depan ekonomi digital dan tantangan demografi.

Melalui Deklarasi Gyeongju, para pemimpin mengadopsi Inisiatif Kecerdasan Buatan (AI) APEC dan Kerangka Bersama APEC untuk Menanggapi Perubahan Demografi.

Komitmen ini menunjukkan keseriusan negara-negara anggota dalam memanfaatkan teknologi AI dan inovasi digital untuk pertumbuhan ekonomi.

Dokumen tersebut juga mempersiapkan kebijakan untuk mengatasi pergeseran struktur populasi, termasuk penuaan penduduk, demi memastikan stabilitas dan kemakmuran jangka panjang di kawasan Asia-Pasifik.

Fokus utama lainnya adalah integrasi pasar yang lebih dalam serta memastikan tidak ada negara yang tertinggal secara ekonomi.

Pilihan hadiah ponsel Xiaomi yang diberikan Xi kepada Lee juga menarik perhatian.

Xiaomi dikenal dengan strategi agresifnya yang menawarkan perangkat dengan spesifikasi tinggi namun harga terjangkau, memungkinkannya mendominasi pasar di banyak wilayah.

Keberhasilan Xiaomi mencerminkan perkembangan pesat industri teknologi China yang terus berinovasi.

Industri teknologi China sendiri sedang mengalami transformasi signifikan, seperti terlihat dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

China Balas Sanksi AS dengan Selidiki Nvidia dan Qualcomm menunjukkan bagaimana hubungan geopolitik mempengaruhi perkembangan teknologi.

Sementara itu, China Hentikan Investigasi Antimonopoli Nvidia dan Qualcomm menandai perubahan dalam pendekatan regulasi teknologi.

Dinamika Diplomasi Teknologi

Pertemuan Xi dan Lee terjadi dalam konteks dinamika diplomasi teknologi yang semakin kompleks.

Industri semikonduktor global menjadi arena persaingan strategis, dengan Taiwan sebagai pemain kunci.

Taiwan Tegaskan Tolak Permintaan AS Bagi Produksi Chipset 50:50 menunjukkan bagaimana kepentingan teknologi mempengaruhi hubungan internasional.

Gaya kepemimpinan Xi Jinping dalam bidang teknologi memang telah menunjukkan konsistensi.

Seperti dilaporkan dalam Dampak Kudeta Militer ke Presiden Xi Jinping Terhadap Industri Smartphone, stabilitas politik menjadi faktor penting dalam perkembangan industri teknologi China.

Pendekatan Xi terhadap teknologi selalu strategis dan berorientasi jangka panjang.

Interaksi santai antara Xi dan Lee di KTT APEC 2025 mungkin menandakan pendekatan diplomasi yang lebih personal di tengah ketegangan geopolitik yang terjadi.

Gurauan tentang “pintu belakang” dalam ponsel, meski disampaikan dengan ringan, menyentuh isu keamanan siber yang menjadi perhatian global.

Kehadiran ponsel Xiaomi dalam momen diplomatik ini juga menggarisbawahi peran perusahaan teknologi China dalam diplomasi internasional.

Produk-produk teknologi China tidak hanya menjadi komoditas dagang, tetapi juga alat soft power dalam hubungan antar negara.

KTT APEC 2025 menutup dengan komitmen kuat untuk memperdalam kerja sama ekonomi dan teknologi di kawasan Asia Pasifik.

Sementara momen santai antara Xi Jinping dan Lee Jae-myung memberikan gambaran tentang bagaimana hubungan personal dapat mempengaruhi dinamika diplomasi internasional di era digital.

Read Entire Article
Global Food