KPP Wijoyo Adiningrat.(MI/Widjajadi)
SENTANA darahdalem sepuh Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Pangeran Panji Wijoyo Adiningrat, meminta semua pihak agar menahan diri terkait suksesi pemimpin dinasti Mataram Islam. Hal itu diimbaunya dilakukan hingga minimal 100 hari peringatan wafatnya Sinuhun Pakubuwono XIII.
"Jangan mengulang peristiwa seperti yang terjadi pada suksesi tahun 2004. Jadi saya sebagai sesepuh mengingatkan, jangan nggege mongso (terburu-buru), jaga dan hormati paugeran adat yang ada," kata pangeran sepuh ini kepada Media Indonesia, Kamis (6/11).
Pada bagian lain, Kanjeng Pangeran Panji Wijoyo Adiningrat berdoa dan memohon kepada Tuhan YME, agar pergantian kepemimpinan yang akan terjadi, benar-benar dalam suasana nyaman dan jauh dari perselisihan seperti di tahun 2004.
Dia mendorong, proses alih kepemimpinan dinasti Mataram Islam di Keraton Kasunanan berlangsung sesuai nilai-nilai paugeran adat yang berlaku dalam suasana aman dan nyamanerta teduh, dan dilakukan pasca-100 hari wafatnya PB XIII.
Dia khawatir, jika terjadi penyimpangan terhadap paugeran adat dalam proses regenerasi atau suksesi kepemimpinan, akan terulang perselisihan dan friksi seperti yang terjadi di tahun 2004.
Sentana darah dalem keraton Mataram Islam ini, merupakan sosok yang berani 'pasang badan' menghadapi upaya merebut tahta yang terjadi saat KGPH Hangabehi hendak jumeneng nata (naik tahta) sebagai Sinuhun PB XIII.
Kala itu, salah seorang adiknya yang selisih dua atau tiga orang dari urutan usia yang bernama KGPH Tedjowulan, menjadi 'Raja Kembar' dan menjadi pesaing yang ingin merebut tahta sebagai Sinuhun PB XIII.
"Saat itu karena banyak kerabat dan elemen masyarakat adat (Pakasa) mendukung KGPH Hangabehi, maka dialah yang sah jumeneng nata sebagai Sinuhun PB XIII hingga surutdalem pada 2 November kemarin," imbuh dia.
Lebih jauh dia menegaskan, peran Lembaga Dewan Adat (LDA) yang berisi seluruh putradalem dari Sinuhun PB XII yang berjumlah 35 orang (ayah dari PB XIII) harus berani dan tegas menegakkan paugeran adat, demi keberlanjutan Keraton Kasunanan Surakarta.
Keberadaan LDA yang diketuai Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari atau Gusti Murtiyah itu adalah diketahui dan disetujui pemerintah. Sehingga pemerintah sebaiknya menjaga komitmen, dan bersikap di tengah atau tidak mencampuri persoalan adat dan paugeran yang ada.
"Jadi menurut saya, karena membawa mandat seluruh putradalem PB XII dan seluruh trah darahdalem, harus berani menegakkan. Jangan biarkan dinasti Mataram Islam ini bubar, dan jalan sendiri sendiri," pungkas KPP Wijoyo yang meminta semua pangeran sepuh untuk ikut mengingatkan yang berjalan menyimpang dalam proses suksesi.
Sementara itu terkait KGPH Tedjowulan yang bertindak sebagai caretaker yang menjalankan fungsi sinuhun, hingga terpilihnya Pakubuwono XIV nantinya, Wijoyo mengatakan, harus dilaksanakan sesuai paugeran yang ada, dan bukan untuk kepentingan kelompok.
Pada saat sama, mantan Presiden Joko Widodo menghormati permasalahan internal Keraton Kasunanan, dan berharap kerukunan tetap dijaga, serta persoalan yang ada bisa cepat diselesaikan.
"Itu masalah internal keraton. Saya menghargai apa yang ada di sana. Terpenting tetap jaga kerukunan dan semua bisa cepat terselesaikan," kata Jokowi ketika diminta pendapatnya oleh wartawan terkait suksesi di Keraton Kasunanan, di kediamannya di Sumber, Kamis (6/11).
Dia menegaskan, tidak akan ikut masuk membantu pemikiran soal suksesi pascawafatnya PB XIII. Biarlah jika memang harus ada penengah, hal itu dilakukan pemerintah. (WJ/E-4)

3 hours ago
1
















































