Gaya Hidup Sadar Sampah di Pesantren

4 hours ago 1
Gaya Hidup Sadar Sampah di Pesantren : Sejumlah santri Pondok Pesantren Tahfidz Al Musthofa Tebuireng 16 mengumpulkan sampah plastik saat program Sodaqoh Alam memperingati Hari Bumi 2024 di Sungai Simangut, Wadas, Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah Minggu (28/4/2024).(ANTARA/ANIS EFIZUDIN)

MENTERI Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq mengatakan peran pesantren sangat tepat untuk mencetak santri yang memiliki gaya hidup berwawasan lingkungan.

"Pondok pesantren memiliki peran besar dalam membentuk karakter santri yang berwawasan lingkungan. Kami berharap pesantren dapat menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah yang efektif, sehingga tidak ada lagi sampah yang berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA),” kata Hanif, Senin (10/3).

Hanif mengingatkan bahwa peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga menjadi refleksi terhadap dampak buruk pengelolaan sampah yang tidak terkendali. Tragedi longsor TPA Leuwigajah tahun 2005, yang menewaskan 157 orang, menjadi peringatan agar kejadian serupa tidak terulang.

Menurut data KLH/BPLH, pada tahun 2023, total timbulan sampah nasional mencapai 56,63 juta ton, sementara tingkat pengelolaan sampah baru mencapai 39% dari target 100% pada tahun 2025. Hal itu menunjukkan masih banyak sampah yang tidak terkelola dengan baik dan berisiko mencemari lingkungan.

Sebagai bagian dari gerakan ini, pesantren didorong untuk mengadopsi pola hidup yang lebih ramah lingkungan dengan menerapkan langkah-langkah konkret, seperti mengurangi sampah dengan menghindari penggunaan produk sekali pakai seperti 
kantong plastik, sedotan, dan styrofoam;

Kemudian belanja tanpa kemasan dengan membawa wadah sendiri saat membeli makanan atau barang kebutuhan; mengelola sisa makanan dengan metode kompos atau pakan maggot BSF; dan mendirikan bank sampah sebagai pusat pengelolaan sampah dan pemberdayaan ekonomi.

"Jika setiap santri menghasilkan 0,5 kilogram sampah per hari, maka di Al-Muhajirin saja akan ada 3.500 kilogram (3,5 ton) sampah per hari. Ini angka yang cukup besar. Kami berharap pesantren dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas dalam menerapkan gaya hidup sadar sampah," ujarnya.

Diketahui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH)  melakukan kegiatan untuk mendorong kesadaran gaya hidup sadar sampah di lingkungan pondok pesantren. Acara tersebut dilakukan dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025.

Acara ini dipusatkan di Pondok Pesantren Al Muhajirin 3, Kabupaten Purwakarta, serta dilaksanakan serentak di tujuh pondok pesantren lainnya di berbagai daerah di Indonesia, antara lain Pondok Pesantren Nur El Falah, Kabupaten Serang Banten, Pondok Pesantren Eco Daaruttauhid, Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat, Pondok Pesantren Assalam Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah.

Kemudian Pondok Pesantren Al Munawwir Kabupaten Bantul DIY, Pondok Pesantren Nurul Hidayah Kota Probolinggo Jawa Timur, Pondok Pesantren Islamic Center Al Hidayah Kabupaten Kampar Riau, dan Pondok Pesantren Darunnajah Kabupaten Lampung Timur Lampung.

Hanif menegaskan bahwa pengelolaan sampah yang baik merupakan bagian dari tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, sebagaimana diamanatkan dalam Al-Qur’an.

"Dengan komitmen bersama, kita bisa mewujudkan pesantren yang bersih, nyaman, dan berwawasan lingkungan," pungkasnya.(H-2)

Read Entire Article
Global Food