
DALAM upaya menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan, Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (PRLSDA), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan PT Alam Semesta Integra untuk mengembangkan teknologi Fotobioreaktor Mikroalga dan Energi Terbarukan (Renewable Energy) guna mendukung penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture Utilization Storage (CCUS).
Penandatanganan kerja sama yang dilakukan di Jakarta pada Senin (10/3), diharapkan membawa dampak nyata dalam upaya menekan emisi karbon di Indonesia. Teknologi yang dikembangkan akan memanfaatkan mikroalga sebagai solusi alami dan inovatif untuk menangkap karbon dari atmosfer, sekaligus menghasilkan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu, Olimpus teknologi yang dihasilkan dari kerja sama ini berpotensi untuk diterapkan di berbagai lokasi strategis seperti SPBU, terminal, area publik dan kawasan industri. Di mana tingkat emisi karbon cenderung tinggi. Kerja sama ini juga menjadi langkah strategis dalam mendorong kemandirian riset dan inovasi, sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional melalui teknologi yang dikembangkan secara lokal.
Direktur PT Alam Semesta Integra Eddy Setiawan, melalui keterangannya menyampaikan bahwa kolaborasi ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang memberikan dampak positif bagi generasi mendatang. Ia percaya bahwa integrasi riset dan industri adalah kunci dalam mengembangkan teknologi yang aplikatif dan berdampak nyata.
"Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat berkontribusi dalam inovasi teknologi yang mendukung dekarbonisasi dan menciptakan solusi energi yang lebih ramah lingkungan," ungkap Eddy.
Kepala Badan Riset dan Teknologi Kamar Dagang dan Industri (Britek Kadin) Indonesia, Ilham Habibie menegaskan pentingnya sinergi antara dunia riset dan industri dalam membangun ekosistem inovasi di Indonesia. Kemitraan seperti ini adalah bukti nyata bahwa tantangan global, misalnya perubahan iklim, hanya dapat diatasi melalui kolaborasi lintas sektor. Riset dan inovasi harus berjalan beriringan dengan implementasi di dunia industri agar solusi yang dihasilkan benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
"Di Britek Kadin, kami terus mendorong kolaborasi semacam ini. Kami ingin memastikan bahwa hasil riset tidak hanya berhenti di publikasi ilmiah, tetapi juga diimplementasikan secara luas di sektor industri. Saya percaya kerja sama ini akan membuka jalan bagi lebih banyak inisiatif serupa yang dapat mendukung pertumbuhan industri ramah lingkungan di masa depan," papar Ilham.
Sementara itu Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, mengungkapkan BRIN sangat antusias dengan kerja sama ini, karena berpotensi memberikan kontribusi besar bagi masa depan lingkungan yang lebih baik. Mikroalga mungkin terlihat kecil, tetapi memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap karbon dari atmosfer.
"Teknologi Fotobioreaktor Mikroalga yang akan kami kembangkan bersama PT Alam Semesta Integra ini adalah salah satu langkah konkret untuk mengatasi tantangan lingkungan yang dihadapi dunia saat ini," terang Tri.
Menurut Tri, BRIN percaya bahwa kolaborasi antara lembaga riset dan sektor industri seperti ini akan mempercepat pengembangan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. BRIN berharap kerja sama ini menjadi model kolaborasi berkelanjutan, tidak hanya menghasilkan inovasi di laboratorium, tetapi juga membawa dampak nyata dalam kehidupan sehari-hari serta mendorong Indonesia menjadi pelopor teknologi hijau di masa depan.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono juga turut memberikan dukungan terhadap inisiatif ini, Indonesia memiliki komitmen kuat dalam mengatasi perubahan iklim dan mengurangi emisi karbon. Teknologi Olimpus yang dikembangkan dalam kerja sama ini tidak hanya menjadi solusi berbasis sains, tetapi juga mendukung regulasi Environmental, Social, and Governance (ESG) yang kami dorong.
"Kementerian akan terus mendukung upaya ini, dengan menciptakan kebijakan yang memungkinkan penerapan inovasi hijau di berbagai sektor industri dan perkotaan," ucap Diaz. (E-2)