Zelensky Harap Pembicaraan AS-Ukraina di Arab Saudi Pekan Depan Berjalan Bermakna

2 days ago 3
Zelensky Harap Pembicaraan AS-Ukraina di Arab Saudi Pekan Depan Berjalan Bermakna Amerika Serikat dan Ukraina akan mengadakan pembicaraan di Arab Saudi pekan depan, meskipun Presiden Volodymyr Zelensky tidak akan hadir langsung.(Media Sosial X)

PRESIDEN Volodymyr Zelensky berharap pembicaraan antara Amerika Serikat dan Ukraina di Arab Saudi, pekan depan, menjadi "bermakna."

Pemimpin Ukraina itu akan berada di Arab Saudi, tetapi tidak akan ikut serta dalam pembicaraan. Zelensky menegaskan Kyiv terus berupaya mencapai perdamaian yang "cepat dan berkelanjutan."

Utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, mengatakan bahwa tim Amerika ingin membahas "kerangka kerja" untuk perdamaian guna mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.

Pekan lalu, Zelensky dan Trump terlibat dalam perselisihan terbuka di Gedung Putih, di mana Trump menyatakan Zelensky belum siap untuk mengakhiri pertempuran. Akibatnya, AS menghentikan bantuan militer ke Ukraina serta menghentikan berbagi intelijen dengan negara tersebut.

Presiden Ukraina mengungkapkan penyesalannya atas insiden tersebut dan berusaha memperbaiki hubungan dengan AS, yang merupakan pemasok utama bantuan militer bagi Kyiv.

Pada Kamis, Witkoff menyatakan Trump menerima surat dari Zelensky yang berisi "permintaan maaf" dan "rasa terima kasih." "Kami berharap dapat memperbaiki hubungan dengan Ukraina, dan semuanya bisa berjalan kembali seperti semula," kata Witkoff.

Zelensky saat ini berada di bawah tekanan kuat dari AS untuk memberikan konsesi sebelum pembicaraan damai dimulai, sementara di sisi lain, ia terus mendesak adanya jaminan keamanan yang kuat bagi Kyiv. 

Rusia melancarkan invasi penuh ke Ukraina pada Februari 2022 dan kini menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina.

Zelensky mengumumkan pembicaraan AS-Ukraina di Arab Saudi melalui serangkaian unggahan di media sosial, setelah menghadiri pertemuan krisis di Brussels pada Kamis. Dalam pertemuan itu, para pemimpin Uni Eropa menyetujui rencana peningkatan belanja pertahanan.

"Tim Ukraina dan Amerika telah melanjutkan kerja sama, dan kami berharap pekan depan akan ada pertemuan yang bermakna," tulisnya di X.

"Ukraina telah mencari perdamaian sejak awal perang, dan kami selalu menegaskan bahwa perang ini terus berlangsung semata-mata karena Rusia."

Zelensky juga mendesak komunitas internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap Moskow agar "menerima perlunya mengakhiri" perang ini.

Selain itu, ia tampaknya merujuk pada rencana gencatan senjata yang diajukan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron awal pekan ini. Proposal tersebut mencakup penghentian serangan udara dan laut, serta penghentian serangan terhadap infrastruktur energi dan sipil lainnya.

Pada Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow menginginkan perdamaian "yang dapat menjamin ketenangan bagi negara kami dalam jangka panjang." "Kami tidak menginginkan sesuatu yang bukan milik kami, tetapi kami juga tidak akan menyerahkan apa yang menjadi milik kami," tambah Putin.

Rusia telah mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina pada 2014 dan mengklaim empat wilayah lain di tenggara Ukraina sebagai bagian dari negaranya, meskipun Moskow belum sepenuhnya menguasai wilayah-wilayah tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina dan sekutunya di Eropa menyatakan kekhawatiran atas pendekatan Donald Trump terhadap Rusia, yang mereka anggap sebagai sinyal dukungan bagi Moskow.

Trump berjanji selama kampanye pemilu AS bahwa ia akan segera mengakhiri perang, dan bulan lalu telah berlangsung pembicaraan awal antara AS dan Rusia di Arab Saudi—tanpa kehadiran perwakilan Eropa maupun Ukraina.

Keputusan AS untuk menghentikan bantuan militernya kepada Ukraina diklaim oleh pejabat pemerintahan Trump sebagai cara untuk mendorong Kyiv bekerja sama dalam pembicaraan damai yang dipimpin AS.

Namun, tekanan yang mungkin diberikan AS kepada Moskow untuk membuat konsesi dalam negosiasi ini belum diungkapkan ke publik. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Global Food