Kisah Petualangan 20 Insinyur di Industri Migas

15 hours ago 3
Kisah Petualangan 20 Insinyur di Industri Migas Cover Blueprint(Dok. Gramedia Pustaka Utama)

PERNAHKAH terpikir rasanya bekerja sebagai insinyur atau (engineer) di sebuah perusahaan migas besar bahkan ditempatkan di negeri orang? Jika hanya sebatas angan-angan, itu tentu terlintas dalam benak. Bekerja sebagai insinyur di perusahaan terkemuka terasa begitu indah dengan gaji yang fantastis. Apakah benar demikian?

Sebuah buku berjudul Blueprint karya Sylvie Tanaga hadir untuk memberikan gambaran rasanya. Sylvie menghadirkan kisah para insinyur dari perusahaan sebesar Schlumberger (SLB).

Lebih detail, Blueprint berkisah tentang 20 insinyur SLB (18 laki-laki dan 2 perempuan) yang menghadapi tantangan sebagai engineer. Bagaimana tiap individu terus tumbuh dan belajar menggali potensi, bersisian dengan hak-kewajiban masing-masing sebagai anak, pasangan, orangtua, sahabat, juga warga dunia. Berbagai kritik dari kesetaraan gender hingga kenyamanan tempat kerja beserta dinamikanya di berbagai negara pun tertuang dalam buku itu.

“Jadi 20 orang ini lebih tepatnya mantan engineer karena sudah pada pensiun dan rata-rata mereka bekerja di atas 15 tahun kerja. Di buku ini mereka berbagi kehidupan sebagai engineers seperti apa dan plus value-value yang mereka dapatkan selama kerja. Tapi ini bukan persoalan mempromosikan si perusahaannya, ini lebih ke menarik benang merah dari pengalaman dan value-value yang mereka dapatkan secara pribadi dan apa yang kira-kira relate untuk kondisi hari ini untuk generasi Z, untuk milenial, atau mungkin setelahnya,” jelas Sylvie ditemui saat peluncuran buku di Jakarta, Jumat (14/2).

Cerita ke-20 mantan pekerja itu dibungkus oleh Sylvie dalam bentuk story telling. Tertuang dalam buku setebal 294 halaman itu beragam kisah asam, manis, pahitnya hidup sebagai insinyur yang ditempatkan di negeri orang, termasuk tertuang di sana menyoal meritokrasi di dalam perusahaan. Dijelaskan dalam buku, apakah SLB menerapkan sistem meritokrasi atau masih kental dengan sistem yang sedikit-sedikit orang dalam.

Selain itu, safety culture pun dijabarkan, tertulis dalam buku bagaimana gambaran safety culture bagi para pekerja engineering, apakah diterapkan dengan baik atau justru disepelekan? Masih menyoal teknis pekerja engineering, ada pula cerita tentang research and development (R&D) perusahaan. Tepatnya bagaimana perusahaan sebesar SLB mengutamakan R&D dalam menghadirkan produk dan pelayanan jasa yang lebih baik.

“Selain persoalan teknis di balik dunia kerja engineer, di buku ini ada banyak cerita anekdot, justru kebanyakan cerita anekdot sebetulnya. Jadi ada juga kisah-kisah romansanya, bahkan ada cerita dari Kak Fathom (insinyur perempuan) yang mana dia pernah dilarang kerja karena katanya perempuan bawa sial. Meskipun itu cerita anekdot, itu kalau dijahit kita bisa melihat layer yang jauh lebih kompleks dari sebuah cerita sederhana itu,” terang Sylvie.

Menyajikan cerita 20 mantan pekerja SLB, Sylvie menuturkan bahwa ke-20 mantan pekerja tersebut dipilihnya dengan hati-hati atau bisa dibilang ke-20 mantan pekerja itu merupakan orang-orang berprestasi dan memiliki kisah petualangan yang luar biasa sepanjang karier mereka di SLB. Salah satunya Sylvie menampilkan kisah engineer perempuan yang mana saat ini perempuan masih dianggap sebelah mata di industri migas.

“Bahkan dalam buku juga tersaji cerita tentang bagaimana membangun habit kerja yang baik dan komunikatif, termasuk juga cerita bahwa bekerja di industri migas bukan soalan mencari cuan dari migasnya, tapi gimana bisa ngembangin industri yang lebih sehat, gitu,” sebut Sylvie.

Meski dalam buku sang penulis banyak mengulas tentang dunia para engineer di SLB, Sylvie mengatakan dirinya tidak ingin para pembaca menganggap Blueprint sebagai sebuah buku panduan untuk terjun sebagai engineer di industri migas. Dia hanya ingin memberikan gambaran kepada pembaca seperti apa, sih, petualangan hidup para insinyur di sebuah perusahaan migas terkemuka.

Disebutnya, semua pengalaman yang kaya pada buku itu diharapkan bisa mendorong pembaca, khususnya generasi penerus bangsa, untuk memperluas wawasan, membangun rasa percaya diri, memperkuat daya juang dan keberanian mengejar impian, serta membangun meritokrasi yang menghargai manusia dan lingkungan sekitar.

“Lewat buku ini, tentu harapan saya adalah ingin kasih lihat selain dari sisi industri dan perusahaannya, juga kasih lihat layer dari tiap-tiap individu yang pernah mengalami kerja di dalamnya, apakah itu sekadar tempat kerja saja seperti pada umumnya atau bahkan bisa mengubah hidup. Tapi tentunya semua kesimpulan tentang isi buku saya kembalikan kepada pembaca,” tukas Sylvie.

Sekadar diketahui, Schlumberger (SLB) merupakan perusahaan penyedia jasa ladang minyak dan teknologi energi global. Schlumberger beroperasi di banyak negara, termasuk Indonesia. Cukup banyak para engineer dari Indonesia ditempatkan ke negara lain seperti Tiongkok hingga Singapura. (Rif/M-3)

Judul buku: Blueprint
Penulis: V
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2025
Jumlah halaman: 294

Read Entire Article
Global Food