Untaian Kisah dari Proses Kehilangan

16 hours ago 3
Untaian Kisah dari Proses Kehilangan (MI/Duta)

PEMANDANGAN menyerupai Gunung Fuji dengan pohon sakura dan padang rumput yang luas tampil sebagai sampul dari sebuah buku berukuran 20 x 14 cm. Goresan pelangi terpampang di bagian atas sampul buku, seolah menjadi penegasan bahwa selalu ada keindahan setelah kesedihan.

Buku itu merupakan buku puisi milik Natasha Rizky dengan judul Ternyata Tanpamu. Itu menjadi buku puisi ketiga karangan aktris yang akrab disapa Aca setelah sebelumnya sukses dengan Catatan Kronik (2022) dan Kamu tidak Istimewa (2024).

Ada puluhan puisi milik Aca hadir pada buku tersebut dan dibagi menjadi empat babak. Pada babak pertama, Aca mengajak pembaca mengarungi bab Pertemuan. Deretan puisi tentang pertemuan hadir di sana. Memasuki bab kedua, pembaca bakal dibawa pada bagian Harapan sebelum kemudian memasuki bab ketiga tentang Perpisahan dan menutup perjalanan lewat Ternyata Tanpamu pada bab penutup.

Berbicara dalam peluncuran bukunya yang berlangsung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (19/2), Aca menjelaskan makna dibalik judul Ternyata Tanpamu. "Buku Ternyata Tanpamu adalah kumpulan puisi tentang perjalanan kehilangan, perjalanan emosi, yang pada dasarnya setiap manusia itu tidak bisa terhindarkan dengan yang namanya kehilangan. Tapi pesan yang ingin aku sampaikan di sini adalah bahwa setiap rasa sakit, setiap luka, pasti Allah selalu sisipkan celah manis di dalamnya. Jadi kenapa 'ternyata tanpamu' karena ternyata di balik rasa sakit, kita masih bisa napas secara gratis. Ternyata tanpamu aku masih bisa nerbitin buku, misalnya," ucap Aca.

Tidak sedikit orang yang berspekulasi bahwa buku Ternyata Tanpamu merupakan buku yang berisi curahan hati seorang Natasha Rizky selepas perceraian dengan Deddy Mahendra Desta. Namun, Natasha menegaskan yang tersaji dalam buku tidak sepenuhnya tentang kisah hidupnya. Selain itu, kumpulan puisi yang tersaji juga bukan hanya tentang percintaan.

Pada buku tersebut, aktris berusia 31 tahun itu juga turut menyisipkan puisi tentang sang ibunda. Ada juga puisi tentang ketiga anak kesayangannya, yakni Megumi Arrawda Sachi, Mishka Arrawfa Najma, dan Miguel Arrawsya Janied. Tak ketinggalan, ada pula beberapa kisah-kisah tentang pertemuan, harapan, perpisahan, dan ternyata tanpamu dari perspektif figur yang meninggalkan, bukan hanya yang ditinggalkan.

“Nah, di dalam kumpulan puisinya, ada banyak point of view dan sudut pandang bukan hanya dari orang-orang yang ditinggalkan, tetapi juga dari orang-orang yang meninggalkan. Ternyata yang meninggalkan pun juga punya perasaan yang sama, kok. Dan kehilangan di sini, tuh, bukan berarti tentang seseorang saja, tapi juga bisa kehilangan barang, kehilangan peliharaan, kehilangan momen, atau tentang kehilangan arah, jadi emang general banget kehilangan dalam buku ini,” terang Aca.

Aca setidaknya memerlukan waktu sekitar 3-4 bulan untuk merampungkan buku puisi tersebut. Sepanjang perjalanan, bintang film Air Mata Wanita itu mengaku sempat mengalami masa-masa stuck dan bingung harus menulis tentang apa. Dituturkannya, proses pembuatan bab empat menjadi yang paling sulit karena dia ingin menghadirkan puisi yang relatable dan tidak berlebihan kepada pembaca.

Puisi berjudul Bakah 2013 menjadi salah satu puisi favorit Natasha. Alasannya, puisi itu berisikan salah satu harapan paling indah yang pernah dimilikinya. Ada pula puisi Tanpamu Ternyata yang menjadi favorit. Ibu dari tiga anak itu berkata Ternyata Tanpamu merupakan puisi tentang kehilangan, tapi dari sudut pandang orang yang meninggalkan.

“Puisi itu merupakan point of view dari yang meninggalkan atau ibarat orang yang pergilah. Di sana berisi tentang ternyata tanpa gue, lo hidup-hidup saja, ya, dan lo baik-baik saja. Jadi orang yang meninggalkan mikirnya kalau orang yang ditinggalkan akan terpuruk, akan sedih, atau akan gimana-gimana, tapi nyatanya lo happy-happy saja dan baik-baik saja,” sebut Aca.

TRILOGI

Aca mengatakan ketiga bukunya mungkin bisa dikatakan sebagai sebuah trilogi meskipun pembaca tidak mesti membaca secara urut. Jika merunut ketiga buku puisi milik Aca, bintang film Pretty Boys itu mengatakan bahwa buku pertamanya, Catatan Kronik, berisi tentang kemarahan. Kemudian berlanjut pada buku kedua, Kamu tidak Istimewa, yang berisikan untuk memahami kehidupan, dan ketiga, Ternyata Tanpamu, mengangkat tentang kehilangan.

Kendati buku Ternyata Tanpamu berisikan kumpulan puisi yang merangkai pengalaman tentang kehilangan, Aca tidak ingin bukunya dijadikan sebagai sebuah rujukan atau pedoman dalam proses menghadapi kehilangan. Dia berharap buku itu menjadi teman serta wadah untuk berbagi dan meyakinkan kepada pembaca kalau ada banyak orang yang juga pernah merasakan kehilangan.

Ternyata Tanpamu ini bukan sebuah buku motivasi, justru aku pengin (orang tahu) 'eh aku juga kayak gitu, kok, gitu'. Jadi kayak aku pengin ngajak temen-temen 'eh, ayo dong kita jalan bareng-bareng (menyelesaikan masalah kehilangan)'. Aku juga lagi kayak begini, nih, tapi tahu enggak kalau kita masih bisa ini, masih bisa itu, kok, meski sedang kehilangan,” tukas Natasha. (M-3)

Judul buku: Ternyata Tanpamu
Penulis: Natasha Rizky
Penerbit: Elek Media Komputindo
Tahun terbit: 2025
Jumlah halaman: 104

Read Entire Article
Global Food