
RAMADAN ialah momen yang ideal untuk melatih dan mengukur intensitas ibadah umat Islam, terutama bagi anak-anak. Ramadan merupakan bulan penuh kebaikan dengan pahala yang dijanjikan Allah serta memiliki latar belakang sejarah yang indah. Keistimewaan bulan ini dapat menjadi pendorong semangat anak-anak dalam menjalankan ibadah.
Pegiat Kajian Keislaman Ustazah Sayyida Naila Nabila menjelaskan, dalam mendidik anak, penting untuk menerapkan strategi yang tepat dan menciptakan lingkungan yang nyaman. Itu merupakan investasi krusial yang berdampak besar bagi perkembangan generasi mendatang.
“Upaya ini harus dimulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga dan lingkungan sekitar anak,” ungkapnya dilansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), Rabu (5/3).
Dalam konteks global, perlindungan dan kenyamanan anak menjadi fokus utama untuk mencapai keseimbangan pembangunan berkelanjutan. United Nations Children’s Fund (UNICEF) dalam ringkasan advokasinya menjelaskan upayanya menciptakan lingkungan ramah anak dengan melibatkan berbagai pihak. Salah satu programnya ialah membangun kota dan pesantren yang ramah anak.
Islam sendiri merupakan agama yang sangat memuliakan anak. Banyak ragam ayat yang menjunjung tinggi pendidikan dan pengasuhan yang baik untuk anak, seperti salah satunya dalam surah At-Tahrim ayat 6.
Berbanding lurus dengan itu, Rasulullah SAW mencerminkan tindak laku yang penuh kasih sayang terhadap anak kecil. 'Muliakanlah anak-anak kalian dan ajarilah mereka tata krama'. Dikutip dari As-Sindi, Hasyiah As-Sindi 'ala Ibni Majah, [Beirut, Darul Jail, tt], Juz II, halaman 391.
Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin mengibaratkan seorang anak seperti kertas putih tanpa coretan. Dengan itu, beliau menegaskan pentingnya peran orangtua dalam menorehkan hal baik dalam kertas bersih tersebut. “Ketahuilah cara mendidik anak termasuk masalah yang paling penting dan paling urgen. Anak merupakan amanah bagi kedua orangtuanya. Hati mereka suci, mutiara berharga, bersih dari segala ‘ukiran’ dan rupa. Hati anak-anak menerima setiap ‘ukiran’ dan cenderung pada ajaran yang diberikan kepada mereka”.
Mendidik spiritualitas anak, terutama dalam hal menjalankan ibadah, memang bukan suatu hal yang sulit dan bukan pula perkara mudah.
Beberapa hal yang dapat menjadi rekomendasi orangtua atau pendidik dalam membangkitkan semangat ibadah pada anak, terutama dalam momentum Ramadan, di antaranya dukungan emosional.
Afirmasi positif dari para orangtua, pendidik di sekolah, atau lingkungan sekitar anak akan berpengaruh secara langsung pada psikologis anak. Hal itu akan memupuk semangat dan rasa percaya diri anak dalam menjalankan rangkaian kegiatan dan ibadah mereka, terutama dalam konteks Ramadan.
Dengan melibatkan anak dalam kondisi tersebut, itu akan mengasah kemampuan intelektual, emosional, dan transendental pada diri anak. (Des/H-1)