
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan komitmennya mempercepat transformasi pendidikan nasional dengan melibatkan sekolah-sekolah berstandar internasional di Indonesia. Melalui program pengimbasan, sekolah-sekolah Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK) diwajibkan menularkan praktik pembelajaran global ke sekolah-sekolah nasional. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Gogot Suharwoto, dalam Konvensi SPK Indonesia VIII yang digelar di Bandung pada 9 Oktober 2025.
“Sekolah yang memiliki perjanjian kerja sama wajib berbagi praktik pembelajaran agar mutu pendidikan nasional ikut meningkat,” ujar Gogot.
Ia menambahkan, kebijakan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah memanfaatkan potensi SPK yang mengadopsi kurikulum dari lembaga pendidikan asing seperti Cambridge, International Baccalaureate (IB), dan Oxford. Melalui pendekatan tersebut, SPK diharapkan menjadi jembatan percepatan penerapan pembelajaran berbasis teknologi, termasuk kelas digital dan smart classroom.
Gogot menegaskan bahwa langkah ini bukan perubahan kurikulum, melainkan transformasi metode belajar agar lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi. Pemerintah juga mendorong penerapan pembelajaran mendalam (deep learning), coding, kecerdasan buatan (AI), serta digitalisasi sistem pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan.
Kolaborasi SPK untuk Perkuat Ekosistem Pendidikan
SPK Indonesia adalah asosiasi sekolah berkurikulum internasional yang beroperasi berdasarkan kerja sama resmi antara lembaga pendidikan Indonesia dan lembaga asing, sesuai Peraturan Kemendikbud No. 31 Tahun 2014.
Dalam Konvensi SPK Indonesia VIII bertema Memimpin dengan Tujuan: Keberlanjutan dan Kewarganegaraan Global dalam Dunia Pendidikan, lebih dari 300 peserta dan 21 mitra pendidikan hadir dari berbagai wilayah Indonesia. Pertemuan ini menjadi ruang kolaborasi untuk berbagi praktik baik dan memperkuat ekosistem pendidikan nasional.
Tercatat ada 655 sekolah SPK yang beroperasi di seluruh Indonesia. Jika masing-masing melakukan pengimbasan ke lima sekolah nasional, maka sekitar 3.000 sekolah akan terdampak langsung. Meskipun angka tersebut belum mencapai separuh dari total sekolah di Tanah Air, program ini dinilai menjadi kontribusi konkret dalam peningkatan kualitas pendidikan nasional.
Pelaksana Tugas Ketua SPK Indonesia, Oscarina Dewi Kusuma, menegaskan bahwa sekolah SPK seharusnya menjadi contoh praktik pendidikan berkelanjutan. “SPK dikenal dengan standar yang melampaui sekolah nasional, karena itu kami ingin menjadi panutan dalam menerapkan pendidikan yang berfokus pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial,” ujarnya.
Inisiatif Berbagi Pengetahuan di Lapangan
Salah satu bentuk nyata implementasi program pengimbasan dijalankan oleh Bandung Alliance Intercultural School (BAIS) sebagai tuan rumah konvensi. Kepala Sekolah BAIS, Travis Julian, menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalin kerja sama dengan beberapa sekolah di Bandung melalui program pertukaran siswa dan guru, serta workshop dan pelatihan kedisiplinan bagi sekolah mitra.
Inisiatif tersebut menjadi bukti bahwa SPK tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan berstandar global, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah dalam mempercepat transformasi pendidikan Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan menjadi katalis menuju sistem pendidikan yang adaptif, inklusif, dan berdaya saing global. (E-3)