Putin Berharap Pertemuan Rusia-AS Buka Jalan Dimulainya Kembali Kerja Sama

1 day ago 6
Putin Berharap Pertemuan Rusia-AS Buka Jalan Dimulainya Kembali Kerja Sama Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.(Dok. Antara/Anadolu)

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin mengatakan sangat menghargai hasil pertemuan tingkat tinggi antara Rusia-AS baru-baru ini di Riyadh, Selasa (18/2/2025). Ia  berharap negosiasi tersebut membuka jalan menuju dimulainya kembali kerja sama di berbagai bidang yang menjadi kepentingan bersama.

"Saya telah diberi penjelasan mengenai perundingan tersebut. Saya mengapresiasinya. Ada hasil nyata," kata Putin dalam kunjungannya ke sebuah pabrik produksi drone atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) di St. Petersburg, Rusia.

Ia juga menyatakan ingin bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, meskipun diperlukan beberapa persiapan sebelumnya.

Terkait dengan kemungkinan negosiasi mengenai Ukraina, Putin menyampaikan Trump telah mengatakan dalam percakapan telepon mereka bahwa AS berasumsi Rusia maupun Ukraina akan berpartisipasi dalam negosiasi itu.

Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuding Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah melakukan pekerjaan yang buruk dalam menangani perang dengan Rusia. Ia berharap segera terjadi gencatan senjata di Ukraina.

"Jadi kami berharap untuk melihat gencatan senjata segera, dan untuk membangun kembali stabilitas di Eropa dan Timur Tengah," kata Trump pada pertemuan puncak investasi asing di Miami, Rabu (19/2) waktu setempat.

Trump mengaku sangat mencintai Ukraina, tetapi Zelensky malah melakukan pekerjaan yang buruk sehingga mengakibatkan negara tersebut hancur. Jutaan orang bahkan meninggal dengan sia-sia karena Zelensky tidak dapat mengakhiri perang.

"Anda tidak dapat mengakhiri perang jika Anda tidak berbicara dengan kedua pihak. Anda harus berbicara. Mereka (Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin) tidak berbicara selama tiga tahun," ucap Trump.

Lebih jauh Trump mengatakan Zelensky sebenarnya bisa datang ke Arab Saudi tempat berlangsungnya pertemuan tingkat tinggi antara AS dan Rusia. Hal itu dinilai lebih baik daripada Zelensky kesal sendiri dengan langkah diplomasi AS untuk mengakhiri perang di Ukraina.

"Dia sebenarnya bisa datang jika dia mau," cetus dia.

Trump bahkan menyebut Zelenskyy sebagai pelawak yang cukup sukses yang membujuk Amerika Serikat untuk menghabiskan US$350 miliar, untuk terlibat dalam perang yang tidak dapat dimenangkan, yang tidak pernah harus dimulai.

"Seorang Diktator tanpa Pemilu, Zelenskyy sebaiknya bergerak cepat atau dia tidak akan memiliki Negara lagi," tulisnya di platform Truth Social miliknya.

Trump pun memberi tahu para investor bahwa Arab Saudi melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan menjadi tuan rumah bagi AS. Ia secara khusus berterima kasih kepada Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman karena menjadi tuan rumah bagi pembicaraan bersejarah ini.

Pembicaraan antara Rusia dan AS di Riyadh, Arab Saudi, pekan ini diselenggarakan untuk membahas masalah perbaikan hubungan, menyelesaikan konflik di Ukraina, dan mempersiapkan pertemuan antara Trump dan Putin.

Membela Zelensky
Pemimpin oposisi Ukraina, Yulia Tymoshenko, membela Volodymyr Zelensky setelah Trump menyebutnya tidak kompeten dan seorang diktator serta menuduh Zelensky menolak mengadakan pemilihan umum. Tymoshenko mengatakan perang harus berakhir sebelum pemilu dapat dilaksanakan.

“Pemilu selama perang tidak mungkin dilaksanakan dan tidak bermoral, karena militer kita tidak akan dapat berpartisipasi. Dan tanpa mereka, pemilu tidak akan pernah sah,” tulis Tymoshenko menggunakan media sosial.

“Satu-satunya urutan yang dapat terjadi adalah sebagai berikut: pertama, negosiasi damai, secara eksklusif dengan partisipasi Ukraina, kemudian tercapainya perdamaian yang adil, dan baru setelah itu pemilu yang adil dengan jaminan hak untuk memilih bagi militer kita,” lanjutnya.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, sepakat dengan Trump yang menyebut Zelensky sebagai diktator tanpa pemilu. Menurut Medvedev, pernyataan Trump tersebut adalah 200% benar.

"'Seorang diktator tanpa pemilu, Zelensky lebih baik bergerak cepat atau negaranya tidak akan tersisa.' Jika Anda memberitahu saya tiba bulan lalu bahwa ini adalah kata-kata Presiden AS, saya akan tertawa terbahak-bahak. Donald Trump 200% benar," tulis Medvedev di akun X, seperti dilansir kantor berita TASS. (Anadolu/I-1)

Read Entire Article
Global Food