Program Studi CDE BINUS University Hadirkan Kolaborasi Bahasa, Musik, dan Sastra

5 hours ago 3
Program Studi CDE  BINUS University Hadirkan Kolaborasi Bahasa, Musik, dan Sastra Ilustrasi(Dok ist)

PROGRAM Creative Digital English (CDE) dari Faculty of Humanities BINUS University menjadi salah satu sorotan utama di festival multikultural CultureVerse 2025, yang berlangsung pada 20-21Oktober 2025 di kampus BINUS , Anggrek Jakarta.

Dengan menggabungkan bahasa, seni, dan budaya populer, CDE menunjukkan bahasa Inggris hari ini tidak lagi sebatas alat komunikasi  juga sebagai media untuk berekspresi kreatif yang selaras dengan tren generasi muda.

Seperti dimaklumi, era media sosial ( medsos) generasi muda semakin terbiasa mengekspresikan diri melalui digital storytelling, visual, musik, dan performance. 

Fenomena ini terlihat dalam berbagai platform sosial media seperti TikTok, Instagram, dan YouTube, di mana puisi, lagu, dan story-telling personal dikemas ulang dalam bentuk kreatif yang mudah dijangkau audiens dan diakses berbagai kalangan. 

Tren inilah yang diangkat CDE melalui program unggulannya di CultureVerse 2025. Pada 20 Oktober 2025, CDE membuka festival dengan Word to Canvas Adaptation Competition, yang menantang siswa SMA untuk mengubah puisi menjadi karya seni visual.

Kompetisi ini bukan sekadar lomba, tetapi refleksi nyata  generasi zaman now mengekspresikan kata-kata ke dalam bentuk visual dan bentuk-bentuk adaptasi yang lain. 

Melalui Canvas Talk, para peserta juga berbagi cerita di balik karya mereka, menghadirkan nuansa kreatif yang sejalan dengan tren kolaborasi antara seni tulis, seni visual, dan seni menyampaikan opini atau cerita secara verbal.

Head of Program CDE BINUS University, Irfan Rifai, Ph.D mengutarakan  melalui CultureVerse 2025, pihaknya ingin menunjukkan bahwa CDE tidak hanya tentang belajar bahasa juga bahasa bisa menjadi pintu untuk berkreasi, bercerita, dan berkolaborasi di tengah tren budaya digital saat ini.

"Mahasiswa kami didorong untuk tidak hanya mengikuti arus  juga menciptakan karya yang relevan dan berdampak,” kata Irfan Rifai dalam keterangan resmi.

Hemat dia,dengan partisipasi aktif generasi muda, kegiatan ini menegaskan relevansi CDE dalam menjawab tren budaya populer yang sedang berkembang dari musik dan sastra hingga media digital. 

"CultureVerse 2025 menjadi bukti nyata bahwa jurusan CDE  BINUS University terus berkomitmen menghadirkan pembelajaran yang kreatif, adaptif, dan relevan dengan dunia global,"pungkas Irfan.

Hadirkan Saykoji

Pada puncak rangkaian acara Selasa (21/10)   Talk Show Creative Expression dan performance menghadirkan rapper terkenal Saykoji, musisi sekaligus dosen Creative Digital English Aziz ‘Comi’ dari Payung Teduh, penulis sekaligus alumni CDE Sofi Meloni, serta Puteri Indonesia 2018 yang juga alumni CDE Sonia Fergina.

Dalam sesi diskusi, Sofi Meloni mengutarakan pandangannya tentang pentingnya kemampuan literasi dan kreativitas bagi generasi muda. 

“Saya percaya bahwa bahasa dan tulisan memiliki kekuatan besar untuk mengubah cara kita melihat dunia. Melalui program CDE, saya belajar  menulis bukan hanya soal tata bahasa  menyampaikan pesan yang menyentuh dan relevan. Acara seperti CultureVerse ini adalah ruang   untuk menyalakan kembali semangat itu di kalangan anak muda,” ungkap Sofi.

Sonia Fergina menekankan pentingnya pembelajaran yang membuka ruang ekspresi diri. “Bagi saya, belajar di CDE bukan hanya tentang bahasa juga membangun kepercayaan diri untuk berbicara dan mengekspresikan diri. CultureVerse menunjukkan bahwa bahasa, seni, dan budaya bisa menjadi kekuatan untuk menyatukan dan menginspirasi generasi muda,” ujar Sonia.

Sementara itu, Saykoji mengungkapkan kunci sukses di industri kreatif sehingga bisa survive dan mampu terus berkarya. "Dua hal. Konsisten dan Adaptif," ujar Saykoji.

Saykoji  menegaskan konsistensi menjadi hal penting sehingga kita dapat terus produktif menghasilkan karya. Sementara, adaptif penting agar karya bisa tetap bertahan dalam situasi apapun. (H-2)

Read Entire Article
Global Food