
Presiden Prabowo Subianto menargetkan Universitas Indonesia (UI) dapat menembus peringkat 100 besar perguruan tinggi terbaik dunia, menyusul capaian bersejarah UI, yang untuk pertama kalinya, berhasil masuk 200 besar versi QS World University Rankings.
“Untuk pertama kalinya Universitas Indonesia tembus top 200 QS ranking universitas. Top 200. Tapi saya minta ke Menteri Pendidikan, Sains dan Teknologi, dan wakil menteri, targetnya top 100. Bisa? Harus bisa,” kata Prabowo.
Presiden menilai prestasi UI ini akan menjadi pemacu bagi perguruan tinggi lain seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk terus meningkatkan daya saing di tingkat global.
“Nanti akan disusul oleh ITB, UGM, ITS, dan sebagainya,” ujar Prabowo.
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo menyampaikan bahwa pemerintah terus memperluas akses pendidikan melalui beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, yang hingga kini telah diterima oleh lebih dari 1,04 juta mahasiswa di seluruh Indonesia.
“Kita teruskan program KIP Kuliah. Saat ini, 1.044.174 mahasiswa telah mendapat beasiswa,” jelas Presiden.
Selain itu, pemerintah juga meningkatkan tunjangan guru dan memastikan penyalurannya dilakukan langsung dari pusat ke penerima, tanpa melalui jalur birokrasi berlapis.
“Tunjangan guru kita tingkatkan dan kirim langsung dari pusat ke penerima, tidak lewat jalur-jalur lain yang biasanya tertahan beberapa hari atau minggu,” kata Prabowo.
Kerja Keras Kolektif
Terpisah, Rektor UI, Heri Hermansyah, menegaskan pencapaian tersebut lahir dari kerja kolektif seluruh civitas akademika. Sejak awal kepemimpinannya, ia menekankan pentingnya internasionalisasi riset, penguatan tata kelola kampus, serta inovasi yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
“Prestasi ini lahir dari kerja keras bersama. UI kini tidak hanya nomor satu di Indonesia, tetapi juga sudah benar-benar global. Peringkat UI di posisi 189 dunia, bahkan melampaui Ohio State University di Amerika Serikat yang berada di peringkat 190. Ini adalah bukti nyata bahwa kita bisa,” katanya.
Lompatan UI dalam kancah internasional tidak lepas dari meningkatnya jumlah publikasi riset, penguatan reputasi akademik, dan semakin luasnya kerja sama global. Dalam dua tahun terakhir, publikasi internasional dari UI meningkat pesat, dengan dominasi bidang kesehatan, teknologi, hingga ilmu sosial.
"Termasuk kolaborasi dengan lebih dari 350 universitas top dunia, dari Tohoku University Jepang, University of Melbourne, hingga National University of Singapore, juga semakin memperkuat posisi UI di mata dunia," jelas Heri.
Selain itu, inovasi yang lahir dari tangan mahasiswa dan dosen menghasilkan puluhan paten baru yang mendapat pengakuan global. UI juga semakin dikenal sebagai kampus berkelanjutan, dengan masuk dalam jajaran 30 besar dunia untuk kategori sustainability dan green campus.
"Alhamdulillah, reputasi akademik kami semakin kuat, ditambah perbaikan kualitas pengajaran, membuat UI kian disegani di level internasional," tambah alumnus Tohoku University itu.
Heri menambahkan UI siap menjaga momentum ini. Ia menegaskan, target selanjutnya adalah masuk 150 besar dunia, dan pada akhirnya menembus 100 besar universitas terbaik dunia.
“Ini bukan mimpi, melainkan kerja nyata yang sedang kami jalankan bersama seluruh civitas akademika dengan dukungan penuh pemerintah,” tuturnya.
Keberhasilan UI menembus peringkat 200 besar dunia tidak hanya menjadi kebanggaan kampus, tetapi juga simbol bahwa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa-bangsa maju. Prestasi ini membuka harapan baru bahwa pendidikan tinggi tanah air bisa menjadi motor penggerak kemajuan bangsa di era global. (Ant/E-3)