PET jadi Jenis Mikroplastik Kontaminasi Tubuh Manusia, Turunkan Fungsi Kognitif hingga 36 Kali Lipat

8 hours ago 2
PET jadi Jenis Mikroplastik Kontaminasi Tubuh Manusia, Turunkan Fungsi Kognitif hingga 36 Kali Lipat Sejumlah aktivis lingkungan dari Ecoton membentangkan poster saat aksi teatrikal Operasi Plastik Pada Manusia Plastik di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (13/11/2024).(ANTARA/DIDIK SUHARTONO)

PENELITIAN Greenpeace Indonesia bersama Universitas Indonesia (UI) terhadap kontaminasi mikroplastik menemukan bahwa PET (Polyethylene Terephthalate) adalah jenis mikroplastik yang paling banyak mengontaminasi tubuh partisipan, dengan total 204 partikel terdeteksi. 

PET dapat bersumber dari penggunaan kemasan plastik sekali pakai seperti botol minuman, kemasan makanan siap saji, botol produk perawatan tubuh, hingga serat pakaian dan karpet. Partikel mikroplastik yang berukuran tak lebih besar dari 5 milimeter dapat dengan mudah menyebar melalui rantai makanan, proses pengolahan limbah yang tidak sempurna, atau konsumsi makanan laut yang terkontaminasi. 
;
Ahli Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Pukovisa Prawirohardjo mengatakan hasil studi kolaborasi yang tengah dilakukan peer review ini menemukan bahwa partisipan dengan pola konsumsi plastik sekali pakai yang tinggi memiliki risiko mengalami penurunan fungsi kognitif hingga 36 kali lipat.

"Kami menemukan hubungan yang berarti antara fungsi kognitif dengan paparan mikroplastik. Gangguan fungsi kognitif yang dialami partisipan penelitian mencakup diantaranya pengaruh pada kemampuan berpikir, mengingat, dan mengambil keputusan,” kata Pukovisa di Jakarta, Minggu (23/2).

Fungsi kognitif partisipan dianalisis menggunakan Montreal Cognitive Assessment Indonesia (MoCA-Ina) dan dilakukan bersama tim dokter dari Divisi Neurobehavior Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM). 

Untuk mengurangi kontaminasi mikroplastik dalam lingkungan dan mengurangi dampaknya bagi kesehatan, Juru Kampanye Plastik Greenpeace Indonesia Ibar F. Akbar mengatakan, pemerintah dan produsen perlu mengambil langkah untuk mengurangi kontaminasi mikroplastik dalam lingkungan yang memiliki dampak buruk ke kesehatan manusia.

"Pemerintah perlu memperbaiki sistem pengelolaan sampah berbasis pemilahan, mempercepat dan memperluas larangan plastik sekali pakai, melarang mikroplastik primer, serta mendorong transisi ke sistem kemasan guna ulang (reuse) untuk mengurangi pencemaran dan dampak lingkungan," ujarnya. 

Ia menambahkan, pemerintah juga perlu menetapkan standar pengujian mikroplastik yang ketat serta ambang batas kontaminasi dalam produk pangan dan lingkungan. 

Di sisi lain, produsen juga perlu mengurangi produksi dan distribusi plastik sekali pakai secara signifikan sebagai bentuk tanggung jawab mereka untuk mengelola sampah plastik yang telah mereka produksi.

"Produsen harus segera beralih ke sistem kemasan guna ulang (reuse) dan isi ulang (refill). Produsen juga perlu meningkatkan transparansi komposisi plastik dalam produknya serta peta jalan pengurangan sampah oleh produsen," pungkasnya. (H-2)

Read Entire Article
Global Food