Pakistan ke Kabul: Bongkar Tempat Perlindungan Teroris, Titik Krusial Dominasi Perundingan Doha

5 hours ago 3
 Bongkar Tempat Perlindungan Teroris, Titik Krusial Dominasi Perundingan Doha Di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan, Pakistan dan Afghanistan pada Jumat lalu sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama 48 jam hingga selesainya perundingan di Doha.(Pakistan Today)

PAKISTAN mendesak pemerintah Afghanistan untuk membongkar tempat perlindungan teroris yang beroperasi dari wilayahnya, seiring dengan berakhirnya putaran pertama perundingan keamanan krusial antara kedua belah pihak di Doha, Qatar, Sabtu (18/10). Desakan tersebut datang di tengah meningkatnya ketegangan perbatasan dan serangan militan. Putaran kedua perundingan dijadwalkan pada Minggu (19/10) waktu setempat.

Delegasi Pakistan--yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Khawaja Asif dan termasuk Penasihat Keamanan Nasional Letnan Jenderal Asim Malik serta pejabat senior lainnya—menyampaikan kekhawatiran yang kuat atas serangan teroris lintas batas yang berasal dari Afghanistan. Pihak Afghanistan dipimpin oleh Penjabat Menteri Pertahanan Mullah Yaqoob, didampingi oleh Kepala Intelijen Taliban Mawlawi Abdul Haq dan perwakilan senior lainnya.

Menurut para pejabat yang mengetahui perundingan tersebut, Islamabad mengajukan agenda tunggal yang berfokus langsung pada pembongkaran jaringan teroris, terutama yang berafiliasi dengan faksi Gul Bahadur dan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), yang dituduh Pakistan atas serangan mematikan baru-baru ini di wilayahnya.

"Pakistan telah menegaskan bahwa pemerintah Afghanistan harus melenyapkan organisasi teroris dan tempat persembunyian mereka," kata seorang pejabat senior, menggambarkan diskusi tersebut sebagai "langsung, tegas, dan berpusat pada keamanan."

Dialog Doha menandai salah satu keterlibatan diplomatik paling signifikan antara Islamabad dan Kabul dalam beberapa bulan terakhir, setelah berminggu-minggu bentrokan perbatasan yang telah menewaskan puluhan orang di kedua belah pihak.

Sumber-sumber mengatakan putaran perundingan berikutnya akan dilanjutkan hari ini, dengan pembahasan yang diharapkan mengenai mekanisme koordinasi lintas batas dan pembagian intelijen.

Kamp Gul Bahadur Jadi Sasaran

Sementara itu, Menteri Informasi Attaullah Tarar mengonfirmasi Pakistan telah menyerang kamp-kamp yang terverifikasi milik kelompok terlarang Gul Bahadur di wilayah perbatasan Waziristan Utara dan Selatan selama operasi presisi di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan.

Dalam sebuah unggahan di X, Tarar mengatakan selama gencatan senjata 48 jam, para teroris yang beroperasi dari wilayah Afghanistan melakukan beberapa upaya infiltrasi, yang semuanya berhasil dihalau oleh pasukan keamanan Pakistan.

“Selama respons efektif oleh pasukan keamanan, lebih dari 100 kharji dikirim ke neraka,” ujarnya, menggunakan istilah untuk militan. Ia menambahkan bahwa para teroris melakukan serangan bom rakitan (IED) di Waziristan Utara, menewaskan seorang tentara dan beberapa warga sipil serta melukai beberapa lainnya.

“Serangan presisi dilancarkan terhadap para kharji dari Kelompok Gul Bahadur tadi malam. Berdasarkan laporan intelijen yang terkonfirmasi, 60–70 kharji dan pimpinan mereka berhasil dibasmi,” ujar Tarar.

Menolak tuduhan korban sipil, ia menegaskan, “Semua pernyataan tentang penargetan warga sipil adalah salah dan bertujuan untuk membangkitkan simpati bagi kelompok teroris yang beroperasi dari wilayah Afghanistan.”

Ia menekankan Pakistan tetap berkomitmen untuk menyelesaikan masalah melalui dialog, tetapi tetap memiliki hak untuk melindungi integritas wilayah dan warga negaranya.

“Pakistan sungguh-sungguh yakin bahwa jalan ke depan terletak pada penanggulangan terorisme yang disponsori India yang berasal dari wilayah Afghanistan melalui perundingan dan dengan memastikan kendali Afghanistan atas aktor-aktor non-negara. Namun, Pakistan tidak akan membiarkan teroris hidup damai di seberang perbatasan,” tambah Tarar.

Pada Jumat (17/10), Pakistan kembali menargetkan tempat persembunyian teroris di Provinsi Paktika, Afghanistan, dengan melancarkan serangan presisi di Distrik Urgun dan Barmal, beberapa jam setelah kedua negara memperpanjang gencatan senjata sementara.

Perundingan Doha pertama dimungkinkan setelah upaya mediasi oleh Qatar dan Arab Saudi, yang membujuk kedua belah pihak untuk menghentikan permusuhan. Perundingan, yang semula dijadwalkan Kamis atau Jumat lalu, ditunda karena masalah logistik dan keraguan dalam kepemimpinan Taliban. (Pakistan Today/B-3)

Read Entire Article
Global Food