Optimalkan Rumah Ibadah untuk Bangun Kesejahteraan Umat

6 hours ago 2
Optimalkan Rumah Ibadah untuk Bangun Kesejahteraan Umat Ilustrasi(Dok Litbang MI)

RUMAH ibadah selayaknya tak sekadar menjadi tempat untuk beribadah, melainkan juga rumah kemanusiaan, rumah persaudaraan, dan rumah besar untuk menciptakan ketenangan kesejahteraan hidup. Kementerian Agama mendorong agar fungsi rumah ibadah diperluas supaya memiliki posisi strategis dengan menjadi wadah untuk mengoptimalkan kesejahteraan masyarakat. Bagaimana memberdayakan rumah ibadah agar dapat bermanfaat bagi masyarakat? Bagaimana menghimpun potensi dana umat untuk mengatasi masalah kemiskinan? Simak wawancara jurnalis Media Indonesia Sitria Hamid dan Ficky Ramadhan dengan Menteri Agama RI Nasaruddin Umar berikut.

Apa saja program unggulan yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Agama untuk mendukung visi pemerintahan Prabowo-Gibran terutama dalam memperkuat harmoni keagamaan dan pendidikan keagamaan?

Iya, alhamdulillah, memang dua poin itu yang sangat relevan dengan Kementerian Agama. Pertama, mengenai harmoni. Jadi kita mengembangkan konsep kerukunan sejati. Apa yang dimaksud konsep kerukunan sejati? Dulu, kalau bicara tentang kerukunan itu, kita hanya berbicara di sektor hilir. Di sektor yang etos gitu. Padahal, kalau kita bicara tentang agama, sebetulnya itu ada tiga dimensi. Ada dimensi yang paling basic yaitu teologi. Artikulasi dari teologi itu disebut dengan logos, reasoningnya. Kemudian implementasi dari logos itu disebut dengan etos. Kita sekarang ini kan praktikal keagaman. Kita itu di level etosnya.

Nah, persoalan muncul di etos tidak bisa diselesaikan dengan level etos. Tidak bisa kita menjernihkan air di sektor hilir. Tapi kita harus menjernihkan air itu di sektor hulunya. Kata Max Weber, ahli sosiologi agama, ini sedikit agak teoretis, tidak mungkin kita bisa menyelesaikan suatu perilaku masyarakat yang bermasalah tanpa mengubah sistem etika masyarakat itu.

Sistem etika, etos tidak mungkin berubah tanpa mengubah sistem logos. Logos tidak bisa tanpa mengubah sistem atau melakukan peninjauan terhadap sistem teologi. Kita mulai masuk di level teologinya supaya nanti itu lebih konstruktif. Konsep perhubungan kita itu bukan timbul tenggelamnya. Tapi kita akan menghilangkan secara permanen.

Caranya, antara lain, kita mengintroduksi apa yang disebut dengan Kurikulum Cinta. Buah daripada ekoteologi itu ialah Kurikulum Cinta. 

Bisa dijelaskan konsep ekoteologi tersebut?

Kami memperkenalkan apa yang disebut dengan ekoteologi. Eko artinya bumi, tanah, air. Teologi itu hubungan kita dengan Tuhan. Konsep ekoteologi itu bagaimana menciptakan suatu konsep pemahaman keagamaan yang berbasis pada tiga sendi. Man, nature, and God. Manusia, kemudian alam semesta, dan Tuhan. Segitiga ini, kalau itu kompak,  komprehensif, maka itu nanti akan berpengaruh terhadap perilaku manusia itu.

Mulai dari man, manusia. Jadi kita akan mengedepankan aspek kemanusiaan. Humanity is only one, there is no colors, ya kan. Kemanusiaan itu hanya satu, tidak ada warnanya. Mau agama apa pun, mau etnik apa pun, jenis kelebihan mana pun, warga negara mana pun, warna kulit mana pun, bahasa apa pun, we are the same. Sama-sama kita sebagai manusia.

Jadi, bahkan lebih bahasa agamanya itu, engkau adalah aku, aku adalah engkau. Jadi, kalau sudah seperti ini bercokol dalam setiap hati anak didik kita, masyarakat kita, saya kira, apa ya, konflik itu nanti akan terkikis, ya kan. Saya tidak perlu menyesal kalau kasih engkau banyak, karena engkau adalah aku. Tapi kalau lu gua-gua, waduh nyesal tadi, dapat banyak tuh. Jadi, itu satu.

Kemudian hubungan antarmanusia, sesama manusia, tanpa membedakan agama tadi. Kita lagi hubungkan manusia dengan alam semesta. Mari, dengan menggunakan bahasa agama, kita menyelamatkan lingkungan, menyelamatkan lingkungan hidup. Karena kalau lingkungan hidup ini rusak, ini berkontribusi juga dengan rusaknya pikiran, rusaknya jiwa, rusaknya fisik manusia itu sendiri. Maka itu, kita harus memperbaiki alam semesta ini.

Jadi, bukan sekadar untuk menciptakan penghijauan, tapi ekoteologi itu artinya apa? Saling sayang menyayangi antarsesama, sesama makhluk Tuhan. Dari situ nanti kita diikat oleh Tuhan. Agamalah di sini sangat penting. Ada Tuhan kita, kan? Definisinya Tuhan masing-masing berbeda setiap agama. Mungkin juga maksudnya berbeda-beda. Tetapi Tuhan itu selalu akrab dengan anak manusia.

Agama apa pun juga, ya, pasti Tuhan itu Mahatinggi, Mahaagung, ya, kan? Segitiga ini: manusia, lingkungan, dan Tuhan, kalau menjadi PR kita bersama, maka apa pun yang kita lakukan adalah dengan cinta. Semua agama itu intinya adalah cinta. Bukanlah seseorang itu beragama kalau menyusupkan rasa benci terhadap satu sama lain. Jangan sampai nanti kita mengajar agama justru yang kita ajarkan ialah perbedaan, apalagi kebencian terhadap agama lain. Itu berbahaya.

Setiap agama itu penekanannya cinta. Ya, itu yang kita coba. Dan hasilnya, masya Allah, ini kita lihat ada kegiatan keagamaan gotong royong. Contohnya di sini (Masjid Istiqlal) itu kan, setiap hari Jumat kita adakan kesegaran jasmani, lintas agama. Ya, murah meriah bubur ayam, lupa perbedaan agamanya, bersahabat. Habis itu pertandinganpertan dingan kecil, interfaith war. Jadi, jalan kaki lintas agama, setiap pemberhentian itu, ada hal-hal keagamaan. Mereka itu memberikan suguhan-suguhan. Tambah akrab satu sama lain. Ada acara-acara keagamaan, si A diundang semua agama. Si B juga diundang, semuanya terlibat. Even itu maulid nabi, kita undang juga teman-teman kita dari agama lain. Belum lagi kita kerja sama, ada koperasi lintas agama. Kerukunan kita buku ajarannya.

Di negeri yang sangat plural seperti ini, kalau penekanannya ialah perbedaan, sangat berbahaya. Kita harus coba penekanannya ialah titik temu.

Yang kedua, kita juga memperkenalkan pendidikan, pendidikan unggulan. Alhamdulillah, Pak Presiden sangat mengandalkan betapa perlunya membangun investasi. Anak-anak sekarang bisa menjadi the best in the future, ya kan. Kita memang sudah lama memulai. Insan Cendekia itu sekarang ini belum tertandingi oleh lembaga pendidikan setingkatnya. Tingkat SLTA di Indonesia, ya, Insan Cendekia itu belum ada yang bisa menandingi kualitasnya. Dilihat dari segi apa pun, penerimaan perguruan tinggi terbaik di dunia, kita di Indonesia masih urutan pertama. Itu penilaian objektif dari berbagai lembaga. Ini kita perbanyak sekarang. Ada di Serpong, Pekalongan, Pasuruan, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, pada setiap provinsi kita coba menciptakan madrasah unggulan. Itu sangat kompetitif. 

Pak Prabowo juga membangun Sekolah Garuda, kan. Untuk mendukung sekolah Garuda itu, ya, kita juga kembangkan madrasah unggulan, paralel dengan program Pak Prabowo.

Jadi kalau semua jurusan kita angkat, pondok pesantren diberikan perbaikan mutu, madrasah-madrasah juga diberikan akselerasi pendidikan, dan seterusnya, maka anak-anak kita nanti pada era tertentu, itu akan luar biasa. Kita akan panen SDM yang hebat. Ada sekolah unggulan, ada sekolah rakyat, ada madrasah unggulan. Ya kan,ada pesantren unggulan. Tentu luar biasa. Itu saya kira 
yang paling penting.

Kementerian Agama memiliki 8 program unggulan yang disebut Asta Protas, bisa dijelaskan?

Kita juga menerjemahkan Asta Cita Presiden itu dengan istilah Asta Protas. Asta Protas itu ada 8 program unggulan kita juga. Pertama, meningkatkan kerukunan dan cinta kepada kemanusiaan. Yang kedua, penguatan ekoteologi yang tadi saya jelaskan. Yang ketiga, pemberdayaan pesantren. Pesantren ini adalah soko guru bangsa, guru peradaban dunia, dan guru peradaban dunia Islam yang luar biasa. Kalau pondok pesantren ini mengajarkan keadaban publik, insya Allah orang-orang kurang ajar di Republik ini akan berkurang, akan tereliminasi. 

Kemudian layanan keagamaan yang berdampak. Misalnya, bimbingan perkawinan, yang dampaknya luar biasa. Karena kalau tidak, angka perceraian akan bertambah. Setiap kali ada perceraian, itu akan muncul orang miskin baru, yang berdampak pada perempuan dan anak. Jumlah perceraian sekarang ini lampu kuning buat kita. 

Kenapa? Dua juta orang kawin per tahun. Dari angka itu, ada 35% perceraian setiap tahun. Menariknya, sekitar 78% itu perceraian usia rumah tangga muda, 5 tahun ke bawah. Anaknya masih kecil-kecil, janda masih muda, dan berpotensi untuk menimbulkan persoalan baru. Itu kita hubungkan bahwa nikah bawah tangan berbanding lurus dengan banyaknya janda muda akibat bercerai muda. Maka, dengan adanya layanan keagamaan berdampak ini, insya Allah hal seperti itu bisa kita atasi. 

Kemudian juga pemberdayaan ekonomi umat. Lalu pemberdayaan rumah ibadah. Rumah ibadah itu bukan hanya untuk rumah beribadah, tetapi itu rumah kemanusiaan, rumah persaudaraan, dan rumah besar untuk menciptakan ketenangan dan kesejahteraan hidup. Jadi rumah-rumah ibadah yang menempati posisi sangat strategis seharusnya juga adafungsi ekonominya. Ada fungsi kesejahteraan masyarakatnya di situ. Nah, ini kita berdayakan sekarang. 

Yang kedelapan digitalisasi tata kelola. Jadi IT yang semakin berkembang itu kita manfaatkan untuk menghemat SDM. Efi siensi profesionalisme itu luar biasa. Kita sangat terbantu karena Kementerian Agama itu kan vertikal, dari menteri agama sampai setiap kecamatan hingga majelis taklim. IT dan kemajuan teknologi ini kita 
adopsi supaya mempermudah pergerakan dan perkembangan Kementerian Agama dalam baktinya terhadap masyarakat. Saya kira itu yang sangat penting.

Bagaimana merealisasikan pembangunan ekonomi umat tersebut?

Kita di Kementerian Agama, di samping itu (program-program yang sudah disebutkan tadi) masih ada yang lainnya. Misalnya, pembangunan ekonomi umat. Pundipundi umat itu luar biasa. Selama ini kan semacam raksasa yang sedang tidur, belum diberdayakan. Kami sudah mengalkulasi, ini pundi-pundi umat Islam saja, belum Katolik yang juga banyak, yang Protestan. Agama-agama lain juga sama, Hindu, Buddha, Konghucu. Islam saja, misalnya, kalau kita disiplin mengumpulkan dengan manajemen yang baru, misalnya sedekah, infak, jariyah, luqathah. Ada juga hibah, wasiat, kemudian ada yang disebut jizyah, mirip pajak. 

Juga ada nazar. Nazar itu kalau misalnya tender saya menang, 10% untuk pondok. Kemudian juga ada kurban. Kurban itu menyumbang sekitar Rp3,5 triliun. Berapa ekor kambing atau sapi, selama 3 hari itu. Belum lagi dam, Rp220 ribu. Jemaah haji itu kan harus potong kambing, karena kita hajinya Haji Tamattu’. Belum lagi yang akikah. 
Akikah itu dua ekor kambing kalau laki-laki, satu ekor kambing  kalau perempuan. Kalikan jumlah berapa orang yang lahir.

Kalau itu diorganisasi oleh lembaga-lembaga keumatan, bisa memberikan gizi yang sangat-sangat produktif nanti. Kalau ini kita kumpulkan semuanya, pundi-pundi itu bisa terkumpul. Bahkan ada kawan-kawan yang menghitung, semuanya itu lebih dari Rp1,8 triliun setiap tahun.

Yang kita kembangkan sekarang ini hanya zakat. Zakat itu kita baru berhasil mengumpulkan Rp41 triliun. Padahal menurut penelitian Baznas, mestinya Rp320 triliun per tahun. Kita hanya kumpulkan Rp41 triliun. Kalau wakaf, Rp178 triliun per tahun. Namun, sekarang belum didayagunakan.

Dengan demikian, konsep kita sekarang ini menciptakan kesejahteraan masyarakat berbasis agama. Katolik, Protestan, juga melakukan. Maka, insya Allah dana-dana pajak itu nanti yang dikumpulkan oleh pemerintah bisa sama. Islam saja bisa mengumpulkan potensi dana umat Rp1 triliun. Bayangkan pendapatan pajak kita tahun lalu itu Rp1.200 triliun. Kalau ditambahkan Kristen Protesan, Katolik, yang lain-lainnya dikumpulkan, diakumulasikan semuanya, dana umat itu bisa membiayai orang untuk umatnya masing-masing demi menyelesaikan persoalan kemiskinan mutlak. Dana umat masingmasing bisa dipakai untuk itu. Jadi kalau ini semua pundi keumatan ini dikumpulkan, termasuk dari agama yang lain, itu luar biasa. Di Indonesia ini seharusnya tidak ada orang miskin.

Dalam berkoordinasi dengan kementerian lain, bagaimana menangani isu kontroversial seperti konflik antaragama yang mungkin muncul?

Kementerian Agama itu sangat proaktif untuk berkomunikasi dengan pihak yang terkait, seperti Polri, TNI, Kementerian Dalam Negeri, juga Kemendikdasmen maupun Kemendiktisaintek, serta Kementerian Sosial.

Jadi, Pak Presiden itu sangat ahli dalam melakukan sinergi antara satu lembaga dan lembaga yang lain. Menko-nya juga luar biasa. Pak Presiden itu menciptakan beberapa menko, tapi itu terbagi habis kementerian itu.  Jadi saya kira Kementerian Agama berhubungan dengan kementerian yang terkait pemberdayaan perempuan, Menteri Sosial, juga Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, serta beberapa instansi yang terkait. Termasuk dalam hal tertentu kita juga berkomunikasi dengan Menteri Dalam Negeri dan kementerian terkait lainnya. Dalam pengelolaan tanah wakaf yang sedemikian luas, otomatis kita juga berkomunikasi dengan pertanahan

Apa strategi untuk mencegah dan menangani gerakan keagaman yang berlebihan?

Kata berlebihannya ada banyak macam. Ada berlebihan dalam arti ekstrem seperti teroris. Alhamdulillah kita dan BNPT sangat aktif bekerja sama dengan Densus 88 dari kepolisian. Jadi bukan lagi penekanannya pada penindakan, tetapi penekannya pada proteksi. Dan itu sangat berhasil. 

Mudah-mudahan nanti ada kesadaran bersama semua warga bangsa untuk menghindarkan konflik-konflik. Karena kalau terjadi konfl ik, tidak akan menguntungkan siapa pun. Bahkan semuanya akan rugi. Nah, ini muncul sebuah kesadaran publik untuk menghindari apa yang disebut dengan potensi konflik itu. Di samping itu, kita banyak bekerja sama dengan ormas-ormas keagamaan, bagaimana menciptakan penyegaran di dalam beragama ini. Dulu kita istilahkan dengan deradikalisasi pemahaman keagamaan Islam, Kristen Protestan, Katolik, dan agama-agama yang lain. 

Jadi ada semacam deradikalisasi menghindarkan unsur-unsur pemahaman keagamaan secara radikal pada setiap agama, karena radikalisme itu bukan hanya Islam, tapi semua agama berpotensi memiliki kelompok-kelompok radikal. Sekarang ini kita adakan pertemuan intensif bagaimana mencegah lahirnya kembali kelompok-kelompok radikal itu

Sejauh ini, apakah upaya memperkuat kerukunan antarumat beragama sudah berjalan sangat baik?

Ya, alhamdulillah. Walaupun masih ada kasus, tapi itu kan diselesaikan secara kasuistik. Padahal karena misunderstanding. Sebagian masyarakat masih ada yang belum bisa membedakan apakah itu rumah doa, rumah 
gereja atau musala, masjid, dan majlis taklim, dan seterusnya. Meski begitu, lama-kelamaan pemahaman masyarakat kita semakin matang. Itu juga dengan sendirinya akan mengurangi potensi konflik.

Kemudian soal pendirian rumah ibadah, bagaimana perkembangannya hingga saat ini?

Mulai muncul sebuah kesadaran dalam masyarakat kita. Dulu memang sangat selektif, ya, mempersoalkan, apa pun dipersoalkan. Sekarang ini digantikan dengan semacam understanding, saling pengertian satu sama 
lain. Mungkin ada satu sama lain itu belum selesai persyaratan mutlaknya, tetapi ada pemahaman persaudaraan di dalam satu kawasan tertentu. 

Ya, saya baru datang dari Surabaya, ada sebuah perumahan yang di dalamnya berjejeran rumah ibadah dengan masing-masing pekarangan yang sama nempel satu tembok dengan tembok yang lain. Itu luar biasa. 
Ini (Masjid) Istiqlal juga ada terowongan yang menghubungkan dua rumah ibadah, kan. Itu juga menjadi potret Indonesia yang yang sangat indah. Kita berharap juga seluruh daerah, wilayah, provinsi di Indonesia 
pun mendukung kegiatan-kegiatan toleransi seperti ini.

Dalam satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran, di Kementerian Agama ada program jangka pendek dan jangka Panjang. Apa program yang sudah terealisasi dan masih terus dilakukan?

Yang pertama pemberdayaan rumah ibadah. Masjid-masjid itu jangan hanya digunakan tempat beribadah, tapi ada kegiatan-kegiatan yang menyejahterakan masyarakat. Seperti di Istiqlal ini ada IGF, Istiqlal Global Fund. Jadi di sini gerakan wakaf produktif, ada gerakan pundi-pundi umat. Bahkan ada kegiatan-kegiatan ekonomi mikro di masjid-masjid bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar, ya. BUMN dengan CSR-nya memberikan permodalan terhadap jemaah tertentu. Itu hasilnya luar biasa kan. Pertama dijamin halal, keuntungannya juga untuk 
umat. 

Kemudian kita bekerja sama dengan ojek dan PT Pos Indonesia. Jadi kebutuhan pokok bisa dipesan di masjid. Kan sekarang semua orang punya handphone. Telepon minta beras jenis apa atau baju busana muslimat jenis apa, diantarkan oleh PT Pos atau ojek, mungkin datangnya dari Surabaya, dari Semarang, ya.

Alhamdulillah banyak sekali keuntungan yang kita bisa peroleh Ada lembaga-lembaga pendidikan, lembaga majelis taklim. Pokoknya masjid itu betul-betul dipakai untuk pencerdasan dan penyejahtera an warga masyarakat. Bukan lagi kita memberdayakan masjid, tapi masjid yang berdayakan umat.

Sama juga rumah ibadah yang lain. Bagaimana menciptakan gereja, rumah ibadah itu sebagai tempat silaturahim untuk kerja sama bisnis antara orang kaya dan orang miskin. Di dalam setiap masyarakat itu, misalnya di masjid, ada makmumnya orang kaya, ada makmumnya juga orang miskin, ada juga makmumnya yang butuh tenaga kerja.

Jadi kita mempertemukan termasuk jodoh di masjid. Ada orang cari jodoh, ketemunya di masjid. Berkah itu. Ada orang cari pekerjaan, ketemu pemilik modal, ketemunya di masjid. Jadi rumah ibadah itu bisa menyelesaikan banyak persoalan masyarakat.

Kembali sedikit soal program penguatan ekoteologi tadi, bagaimana penjabarannya?

Ya, ekoteologi itu begini, misalnya setiap calon pengantin itu menanam pohon, setiap santri itu kita imbau untuk 
membawa tanaman. Bayangkan 9,5 juta santri murid madrasah, kalau setiap tahun pada pergantian kelas atau naik kelas masing-masing bawa pohon, ditanam di pekarangan, di pinggir-pinggir jalan, lima tahun akan datang itu akan hijau tanah air kita ini. 

Bayangkan kalau semua sekolah juga seperti itu, insya Allah implementasi penyehatan alam ini, paru-paru dunia, nanti. Perlu ada gerakan masif bagaimana penyehatan lingkungan itu menjadi prioritas. Bukan hanya Indonesia, tapi semua negara. Makanya itu kita kembangkan ekoteologi, menyelamatkan lingkungan otomatis menyelamatkan kemanusiaan itu sendiri.

Ini isu baru di Kementerian Agama. Tidak ada kata terlambat untuk sesuatu ide yang besar. Sekarang semua kantor Kementerian Agama, pondok pesantren, madrasah-madrasah itu berlomba-lomba untuk melakukan penghijauan. Nanti akan kita uji, kita tes, dan kita berikan award, penghargaan, pada Hari Amal Bakti Kementerian Agama. Pondok pesantren mana yang paling indah, madrasah paling hijau, masjid paling hijau, musala paling hijau, gereja paling hijau. 

Nanti akan ada penilaian dari Kementerian Agama. Lama-kelamaan semua bangunan di lingkungan Kementerian Agama, apakah itu gereja ataupun rumah ibadah yang lain termasuk masjid, madrasah, sekolah-sekolah yang bercorak keagamaan, akan dipenuhi dengan lingkungan yang asri karena kita gerakkan anak-anak didik kita juga untuk sadar lingkungan.

Apa imbauan Bapak terkait dengan kerukunan antarumat beragama supaya kita selalu saling menjaga?

Pertama, saya mengimbau, mari memelihara kerukunan. Apakah itu kerukunan antarumat beragama, kerukunan antaretnik, kerukunan antarwarga negara, kerukunan antarprovinsi, antarkedaerah an. Karena tidak ada artinya kemajuan yang kita peroleh tanpa kerukunan. Sekaya apa pun negeri kita, tidak ada artinya kalau tidak ada kerukunan. Jadi kontribusi untuk menjadi negara sejahtera, masyarakat sejahtera itu adanya kerukunan.

Apa artinya kita banyak kekayaan tapi enggak boleh keluar rumah, tercekam oleh rasa takut? Itu enggak ada 
kemerdekaan, kan? Alhamdulillah, sekarang Indonesia, dari ujung ke ujung, kita bisa pergi. Di bulan Ramadan, di Istiqlal ini ada yang dari Lampung, Bengkulu, perempuan, tanpa ada yang mengawal. Coba di Timur Tengah, mana bisa menyaksikan pemandangan yang sama. Ada etika sendirian, semuanya itu harus ada pengawalnya, kan. Nah, kita di Indonesia, urusan itu sangat aman, ya. Orang mau pergi ke mana-mana pun, salat enggak ada yang gangguin, ya.

Orang mau pergi haji atau umrah juga merasa sangat aman. Kenapa? Karena itu tadi, terciptanya sebuah sistem hukum yang mulai bagus. Hukum keagamaan terutama.

Nah, mudah-mudahan getting better lah. Di bawah kepemimpinan Pak Prabowo ini banyak sekali kehidupan yang lebih sistematis. Terutama dalam dunia pendidikan. Di dunia pendidikan kita, ada program Makan Bergizi Gratis, Sekolah Rakyat, juga Sekolah Garuda. Ditambah lagi dengan perhatian khusus terhadap anak yatim piatu.

Kita berterima kasih kepada Bapak Presiden, masyarakat, anggota DPR, dan semua pihak yang berkeringat untuk memajukan bangsa ini. Kita doakan semoga diberikan pahala, diberikan istiqamah untuk melakukan hal yang sama seterusnya.

MENCETAK MADRASAH, SEKOLAH TERBAIK DI INDONESIA

Pemerintah memberikan perhatian khusus, termasuk anggaran untuk madrasah. Bisa dijelaskan?

Betul. Presiden Prabowo memberi dukungan penuh. Ada alokasi anggaran tambahan khusus untuk madrasah, terutama madrasah swasta yang selama ini menopang pendidikan jutaan santri di daerah. Banyak bangunan madrasah di pelosok, bahkan ada yang berada di lereng rawan longsor, atau di pulau yang harus ditempuh dua hari dua malam dengan kapal kecil. 

Negara kini hadir untuk memperbaiki kualitas mereka,dari sarana belajar, kesejahteraan guru, hingga digitalisasi madrasah.Selain dukungan anggaran, apa strategi Kemenag untuk menjadikan madrasah sebagai sekolah terbaik di Indonesia?

 Ada beberapa langkah strategis

  • Penguatan mutu dan kurikulum, termasuk moderasi beragama, toleransi, wawasan kebangsaan, dan sains teknologi. Kita juga ingin seluruh madrasah dan sekolah keagamaan memperkuat diri dengan nilai-nilai ekoteologi dan Kurikulum Berbasis Cinta.
  • Peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru, digitalisasi pembelajaran, serta penataan manajemen 
    madrasah. Tujuannya satu: madrasah harus mampu bersaing, bukan hanya baik secara moral, tapi juga unggul dalam prestasi akademik dan inovasi.

Alhamdulillah, saat ini banyak sekali madrasah unggulan. Bahkan, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia 
Serpong menduduki peringkat teratas dalam berbagai daftar SMA terbaik berdasarkan nilai UTBK 2025, dengan skor ratarata yang tinggi. Keunggulannya meliputi kurikulum berbasis sains, asrama, dan prestasi olimpiade internasional. 

Terbaru, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang juga menjadi sekolah terbaik dalam Olimpiade Sains Na
sional (OSN) 2025. MAN 2 Kota Malang meraih 3 emas (terbanyak jika dibandingkan dengan sekolah lain di Indo
nesia), 2 perak, 2 perunggu, 2 Honorable Mention, dan 1 The Best Business Case.

Selain itu, ada dua madrasah yang tahun ini terpilih sebagai Sekolah Garuda Transformatif. Keduanya ialah MAN IC Gorontalo dan MAN IC Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan. Adapun Sekolah Garuda adalah program Presiden Prabowo dalam mengembangkan sekolah unggulan. Dan, ada dua madrasah yang terpilih. Saya yakin ke depan akan lebih banyak lagi.

Apa tantangan terbesar dalam mewujudkan hal itu?

Tantangannya masih cukup besar. Infrastruktur belum merata, banyak madrasah swasta yang bangunannya tidak layak atau kekurangan ruang kelas. Di sisi lain, kita juga harus meningkatkan kualitas guru, terutama dalam penguasaan teknologi dan metodologi yang sesuai perkembangan abad 21. Dan, satu lagi: persepsi masyarakat. Madrasah harus dipandang sebagai pilihan utama, bukan alternatif terakhir.

Lalu, bagaimana visi Bapak ke depan untuk madrasah Indonesia?

Visi kita jelas: Madrasah sebagai sekolah terbaik di Indonesia, unggul dalam prestasi, kuat dalam karakter, dan berdaya saing global.Saya ingin anak-anak madrasah tidak hanya lancar membaca kitab dan Al-Qur’an, tetapi juga melek digital, mampu berbicara di forum internasional, cinta lingkungan, cinta sesama, dan cinta tanah air. Mereka yang keluar dari madrasah, tidak hanya pintar, tetapi juga rendah hati, toleran, dan siap membangun bangsa.

Jadi, jika ada orangtua bertanya, ‘Kenapa harus memilih madrasah?’, apa jawaban Bapak?

Jawabannya sederhana: karena di madrasah, anak tidak hanya menjadi pintar, tapi juga menjadi manusia. Mereka belajar ilmu, agama, etika, dan kehidupan. Kalau kita ingin mencetak generasi yang cerdas sekaligus berakhlak, maka madrasah adalah pilihan terbaik. Insya Allah, dengan dukungan pemerintah, masyarakat, dan seluruh guru madrasah di Indonesia, kita tidak hanya mencetak sekolah terbaik, tetapi juga mencetak generasi terbaik bagi bangsa dan agama. (H-2)

Read Entire Article
Global Food