Mengenal Profesi Dokter Spesialis Radiologi: Peran, Pendidikan, dan Gaji

1 week ago 2
 Peran, Pendidikan, dan Gaji Untuk menjadi spesialis radiologi (Sp.Rad), seorang dokter umum harus menempuh pendidikan tambahan selama 3 tahun melalui Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Radiologi. (freepik)

DOKTER radiologi merupakan dokter spesialis yang memiliki keahlian dalam melakukan pemeriksaan dengan menggunakan prosedur pencitraan. Mereka berperan penting dalam mendeteksi, membantu diagnosis, dan menangani penyakit melalui teknik seperti foto Rontgen, USG, CT scan, dan MRI.

Untuk memperoleh gelar spesialis radiologi (Sp.Rad), seorang dokter umum harus menempuh pendidikan spesialis radiologi selama 8 semester. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan radiasi untuk mendeteksi dan mengobati berbagai jenis penyakit.

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Radiologi 

PPDS Radiologi adalah program pendidikan dokter spesialis radiologi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang radiologi di Indonesia.

1. Persyaratan Umum

  • Memiliki Surat Izin Praktik (SIP) dokter.
  • Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter.
  • Memiliki Surat Tanda Lulus Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI).

2. Persyaratan Akademik:

  • Memiliki gelar dokter.
  • Telah menyelesaikan pendidikan profesi dokter.
  • Memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun sebagai dokter umum.

3. Persyaratan Administratif:

  • Mengisi formulir pendaftaran.
  • Melampirkan dokumen pendukung.
  • Membayar biaya pendaftaran sesuai ketentuan.

4. Proses Seleksi

  • Ujian tertulis.
  • Wawancara.
  • Pemeriksaan kesehatan dan kejiwaan untuk menentukan kelayakan peserta.

5. Kurikulum dan Durasi Pelatihan:

  • Mata kuliah meliputi radiologi diagnostik, radiologi intervensional, dan radiologi nuklir.
  • Durasi pelatihan berlangsung selama 3 tahun.

Bidang Kerja Dokter Spesialis Radiologi

Dokter spesialis radiologi berperan krusial dalam melakukan pemeriksaan serta mendukung diagnosis berbagai kelainan yang mencakup hampir semua bidang kedokteran, seperti bedah, ortopedi, penyakit dalam, pediatri (anak), pulmonologi (paru-paru), kardiologi (jantung dan pembuluh darah), neurologi (saraf), THT (telinga, hidung, tenggorokan), oftalmologi (mata), forensik, serta kebidanan dan kandungan.

Pemeriksaan radiologi dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis alat, disesuaikan dengan indikasi dan permintaan dari dokter yang merujuk pasien. Ilmu kedokteran radiologi sendiri terbagi ke dalam beberapa bidang utama, yaitu:

1. Radiologi Umum (Radiologi Diagnostik)

Bidang ini berfokus pada pemeriksaan dan diagnosis penyebab serta gejala yang dialami pasien, serta mengevaluasi kondisi dan perkembangan hasil perawatan. Beberapa prosedur yang umum dilakukan dalam radiologi diagnostik antara lain:

  • Foto Rontgen
  • USG (Ultrasonografi)
  • Fluoroskopi
  • Mammografi
  • Angiografi
  • CT scan (Computed Tomography scan)
  • MRI (Magnetic Resonance Imaging)
  • PET scan (Positron Emission Tomography scan)
  • Pencitraan Nuklir

Dalam kondisi tertentu, dokter spesialis radiologi akan menggunakan zat kontras untuk meningkatkan kualitas gambar yang dihasilkan, sehingga diagnosis dapat lebih akurat.

Bidang radiologi umum terbagi lagi menjadi beberapa subspesialisasi, di antaranya:

  • Radiologi kepala dan leher
  • Radiologi dada (toraks)
  • Radiologi anak
  • Radiologi saluran kemih dan organ genital
  • Radiologi payudara
  • Radiologi intervensional dan jantung (kardiovaskular)
  • Radiologi tulang dan otot (muskuloskeletal)
  • Radiologi saluran cerna
  • Neuroradiologi (sistem saraf dan otak)

2. Radiologi Intervensi

Pada radiologi intervensi, dokter menggunakan pencitraan seperti CT scan, USG, MRI, dan fluoroskopi untuk membimbing prosedur medis tertentu. Metode ini membantu dokter saat memasukkan kateter atau instrumen bedah melalui sayatan kecil di tubuh.

Radiologi intervensi banyak digunakan untuk menangani kondisi seperti kanker, penyumbatan pembuluh darah, fibroid rahim, nyeri punggung, penyakit hati, ginjal, kelainan paru-paru, gangguan saluran kemih dan saluran cerna, serta stroke. Prosedurnya meliputi:

  • Angiografi dan pemasangan ring pada pembuluh darah
  • Embolisasi untuk mengontrol pendarahan
  • Ablasi tumor
  • Biopsi jarum halus pada organ tertentu
  • Biopsi payudara
  • Penempatan selang makan (NGT)
  • Pemasangan kateter akses vena

3. Radiologi Onkologi

Bidang ini berfokus pada perawatan pasien kanker menggunakan terapi radiasi (radioterapi). Dokter spesialis radiologi onkologi meresepkan dan mengawasi rencana terapi radiasi, memantau kemajuan pasien, serta menyesuaikan pengobatan sesuai kebutuhan.

Gaji Ahli Radiologi

Menurut Laporan Kompensasi Dokter Medscape pada tahun 2020, rata-rata ahli radiologi menghasilkan sekitar Rp6,85 miliar per tahun, ditambah dengan bonus insentif sebesar Rp1,23 miliar.

Sementara itu, AAMC Careers in Medicine juga melaporkan gaji rata-rata ahli radiologi di bidang kedokteran akademik yang terkait dengan rumah sakit pengajaran. Ahli radiologi yang menjabat sebagai asisten profesor di kedokteran akademik menghasilkan rata-rata Rp6,03 miliar per tahun, sedangkan mereka yang menjabat sebagai profesor asosiasi atau profesor penuh memperoleh rata-rata Rp6,72 miliar per tahun. (kemenkes/skbdokter/nspiraadvantage/Z-3)

Read Entire Article
Global Food