Manajemen Proyek Kunci Daya Saing Indonesia di Era Global

4 hours ago 1
Manajemen Proyek Kunci Daya Saing Indonesia di Era Global Pelatihan manajeman proyek.(Dok Dcolearning)

INDONESIA saat ini berada di titik strategis dalam upaya memperkuat daya saing ekonominya melalui peningkatan produktivitas nasional. Salah satu langkah krusial dalam proses ini adalah menerapkan manajemen proyek yang selaras dengan standar global. Pendekatan ini menjadi penghubung penting antara strategi dan implementasi untuk memastikan program pembangunan, investasi, serta transformasi organisasi berjalan secara efektif, efisien, dan terukur.

Isu produktivitas kembali menjadi sorotan seiring dengan publikasi beberapa laporan regional yang menyoroti melambatnya pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di Asia. Dalam laporan Asian Productivity Organization (APO) Productivity Databook 2025, terlihat jelas adanya kesenjangan antara laju pertumbuhan ekonomi dan efisiensi kerja, termasuk di Indonesia.

Laporan tersebut mengungkap bahwa meskipun Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh stabil, pertumbuhan produktivitas tenaga kerja justru mengalami stagnasi dalam sepuluh tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan output belum sepenuhnya diikuti oleh peningkatan efisiensi manajerial dan tata kelola di tingkat organisasi maupun sektor industri. Di sinilah pentingnya manajemen proyek yang efektif dalam meningkatkan daya saing nasional.

“Semakin banyak profesional di Indonesia yang memahami nilai dari manajemen proyek yang terstandarisasi secara global. Peningkatan efektivitas manajemen proyek sangat dibutuhkan apabila Indonesia ingin bersaing di level global,” ujar Program & Partnership Director dari Dcolearning, ATP resmi PMI di Indonesia, Nurul Winanda, pada Rabu (15/10).

APO juga menekankan bahwa produktivitas tidak hanya ditentukan oleh investasi dan teknologi, melainkan sangat dipengaruhi oleh kualitas tenaga kerja dan kemampuan manajerial dalam mengelola sumber daya secara optimal. Kinerja produktivitas nasional sangat bergantung pada input modal, kualitas tenaga kerja yang disesuaikan (quality-adjusted labor input), serta total factor productivity (TFP), yang mencerminkan efisiensi penggunaan seluruh faktor produksi.

Pertumbuhan TFP yang rendah di banyak negara ASEAN, termasuk Indonesia, memperlihatkan bahwa persoalan utama terletak pada lemahnya koordinasi proyek, kurangnya integrasi antar fungsi, serta pengelolaan sumber daya yang belum optimal dalam pelaksanaan program-program pembangunan.

Manajemen proyek modern tidak hanya bertujuan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan sesuai anggaran. Lebih dari itu, manajemen proyek berfungsi memastikan setiap proyek menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi organisasi dan perekonomian secara luas.

Sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas, pelatihan manajemen proyek berbasis standar Project Management Institute (PMI) diselenggarakan di Jakarta pada 13-17 Oktober 2025. Acara ini diikuti oleh para profesional dari berbagai sektor dan juga akademisi dari salah satu universitas ternama di Indonesia. Beberapa peserta mengikutinya sebagai langkah awal memahami kerangka kerja manajemen proyek secara menyeluruh, sementara lainnya menjadikannya bagian dari persiapan menuju sertifikasi internasional seperti CAPM dan PMP.

Pelatihan tersebut menekankan pada pentingnya pemahaman prinsip, metodologi, dan praktik terbaik dalam manajemen proyek. Dengan metode gabungan antara diskusi teori dan latihan praktis, para peserta belajar mengenali risiko, mengelola pemangku kepentingan, serta menyelaraskan pelaksanaan proyek dengan tujuan strategis organisasi.

“Ini langkah positif, karena keberhasilan organisasi, dan pada akhirnya produktivitas nasional, sangat bergantung pada kemampuan kita menjalankan proyek secara efektif dan bertanggung jawab,” lanjut Nurul.

Menurutnya, penerapan kerangka kerja manajemen proyek PMI berperan penting dalam meningkatkan efektivitas tim kerja. Keberhasilan proyek bukan hanya dinilai dari penyelesaian tugas, melainkan dari sejauh mana proyek mampu memberikan hasil yang bernilai dan berkelanjutan.

“Produktivitas tidak hanya diukur dari seberapa cepat pekerjaan selesai, tetapi dari seberapa efektif tim mampu menghasilkan nilai yang berkelanjutan bagi organisasi. Di sinilah peran manajemen proyek menjadi kunci: melalui pendekatan yang terstruktur, organisasi dapat menghindari pemborosan waktu dan sumber daya serta memastikan setiap hasil proyek memberikan dampak nyata,” tegas Nurul.

Ia menambahkan bahwa pendekatan ini tidak hanya relevan bagi korporasi besar, tetapi juga untuk institusi pendidikan, lembaga pemerintah, dan organisasi non-profit. Dalam konteks ekonomi global yang semakin kompleks, kemampuan untuk mengelola proyek dengan efisien menjadi keterampilan strategis di pasar tenaga kerja.

Temuan APO Productivity Databook 2025 juga selaras dengan laporan PMI Pulse of the Profession 2023, yang mencatat bahwa proyek-proyek dengan sistem pelatihan dan sertifikasi profesional yang kuat memiliki tingkat keberhasilan mencapai 72% dalam mencapai target bisnis. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi dalam perencanaan, pengelolaan risiko, evaluasi kinerja, dan kolaborasi lintas fungsi adalah kunci peningkatan produktivitas nasional.

Kondisi ini memperkuat alasan mengapa pelatihan manajemen proyek semakin diminati di Indonesia. Para profesional mulai menyadari bahwa efisiensi dan keberhasilan proyek bukan hasil kerja individu, melainkan buah dari sinergi tim yang memahami prinsip-prinsip manajemen modern dan terstruktur secara global.

Dalam pelatihan lima hari tersebut, peserta aktif dalam studi kasus dan simulasi berbasis kondisi nyata. Mereka belajar membuat Work Breakdown Structure (WBS), menganalisis risiko, dan menyusun stakeholder matrix, yang semuanya bertujuan memastikan pelibatan pemangku kepentingan secara efektif dan berkelanjutan.

Meningkatnya antusiasme terhadap manajemen proyek menunjukkan bahwa pelatihan ini kini dianggap sebagai investasi strategis dalam membangun kapasitas organisasi dan memperkuat kontribusi Indonesia menuju ekonomi yang produktif dan kompetitif di panggung global. (E-4)

Read Entire Article
Global Food