Leony Diajak Diskusi Bareng Tokoh Muda untuk Cari Solusi Masalah Tangsel

2 weeks ago 16
Leony Diajak Diskusi Bareng Tokoh Muda untuk Cari Solusi Masalah Tangsel Artis Leony Vitria(ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

ARTIS Leony Vitria Hartanti menjadi sorotan publik usai melontarkan kritik terhadap kebijakan dan anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) yang dinilainya belum berpihak sepenuhnya pada kesejahteraan masyarakat.

Melalui akun Instagram pribadinya, Leony menyoroti sejumlah kejanggalan, seperti tingginya anggaran konsumsi rapat dibandingkan dana perbaikan jalan, hingga besarnya anggaran untuk pengadaan alat kantor dan suvenir. Kritik itu bermula dari pengalaman pribadinya saat mengurus balik nama rumah peninggalan ayahnya, di mana ia merasa terbebani biaya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Menanggapi hal ini, tokoh muda Tangsel Dadit H. Gani menyampaikan apresiasi terhadap keberanian Leony menyuarakan pendapatnya. Namun, ia menekankan bahwa kritik sebaiknya tidak berhenti di media sosial semata, melainkan bisa menjadi pintu masuk untuk dialog bersama.

Ia menyebut bahwa alangkah baiknya jika hal ini tidak hanya sebatas viral di media sosial, tetapi bisa menjadi momentum untuk bisa berdiskusi dengan pihak Pemkot Tangsel untuk membantu mencari solusinya. 

"Sehingga hal ini harus dibicarakan dan disampaikan kepada pemerintah kota dan stakeholder lainnya agar kita semua bisa berkolaborasi dalam mencari solusi bersama sama," kata Dadit dalam keterangannya, Sabtu (4/10).

Menurutnya, sebagian wilayah Tangsel memang didominasi oleh beberapa pengembang, namun masih banyak pemukiman dan perkampungan yang padat penduduk dengan fasilitas dan infrastruktur serta masalah yang kompleks berada dan diapit oleh komplek atau cluster mandiri.

Ia menjelaskan bahwa Kota Tangerang Selatan merupakan kota otonom yang baru lahir di tahun 2008 hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Justru, menurutnya menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi Pemerintah Kota yang masih berumur 17 tahun ini untuk mengejar pembangunan pada area-area lain.

"Agar gap kesenjangan antara kawasan pengembang dan pemukiman padat penduduk tidak semakin jauh dan tertinggal," katanya.

Dadit pun mengapresiasi langkah Pemkot Tangsel dalam membuat, menjaga, membersihkan dan merawat fasilitas maupun infrastruktur pada kawasan-kawasa pemukiman padat penduduk, meskipun masih banyak yang harus dilakukan.

Ia menyebut bahwa kesenjangan sosial merupakan masalah klasik kota kota besar, termasuk di Kota Jakarta. Namun, Dadit mengatakan bahwa Pemkot Tangsel bisa turut hadir dan memberikan perubahan secara bertahap.

"Ini merupakan tugas kita bersama untuk berkolaborasi demi kenyamanan kita semua," katanya.

Dadit sebagai tokoh muda pun mendorong agar berbagai dinamika yang terjadi di Tangsel bisa di komunikasikan secara arif dan di kolaborasikan bersama-sama dengan Pemkot.

"Karena, jika hanya sebatas viral dan akhirnya membuat situasi tidak kondusif ditengah masyarakat, maka kita semua yang akan merugi," kata dia.

Menurutnya, Tangerang Selatan bukan hanya kawasan-kawasan modern dengan cluster-cluster mandiri, tapi juga pemukiman padat penduduk yang memiliki masalah sosial yang kompleks.

"Dan ini perlu kita selesaikan sebagai tanggungjawab moral bersama," ujarnya. (P-4)

Read Entire Article
Global Food