Langkah Kemenag Wujudkan Asta Cita: dari Jaga Kerukunan hingga Sejahterakan Guru

9 hours ago 2
 dari Jaga Kerukunan hingga Sejahterakan Guru Ilustrasi(ANTARA/ASEP FIRMANSYAH)

SETAHUN pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi momentum penting bagi Kementerian Agama (Kemenag) dalam mewujudkan kehidupan beragama yang inklusif, produktif, dan menyejahterakan.

Di bawah kepemimpinan Menteri Agama Nasaruddin Umar, Kemenag meneguhkan komitmen untuk menerjemahkan Asta Cita ke dalam kebijakan nyata, menjaga kerukunan, memperkuat pendidikan keagamaan, dan meningkatkan kesejahteraan guru agama.

"Asta Cita bukan sekadar rencana politik, tapi arah moral bangsa. Di Kementerian Agama, kami terus berupaya agar nilai agama tidak berhenti di mimbar, tetapi hidup dalam kebijakan yang memuliakan manusia," kata Menag dalam refleksi satu tahun perjalanan Kemenag mengawal Asta Cita di Jakarta, Selasa (21/10).

Merawat Kerukunan untuk Pembangunan

Kemenag menempatkan kerukunan antarumat beragama sebagai fondasi utama pembangunan nasional, sejalan dengan cita ke-8 Asta Cita yang menekankan pentingnya harmoni sosial. Melalui aplikasi Si-Rukun (Early Warning System), potensi konflik keagamaan kini dapat dideteksi lebih dini di berbagai daerah.

Sebanyak 500 penyuluh agama dilatih menjadi aktor resolusi konflik, sementara 300 penyuluh lainnya dibekali keterampilan pemetaan sosial-keagamaan. Kemenag juga memperkuat kapasitas 600 penceramah agar berdakwah secara moderat dan digital, serta membina 200 dai muda yang berwawasan toleran dan mandiri.

Program Akademi Kepemimpinan Mahasiswa Nasional (Akminas) juga melahirkan 1.192 kader lintas agama dengan semangat kepemimpinan plural. Bahkan, Kemenag melakukan rekonstruksi terhadap 25 pesantren eks-Jamaah Islamiyah yang menaungi lebih dari 5.000 santri sebagai bagian dari upaya deradikalisasi.

"Kerukunan adalah prasyarat pembangunan. Indonesia hanya bisa maju bila umatnya damai, saling menghormati, dan memiliki kesadaran kebangsaan yang kuat," tegas Menag.

Capaian ini turut tercermin dalam hasil survei Poltracking Indonesia, yang menempatkan "menjaga kerukunan antarumat beragama" sebagai keberhasilan tertinggi pemerintahan Prabowo–Gibran dengan tingkat kepuasan publik 86,7%, disusul menjaga kehidupan keagamaan (80,2%) dan menjaga persatuan bangsa (77,1%).

Mendukung Program MBG dan CKG

Kemenag turut menyukseskan dua program prioritas nasional, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG). Hingga Oktober 2025, sebanyak 1,37 juta siswa madrasah dan 337 ribu santri telah menerima manfaat MBG, serta lebih dari 12,5 juta siswa lembaga keagamaan mendapat layanan CKG.

Selain itu, program Masjid Berdaya dan Berdampak (MADADA) membantu 4.450 UMKM dengan pinjaman tanpa bunga (qardul hasan), serta 1.350 takmir masjid mendapat pelatihan pengelolaan ekonomi berbasis masjid.

Dalam bidang pembinaan keluarga, 17.266 pasangan telah mengikuti bimbingan perkawinan lintas agama.

"Inilah makna dakwah sosial. Kemenag berupaya agar ajaran agama hadir bukan hanya di rumah ibadah, tapi di ruang publik: berbagi makanan, menjaga kesehatan, dan memperkuat keluarga," ujar Menag.

Meningkatkan Kesejahteraan Guru dan Dosen

Presiden Prabowo menaruh perhatian besar pada kesejahteraan pendidik agama. Untuk pertama kalinya, tunjangan profesi guru non-PNS dinaikkan dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per bulan.

Sebanyak 206.325 guru telah mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG), meningkat 700% dibanding tahun lalu, serta 5.000 dosen Perguruan Tinggi Keagamaan juga mengikuti program serupa.

"Guru dan dosen adalah ruh pendidikan. Ketika mereka sejahtera dan dihargai, maka pendidikan agama akan bermartabat, dan bangsa akan berkarakter," ucapnya.

Kemenag juga menyalurkan 156.581 beasiswa KIP Kuliah, 6.453 Beasiswa Indonesia Bangkit, dan 2.270 Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB). Selain itu, beasiswa turut diberikan kepada 329 mahasiswa Orang Asli Papua (OAP) dan 153 penerima beasiswa zakat.

Lebih dari Rp9 triliun dana BOP Raudlatul Athfal dan BOS Madrasah disalurkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Di sisi lain, Kemenag mendirikan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Negeri (SETIAKIN) di Bangka Belitung, sekolah tinggi Khonghucu negeri pertama di Indonesia.

Mendorong Ekonomi Umat dan Gerakan Ekoteologi

Dalam mendukung Asta Cita poin kedua tentang kemandirian ekonomi hijau, Kemenag mengembangkan 37 Kampung Zakat, 29 inkubasi wakaf produktif, dan 10 Kota Wakaf di seluruh Indonesia. Lebih dari 105.000 sertifikat tanah wakaf diterbitkan, serta 40 hektare Hutan Wakaf digulirkan untuk mengintegrasikan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

Kemenag juga tengah membentuk Lembaga Pengelola Dana Umat (LPDU) guna mengelola dana zakat, wakaf, infak, dan sedekah secara profesional dan transparan. Di sisi lain, gerakan ekoteologi terus diperkuat melalui penanaman lebih dari satu juta pohon, pembangunan 13 KUA berbasis green building, serta penerbitan buku "Tafsir Ayat-Ayat Ekologi".

Membumikan Nilai Agama dalam Kebijakan Publik

Menutup refleksi setahun perjalanan, Menag Nasaruddin Umar menegaskan bahwa keberhasilan Kemenag tidak hanya diukur dari program yang selesai, tetapi dari sejauh mana nilai agama hidup dalam kebijakan publik.

"Agama tidak boleh berhenti di mimbar. Agama harus mewujud dalam kebijakan yang menyejahterakan, mendidik, dan memuliakan manusia. Inilah semangat Asta Cita yang kami kawal dengan sepenuh hati," tuturnya.

Menag juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran, media, dan masyarakat yang turut mengawal perjalanan Kemenag.

"Terima kasih kepada insan pers yang telah menjaga ruang publik tetap sehat. Kritik dan dukungan Anda adalah bagian dari ibadah kami dalam melayani umat," pungkasnya. (H-2)

Read Entire Article
Global Food