Kurang Tidur Bisa Picu Peradangan Kronis dan Melemahkan Kekebalan Tubuh

5 hours ago 1
Kurang Tidur Bisa Picu Peradangan Kronis dan Melemahkan Kekebalan Tubuh Kurang tidur tak hanya berdampak pada suasana hati dan daya pikir, tetapi juga berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh.(freepik)

TIDUR tepat waktu merupakan kegiatan rutinitas yang sangat penting untuk kesehatan. Sayangnya, kegiatan keseharian kerap membuat orang terpaksa mengurangi waktu tidur untuk begadang. 

Para peneliti berusaha memahami pengaruh kurang tidur pada sel-sel imun yang bersirkulasi, seperti monosit, serta hubungannya dengan peradangan sistemik. Monosit adalah leukosit besar atau sel darah putih yang memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh bawaan, yang menyediakan garis pertahanan pertama pada tubuh. Kurang tidur juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi. 

Dilansir dari Science Alert, monosit pada manusia ada tiga subkelompok, yakni klasik, non-klasik, dan intermediet. Monosit non-klasik bertugas mencari patogen dalam jaringan pembuluh darah dan ekstravaskular, menggunakan isyarat inflamasi untuk membantu mereka mengatur respons imun tubuh.

Para peneliti merekrut 276 orang dewasa Kuwait yang sehat dengan indeks massa tubuh yang bervariasi, 237 di antaranya menyelesaikan tugas penelitian. Para peneliti menganalisis pola tidur dan memantau darah peserta untuk mengetahui kadar berbagai subset monosit serta penanda peradangan.

Hasilnya, peserta yang mengalami obesitas memiliki kualitas tidur yang jauh lebih rendah daripada peserta yang lebih kurus. Mereka juga disertai dengan peradangan kronis tingkat rendah yang lebih tinggi. Mereka pun punya lebih banyak monosit non-klasik, yang berkorelasi dengan kualitas tidur yang lebih rendah dan peningkatan penanda pro-inflamasi.

Di bagian lain dari penelitian ini, sebanyak lima orang dewasa yang sehat dan ramping mengirimkan sampel darah saat periode kurang tidur selama 24 jam. Sampel darah ini dibandingkan dengan sampel darah kontrol yang diambil usai para peserta tidur nyenyak selama beberapa hari.

Bahkan, hanya 24 jam kurang tidur tampaknya mengubah profil monosit pada peserta yang kurus menjadi menyerupai peserta obesitas. Sebuah kondisi yang menurut para peneliti mendorong peradangan kronis.

“Temuan kami menggarisbawahi tantangan kesehatan masyarakat yang terus berkembang. Kemajuan teknologi, waktu di depan layar yang lama, dan perubahan norma sosial semakin mengganggu jam tidur yang teratur,” kata seorang peneliti di Dasman Diabetes Institute, Fatema Al-Rashed, dikutip dari Science Alert.

“Gangguan tidur ini memiliki implikasi mendalam terhadap kesehatan kekebalan tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.”

Dilansir dari The New York Post, para ahli umumnya menyarankan orang dewasa untuk tidur selama tujuh hingga sembilan jam setiap malam agar tetap sehat dan membantu tubuh melawan infeksi.

Insomnia telah dikaitkan dengan kondisi kronis, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, yang sering kali dipicu peradangan persisten. Perdangan kronis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh terus bereaksi terhadap penyakit, bahkan setelah ancaman telah berlalu.

Hal-Hal yang Bisa Saja Terjadi Ketika Kurang Tidur

Ketika seseorang kurang tidur, mereka akan mengalami perubahan suasana hati, sehingga menjadi cepat marah. Selain itu, ini beberapa hal yang dapat terjadi ketika seseorang kurang tidur:

Kemampuan Berpikir Berkurang

Ketika seseorang kurang tidur, kemampuan berpikir dan daya kognitif otak akan berkurang. Ternyata, saat tertidur, otak tidak ikut tidur dan akan tetap bekerja. Kerja saraf-saraf pada otak pub saat tidur dan bangun melakukan aktivitas yang hampir sama. Dalam hal ini, tingkat fokus, kewaspadaan, dan memori jangka pendek maupun jangka panjang dalam mengingat akan terganggu. (alinea/halodoc/Z-2)

Read Entire Article
Global Food