Kopdes Merah Putih Wujud Nyata Asta Cita Prabowo Sejahterahkan Rakyat

4 hours ago 2
Kopdes Merah Putih Wujud Nyata Asta Cita Prabowo Sejahterahkan Rakyat Petugas memeriksa ketersediaan obat di Apotek Koperasi Desa Merah Putih di Desa Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung.(Antara)

SATU tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka ditandai capaian besar dalam pemberdayaan ekonomi rakyat.

Salah satu tonggak utamanya adalah keberhasilan membentuk 80.081 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di seluruh Indonesia, sebuah langkah konkret untuk mewujudkan Asta Cita, terutama poin keenam yakni membangun dari desa dan dari bawah demi pemerataan ekonomi serta pengentasan kemiskinan.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Ferry Juliantono menegaskan Kopdes Merah Putih bukan sekadar program ekonomi biasa, melainkan gerakan nasional untuk mengembalikan koperasi sebagai soko guru ekonomi rakyat.

"Koperasi Desa Merah Putih adalah gerakan negara, bukan hanya program pemerintah biasa. Ini upaya menyelamatkan ekonomi rakyat dengan mengembalikan koperasi pada fungsi aslinya sebagai soko guru ekonomi rakyat," ujarnya pada dialog Forum Merdeka Barat 9 Ngobrolindonesia bertema Koperasi Merah Putih: Hidupkan Mesin Ekonomi Desa.

Diluncurkan secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025 di Klaten, Jawa Tengah, program Kopdes Merah Putih kini mencapai seluruh target tahun pertamanya. Sebanyak 80.081 koperasi memiliki legalitas penuh dan lebih dari 65% di antaranya memasuki fase operasional aktif di berbagai sektor, mulai dari distribusi kebutuhan pokok, pengelolaan hasil pertanian, hingga layanan kesehatan desa.

Sebagian besar koperasi telah membuka gerai desa dan gudang distribusi, berfungsi sebagai penyalur bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, pupuk bersubsidi, serta LPG 3 kilogram. Selain itu, 20.000 koperasi kini juga berperan sebagai offtaker hasil produksi petani dan nelayan, memasarkan produk pertanian dan perikanan ke pasar regional dan nasional.

Ferry menjelaskan Kopdes Merah Putih ini menjadi salah satu upaya pemerintahan Presiden Prabowo dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Ia meyakini Kopdes Merah Putih yang beroperasi ini bisa menjadi pelopor untuk mengangkat derajat perekonomian desa.

"Negara yang merdeka adalah negara yang bisa memberi makan rakyatnya, bangsa yang merdeka adalah yang bisa menjamin kehidupan layak bagi seluruh rakyatnya," ujar Ferry.

Lebih lanjut, Ferry menjelaskan tiap koperasi desa mendapatkan plafon modal sebesar Rp3 miliar. Dari jumlah itu, sebagian akan digunakan membangun gudang, gerai, dan sarana pendukung sebagai aset milik desa dan dikelola koperasi.

"Total modal yang dialokasikan mencapai Rp240 triliun. Ini bukan pengeluaran yang tidak menghasilkan, melainkan investasi yang akan menciptakan perputaran ekonomi di tingkat desa," jelas dia.

Ferry menerangkan Kopdes Merah Putih dirancang dengan tiga fungsi utama. Pertama, jadi penyalur barang kebutuhan pokok yang terjangkau seperti beras, minyak goreng, pupuk bersubsidi, dan elpiji 3 kilogram. Kedua, berperan sebagai pengumpul hasil produksi (offtaker) masyarakat desa untuk dipasarkan lebih luas.

Di samping itu, koperasi juga akan menjalankan fungsi kesehatan dengan menyediakan apotek dan klinik desa. Fungsi perkreditan juga menjadi bagian penting untuk memberikan akses modal kepada masyarakat desa.

"Koperasi ini bukan hanya toko kelontong. Mereka akan dilengkapi teknologi untuk meningkatkan mutu produk seperti mesin pengering gabah untuk padi atau cold storage untuk sayur dan buah-buahan," ujarnya.

Tak hanya itu, program ini juga diproyeksikan dapat menciptakan lapangan kerja secara signifikan. Ini lantaran setiap koperasi membutuhkan pengawas, pengurus, dan pengelola sekitar 10-20 orang. Dengan jumlah 80.081 koperasi, maka sekitar 1,6 juta orang akan terlibat dalam kegiatan produktif di pedesaan.

"Ini adalah strategi menghentikan urbanisasi masif. Ketika desa memiliki lapangan kerja, masyarakat tidak perlu berbondong-bondong ke kota menjadi pekerja sektor informal," tegasnya. (E-2)

Read Entire Article
Global Food