
UNIVERSITAS Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar Pameran Inovasi, Innovation Showcases, Seminar dan Innovation and Business Talk sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis UPI ke-71. Kegiatan itu sekaligus menjadi ajang bagi para peneliti dan inovator kampus untuk menampilkan hasil riset unggulan yang berpotensi memberikan dampak ekonomi, sosial, dan ekologis bagi masyarakat.
Direktur Jenderal (Dirjen) Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Fauzan Adziman yang membuka pameran Inovasi, Innovation Showcases, Seminar dan Innovation and Business Talk Selasa (21/10) menyatakan, kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong riset-riset kampus agar tidak berhenti pada tahap pengembangan teknologi, tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan dampak sosial yang luas.
“Melalui kegiatan seperti ini, kami ingin membantu agar inovasi yang dihasilkan kampus bisa memiliki nilai ekonomi dan dampak sosial-ekologi yang tinggi,” ungkapnya.
Fauzan mencontohkan beberapa inovasi hasil riset di UPI, seperti pengembangan cat pendingin ruangan berbasis teknologi ramah lingkungan dan solar sel organik yang dapat menyerap energi secara efisien. Selain itu, terdapat pula beragam alat pendidikan inovatif hasil kreativitas para dosen dan mahasiswa UPI. Saat ini Kementerian tengah mengupayakan agar hasil-hasil riset kampus dapat memperoleh dukungan dari sektor keuangan nasional.
“Beberapa program riset di sini sudah masuk pembahasan dengan Himbara. Ada dana sekitar Rp200 triliun dari Kementerian Keuangan yang akan diinvestasikan melalui bank-bank Himbara ke sektor riil, termasuk bidang sains dan teknologi,” jelasnya.
Menurut Fauzan, saat ini pemerintah sedang melakukan kurasi produk-produk riset agar dapat memperoleh akses pembiayaan dari perbankan, sehingga perputaran ekonomi dapat mendukung pengembangan inovasi di kampus. Fauzan juga menyoroti pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) di perguruan tinggi.
"Dan UPI menjadi salah satu tulang punggung dalam pengembangan SDM nasional, terutama dalam bidang pendidikan," tuturnya.
Saat ini lanjut Fauzan, pemerintah bersama 12 PTNBH tengah membangun peta jalan strategis untuk pengembangan SDM yang lebih sistematis, dengan pendanaan riset tidak hanya difokuskan pada teknologi, tetapi juga pada penguatan kapasitas manusia.
Ia juga menjelaskan empat pilar strategi riset dan inovasi nasional, yaitu Pengembangan dan pembinaan talenta, sebagai kunci utama kemajuan riset; Peningkatan kualitas riset dari hulu hingga hilir, dengan fokus pada aspek kualitas, bukan sekadar kuantitas; Hilirisasi riset berbasis kemitraan, melalui kolaborasi dengan kementerian, pemerintah daerah, dan industri, baik dalam maupun luar negeri; dan Pengembangan kebijakan adaptif berbasis sains, dengan mendorong pengambilan keputusan yang didasari data dan kajian para pakar.
Sementara itu Rektor UPI, Prof Didi Sukyadi menerangkan, kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya bidang riset dan pengabdian kepada masyarakat. Riset akan bermanfaat apabila dilakukan proses hilirisasi. Melalui acara ini, ia mengajak para peneliti untuk memamerkan karya agar dikenal masyarakat dan dunia industri.
“Riset akan bermanfaat apabila dilakukan proses hilirisasi. Melalui acara ini, kami mengajak para peneliti untuk memamerkan karya agar dikenal masyarakat, industri dan calon investor,” imbuhnya.
Didi juga menyambut baik adanya peluang dukungan pendanaan dari bank-bank Himbara yang difasilitasi oleh Kemendikti. Skema ini dapat menjadi jembatan penting bagi peneliti di perguruan tinggi yang ingin mengembangkan produk dari tahap prototype menjadi produksi massal. Jika para peneliti bisa mendapatkan akses pembiayaan, bukan tidak mungkin produk riset kita bisa diproduksi secara besar-besaran dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
"Dengan dukungan pendanaan yang kuat, kolaborasi lintas sektor, serta inovasi berkelanjutan, UPI menegaskan komitmennya sebagai pusat inovasi pendidikan dan teknologi nasional yang siap mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis riset di Indonesia," sambungnya. (AN/E-4)