
PROVINSI Kalimantan Selatan menempati peringkat pertama nasional Indeks Ketahanan Pangan (IKP) 2025 yang dirilis Badan Pangan Nasional (Bapanas). Produksi beras dan jagung di Kalsel terus meningkat.
"Indek ketahanan pangan Kalsel menempati peringkat pertama nasional. Ini menjadi bukti keberhasilan kita dalam menjaga ketersediaan, distribusi, dan keamanan pangan," ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman, Jumat (10/10).
Indikator penilaian IKP meliputi Ketersediaan, Keragaman Pangan, Distribusi, dan Keamanan Pangan. Kalsel tercatat sebagai daerah penyangga pangan dimana produksi beras mengalami surplus dan menjadi pemasok kebutuhan beras provinsi lain di Kalimantan. Bahkan beras Kalsel jenis siam juga disuplai ke Pulau Jawa.
PRODUKSI BERAS TERUS MENINGKAT
Produksi beras Kalsel terus mengalami peningkatan 800.000 ton pada 2023, meningkat menjadi 1,026 juta ton pada 2024 dan diproyeksikan mencapai 1,1 juta ton pada 2025. Demikian juga dengan produksi jagung yang kini tengah digalakkan pemerintah.
"Gerakan Pangan Murah juga sangat membantu masyarakat sekaligus menjaga stabilitas harga bahan pokok," tutur Syamsir.
Sinergi antara Pemprov Kalsel, Bulog, dan TNI-Polri menjadi kunci penting dalam menjaga kemandirian pangan di daerah.
PEMANFAATAN LAHAN BASAH
Pada bagian lain Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, memberikan apresiasi atas keberhasilan Polda Kalimantan Selatan dalam memanfaatkan lahan basah (rawa) untuk penanaman jagung dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional.
Hal tersebut disampaikan Kapolri melalui zoom pada kegiatan tanam serentak jagung kuartal IV yang dipimpin Wapres RI Gibran Rakabuming di Provinsi Banten, Kamis (9/10). Pemanfaatan lahan basah ini dapat menjadi percontohan daerah lainnya di Indonesia.
Pada penanaman jagung kuartal IV tahun ini, Polda Kalsel menanam di lahan rawa seluas 16 hektare di lokasi Lahan Ketahanan Pangan Polda Kalsel, Jalan Gubernur Syarkawi KM 17, Kabupaten Banjar. Penanaman jagung di lahan marginal seperti rawa itu bertujuan untuk mengoptimalkan potensi lahan yang kurang produktif.
"Di kuartal IV ini, seiring dengan penambahan lahan jagung di Kalsel, diharapkan hasil panennya dua kali lipat dari Kuartal sebelumnya," ungkap Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Yudha Hermawan.
Dalam waktu dekat Polda Kalsel kembali akan melakukan pemanenan jagung seluas 70 hektare di wilayah Sungai Danau, Kabupaten Tanah Bumbu.
Kapolda menambahkan, pihaknya juga berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Kalsel dan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin melakukan penelitian terhadap batu korea, dan dari unsur-unsur yang ada pada dalam batu tersebut dapat dimodifikasi dan dibuat menjadi Biomassa Teraktivasi.
Apresiasi dari Kapolri dan pemerintah pusat (Kementan) menjadi motivasi untuk lebih meningkatkan koordinasi guna peningkatan produksi di Kalsel.
Dalam waktu dekat Polda Kalsel kembali akan melakukan pemanenan jagung seluas 70 hektare di wilayah Sungai Danau, Kabupaten Tanah Bumbu.
"Ini dapat mempercepat naiknya pH tanah, selain biaya lebih murah dibandingkan <i>treatment<p> menggunakan Dolomit ataupun kotoran ayam," kata Kapolda.
Gubernur Kalsel, Muhidin, dalam rapat koordinasi melalui Zoom bersama Wakil Presiden RI, Menteri Pertanian, dan Kapolri, mengatakan Provinsi Kalsel menjadi acuan karena wilayah ini berhasil merubah lahan basah atau lahan rawa menjadi lahan produktif penanaman jagung.
"Kalimantan Selatan adalah satu-satunya wilayah di Indonesia yang membuat lahan rawa menjadi lahan produktif untuk ditanami jagung, Pemerintah Provinsi Kalsel mendukung penuh kegiatan Polda Kalsel, apapun yang diperlukan seperti alat Corn Combine untuk panen jagung kita sediakan," tutupnya. (DY/E-4)