Israel Terima Dua Jenazah Sandera dari Gaza, Rafah Tetap Ditutup

3 hours ago 4
Israel Terima Dua Jenazah Sandera dari Gaza, Rafah Tetap Ditutup Israel menerima dua jenazah sandera dari Gaza melalui Palang Merah. Pemerintah menegaskan penyeberangan Rafah akan tetap ditutup sampai seluruh sandera dikembalikan.(Media Sosial X)

PEMERINTAH Israel mengonfirmasi telah menerima dua jenazah sandera dari Gaza yang diklaim Hamas sebagai warga Israel. Kantor Perdana Menteri Israel menyebutkan, jenazah tersebut diserahkan melalui Palang Merah dan kini sedang dalam proses identifikasi resmi.

Sebelumnya, Hamas menyatakan kedua jenazah ditemukan di wilayah Gaza pada Sabtu (19/10). Dengan penyerahan ini, total 12 dari 28 jenazah sandera yang dilaporkan tewas kini telah dikembalikan ke Israel.

Penundaan pemulangan seluruh jenazah memicu kemarahan publik Israel. Pasalnya, kesepakatan gencatan senjata yang dicapai pekan lalu mensyaratkan pembebasan semua sandera, baik yang masih hidup maupun telah meninggal. Hamas berdalih kesulitan menemukan sisa jenazah karena banyak area Gaza yang tertimbun reruntuhan akibat serangan udara.

Sebagai respons, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan agar penyeberangan Rafah di perbatasan Gaza-Mesir tetap ditutup hingga ada keputusan lebih lanjut. Pemerintah Israel menyatakan, pembukaan kembali jalur tersebut akan dipertimbangkan setelah seluruh jenazah sandera dikembalikan dan kesepakatan gencatan senjata dijalankan sepenuhnya.

Rafah merupakan jalur vital bagi warga Palestina yang membutuhkan perawatan medis di luar Gaza maupun bagi mereka yang hendak kembali ke wilayah tersebut.

Militer Israel (IDF) menegaskan, Hamas harus “mematuhi kesepakatan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh sandera.”

Sementara itu, Amerika Serikat menilai keterlambatan pengembalian jenazah tidak serta merta menjadi pelanggaran kesepakatan gencatan senjata yang dipuji Presiden Donald Trump sebagai “keberhasilan besar” dalam kunjungannya ke Israel dan Mesir pekan lalu.

Teks resmi kesepakatan tersebut belum dipublikasikan. Namun, versi yang bocor dan beredar di media Israel menunjukkan adanya klausul yang memperhitungkan kemungkinan tidak semua jenazah dapat segera ditemukan.

Hamas menuduh Israel mempersulit proses pencarian dengan terus membatasi akses alat berat ke Gaza. Serangan udara yang menghancurkan banyak bangunan disebut membuat proses evakuasi korban menjadi sangat sulit.

Kepala bantuan kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, mengatakan kepada BBC bahwa Jalur Gaza kini “telah menjadi padang puing,” dengan warga yang berusaha mencari jasad dan sisa rumah mereka yang rata dengan tanah.

Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi AS, Hamas sebelumnya telah menyerahkan 20 sandera hidup kepada Israel.

Militer Israel pada Jumat lalu juga mengonfirmasi identitas jenazah sandera kesepuluh, Eliyahu Margalit, yang diambil dari kibbutz Nir Oz setelah tewas pada serangan 7 Oktober 2023.

Dalam kesepakatan yang sama, Israel membebaskan 250 tahanan Palestina dari penjara serta 1.718 warga Gaza yang sebelumnya ditahan.

Pada Sabtu, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan, Israel menyerahkan 15 jenazah warga Palestina melalui Palang Merah, sehingga total jenazah yang diterima sejauh ini mencapai 135.

Di hari yang sama, 11 anggota satu keluarga Palestina dilaporkan tewas akibat tembakan tank Israel, menurut Kementerian Pertahanan Sipil Gaza. Ini menjadi insiden paling mematikan yang melibatkan tentara Israel sejak gencatan senjata dimulai.

Militer Israel menyebut tembakan itu diarahkan ke “kendaraan mencurigakan” yang diduga melintasi garis kuning, batas wilayah yang masih dikuasai pasukan Israel di Gaza. Namun, batas itu tidak memiliki penanda fisik yang jelas. BBC telah meminta koordinat lokasi insiden tersebut kepada IDF.

Konflik saat ini berawal dari serangan 7 Oktober 2023, ketika kelompok bersenjata Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel selatan dan menyandera 251 orang lainnya. Sejak itu, lebih dari 68.000 orang dilaporkan tewas akibat serangan Israel di Gaza, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang diakui PBB sebagai sumber tepercaya.

Pada September lalu, Komisi Penyelidikan PBB menyatakan Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza — tuduhan yang dibantah keras oleh Israel sebagai “laporan yang salah dan menyesatkan.”
 

Read Entire Article
Global Food