
SEORANG pria di Iran yang dihukum karena menjadi mata-mata untuk badan intelijen rezim Israel, Mossad, telah dieksekusi dengan cara digantung di Provinsi Qom. Demikian laporan Tasnim News Agency yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Minggu (19/10).
Direktur Departemen Kehakiman Qom Kazem Mousavi mengatakan mata-mata Mossad tersebut digantung pada 18 Oktober. Identitasnya belum diungkapkan.
Mousavi mencatat hukuman tersebut dilaksanakan setelah putusan atas tuduhan moharebeh (secara harfiah berarti permusuhan terhadap Tuhan) dan membuat kerusakan di muka bumi dikuatkan oleh Mahkamah Agung dan permohonan grasi ditolak.
“Eksekusi mata-mata ini… dilakukan setelah konfirmasi oleh Mahkamah Agung dan penolakan permohonan grasinya di Penjara Qom,” ujarnya.
Ia mengatakan terpidana tersebut telah memulai kerja samanya dengan badan intelijen rezim Zionis pada Oktober 2023 dan ditangkap pada Februari 2024.
Setelah penyelidikan intelijen yang ekstensif, pengumpulan bukti yang lengkap, dan pengakuan tersangka atas kerja sama dan penyebaran informasi ke situs web Zionis, ia didakwa dengan spionase dan kerja sama intelijen dengan seorang perwira Mossad serta penyebaran informasi rahasia, kata Mousavi.
Sementara media Israel, The Times of Israel, menyebut adalah eksekusi terbaru dari serangkaian eksekusi menyusul perang 12 hari antara kedua negara pada Juni.
Awal bulan ini, enam pria dieksekusi di provinsi Khuzestan atas tuduhan terorisme, dan kurang dari seminggu sebelumnya, seorang pria yang digambarkan sebagai salah satu mata-mata utama Israel juga digantung. Iran mengidentifikasi pria yang dieksekusi tersebut sebagai Bahman Choobi-asl, yang kasusnya belum diketahui secara langsung dalam laporan media Iran maupun oleh para aktivis yang memantau hukuman mati di Republik Islam tersebut.
Seorang pria lain, bernama Roozbeh Vadi, juga dieksekusi karena diduga menyebarkan informasi tentang seorang ilmuwan nuklir yang tewas selama konflik.
Iran diketahui telah menggantung setidaknya sepuluh orang atas tuduhan spionase sejak perangnya dengan Israel pada Juni.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan besar-besaran terhadap para pemimpin militer tertinggi Iran, ilmuwan nuklir, situs pengayaan uranium, dan program rudal balistik. (B-3)