
PERUBAHAN cuaca yang tidak menentu seperti saat ini kerap meningkatkan peluang penyebaran penyakit, terlebih ketika daya tahan tubuh sedang tidak cukup baik. Salah satu penyakit yang umum terjadi adalah flu.
Meski terlihat seperti batuk pilek biasa, flu atau influenza sebenarnya merupakan penyakit pernapasan yang lebih serius, bahkan influenza A memiliki risiko komplikasi yang cukup berat. Untuk itu, ketahui lebih dalam mengenai influenza A serta cara mendeteksi dan menanganinya.
"Flu atau influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Influenza. Virus ini menyerang sistem pernapasan dan menimbulkan gejala yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Terdapat tiga tipe utama virus influenza yang dapat menyerang manusia, yaitu A, B, dan C. Dari ketiga tipe tersebut, virus influenza A cenderung menyebabkan penyakit flu yang gejalanya lebih berat dan kerap menjadi penyebab wabah flu musiman, bahkan pandemi global," papar dokter umum dari RS Pondok Indah-Pondok Indah, dr. Hastomo Prabowo, MARS, dalam keterangan resmi kepada Media Indonesia, Rabu (22/10)
Menurut Hastomo, berbeda dengan virus influenza B yang potensi penularannya dari manusia saja, virus influenza A dapat ditularkan oleh hewan ke manusia.
MI/HO--Dokter umum dari RS Pondok Indah-Pondok Indah, dr. Hastomo Prabowo, MARS
"Selain itu, virus ini dianggap paling berbahaya karena kemampuannya untuk bermutasi dengan cepat sehingga mudah menular dan dapat kebal terhadap sistem imun tubuh. Kedua hal ini menjadi alasan penyebaran virus ini mudah meluas dan menyebabkan pandemi," lanjutnya.
Penularan influenza A dapat terjadi melalui percikan droplet ketika seseorang batuk, bersin, atau berbicara dan secara tidak sengaja terhirup oleh orang yang sehat.
Selain itu, lanjut Hastomo, penularan juga dapat terjadi ketika seseorang menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi virus influenza A, kemudian ia menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka.
Deteksi Influenza A Bukan Hanya dari Gejala
Mengingat cara penularannya yang mudah, terkadang seseorang bahkan tidak sadar hingga akhirnya gejala muncul mendadak pada 1-4 hari setelah terpapar virus.
Gejala influenza A umumnya lebih berat dibandingkan dengan flu biasa (common cold), seperti:
- Batuk kering atau berdahak, yang disertai dengan sakit tenggorokan, pilek, atau hidung tersumbat
- Demam tinggi (dapat mencapai 39 o C - 40o C)
- Menggigil atau meriang
- Sakit kepala
- Nyeri otot dan sendi (pegal-pegal)
- Kelelahan dan lemas
- Mual muntah dengan atau tanpa disertai diare
Baik influenza A maupun B menunjukkan gejala klasik flu yang sama, sehingga terkadang sulit bagi dokter untuk membedakannya tanpa melakukan pemeriksaan khusus.
"Influenza sering dianggap dapat cepat sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan khusus, sehingga pasien enggan untuk memeriksakan diri ke dokter. Padahal jika diabaikan, influenza A dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, atau bahkan menyebabkan komplikasi serius berupa pneumonia," tegas Hastomo.
Oleh karenanya, tambahnya, pemeriksaan jenis influenza merupakan hal yang penting.
Selain untuk segera mendapatkan penanganan yang efektif, deteksi ini juga dapat memastikan diagnosis yang akurat, membedakan flu dengan penyakit pernapasan lain, memastikan terapi pengobatan yang tepat sasaran, dan meminimalisir risiko komplikasi.
"Dokter biasanya akan melakukan anamnesis (wawancara medis) dan pemeriksaan fisik. Untuk memastikan secara akurat, pasien disarankan untuk melakukan Respiratory Syndromic Testing (RST)," ungkap Hastomo.
RST merupakan pemeriksaan berbasis PCR yang dapat mengidentifikasi hingga 19 virus dan 4 bakteri, termasuk influenza A, human metapneumovirus (HMPV) dan respiratory syncytial virus (RSV), dalam satu pemeriksaan komprehensif. Pemeriksaan ini sudah dapat dilakukan di seluruh laboratorium RS Pondok Indah Group.
Dengan hasil pemeriksaan ini, pasien akan mendapatkan diagnosis yang cepat dan akurat untuk pengobatan efektif sesuai dengan identifikasi patogen.
Tangani Influenza A dengan Tepat
Setelah mendapatkan diagnosis akurat, dokter akan memberikan terapi pengobatan yang sesuai, seperti pereda demam dan nyeri serta obat antivirus untuk mencegah komplikasi.
Kasus influenza A yang masih tergolong ringan biasanya dapat sembuh dalam 5-7 hari.
"Dokter juga akan menyarankan beberapa hal untuk meredakan gejala dan mempercepat pemulihan, seperti istirahat yang cukup dan makan tinggi kalori tinggi protein agar tubuh dapat melawan infeksi secara optimal dan mencukupi asupan cairan untuk mencegah dehidrasi," kata Hastomo.
Menurut Hastomo. mencegah lebih baik daripada mengobati. Melihat tingginya kasus penularan influenza dan perubahan cuaca yang tidak dapat dihindari, pencegahan paling optimal adalah dengan melakukan vaksinasi influenza tahunan.
Vaksinasi menjadi cara yang optimal, mengingat virus influenza terus bermutasi. Selain itu, jagalah kebersihan diri dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, hindari menyentuh wajah (mata, hidung, dan mulut), dan menutup mulut/hidung saat batuk atau bersin menggunakan tisu atau siku bagian dalam. Juga tidak lupa menggunakan masker, terutama di tempat dan transportasi umum.
Di samping itu, terapkan gaya hidup sehat dengan melakukan olahraga rutin, melengkapi suplementasi dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang (karbohidrat, protein, dan lemak) untuk menjaga daya tahan tubuh.
"Tidak lupa juga konsumsi makanan dan minuman yang kaya akan vitamin dan mineral seperti sayur dan buah, juga tidur yang cukup agar dapat menunjang imunitas tubuh," pungkas Hastomo. (Z-1)