HIV/AIDS Meningkat 27 Persen di Surabaya, Pahami Penyebab dan Upaya Pencegahannya Berikut Ini!

2 days ago 3
HIV/AIDS Meningkat 27 Persen di Surabaya, Pahami Penyebab dan Upaya Pencegahannya Berikut Ini! HIV/AIDS(Freepik)

KASUS HIV/AIDS di Surabaya meningkat 27% pada tahun 2023, dengan lebih dari 1.100 kasus baru tercatat hingga Oktober. Faktor-faktor penyebabnya meliputi penggunaan narkoba suntik dan perilaku seksual bebas.

Sebagai kota dengan mobilitas tinggi, Surabaya menghadapi tantangan dalam mengendalikan penyebaran HIV.

Dinas Kesehatan Surabaya mengambil tiga langkah utama untuk mencegah dan mengendalikan HIV: promosi kesehatan, pencegahan, dan pengobatan.

Kampanye penyuluhan dilakukan di sekolah-sekolah dan untuk calon pengantin, sementara skrining dilakukan pada kelompok berisiko tinggi seperti waria, lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), pengguna narkoba suntik, dan pekerja di ruang hiburan umum (RHU).

Dr. Agung Dwi Wahyu Widodo dari Universitas Airlangga menyoroti narkoba suntik dan perilaku seksual bebas sebagai penyebab utama peningkatan HIV/AIDS pada usia produktif. Praktik berbagi jarum suntik di kalangan pengguna narkoba dan perilaku seksual bebas meningkatkan risiko penularan.

Dr. Agung merekomendasikan kampanye edukasi melalui pendekatan ABC:

  • Abstinence: Menghindari hubungan seksual sebelum menikah.
  • Be Faithful: Setia pada pasangan.
  • Condom: Menggunakan kondom untuk mencegah penularan.

Apa itu HIV/AIDS?

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sementara Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah tahap lanjut dari infeksi HIV.

HIV melemahkan imunitas dengan menyerang sel darah putih, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap penyakit seperti TBC, infeksi, dan kanker tertentu.

Penularan terjadi melalui cairan tubuh seperti darah, ASI, air mani, dan cairan vagina, namun tidak melalui kontak fisik biasa atau berbagi makanan.

Gejala HIV/AIDS

Gejala HIV bervariasi sesuai stadium infeksi. Pada awalnya, gejala mungkin tidak muncul, namun beberapa orang mengalami demam, sakit kepala, ruam, dan sakit tenggorokan. Tanpa pengobatan, HIV memperlemah kekebalan tubuh, menimbulkan gejala seperti demam berkepanjangan, diare, penurunan berat badan, serta meningkatkan risiko penyakit serius seperti TBC dan kanker.

Pengobatan HIV

Meski belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, beberapa pengobatan dapat mengelola kondisi ini dan memperlambat perkembangannya:

  1. Terapi Antiretroviral (ART)
    ART adalah kombinasi obat yang menurunkan jumlah virus dan melindungi sistem kekebalan tubuh. Terapi ini harus dilakukan seumur hidup dengan disiplin tinggi agar efektif.

  2. Profilaksis Pasca-Paparan (PEP)
    Pengobatan darurat yang diberikan dalam 72 jam setelah paparan HIV berisiko tinggi.

  3. Profilaksis Pra-Paparan (PrEP)
    Obat untuk individu dengan risiko tinggi tertular HIV, seperti pasangan orang dengan HIV, untuk mengurangi risiko infeksi.

  4. Pengobatan Infeksi Oportunistik
    Pengidap HIV rentan terhadap infeksi lainnya, sehingga pengobatan infeksi ini sering menjadi bagian dari manajemen HIV.

Cara Mencegah HIV/AIDS

  • Setia pada pasangan dan hindari berganti-ganti pasangan.
  • Hindari penggunaan narkotika, terutama yang menggunakan jarum suntik.
  • Edukasi masyarakat terkait penularan hingga pengobatan HIV/AIDS untuk menghentikan rantai penularan. (Z-10)

Sumber: 

  • Kemenkes
  • Suara Surabaya
  • Unair
  • WHO
Read Entire Article
Global Food