
HAMAS mengatakan bahwa pemerintah Israel tidak terlibat dalam negosiasi tahap kedua dari kesepakatan yang akan berakhir pada 1 Maret. Rincian tahap kedua dan ketiga dari kesepakatan tersebut, meskipun dipahami telah disetujui secara prinsip, seharusnya dinegosiasikan selama enam minggu tahap pertama.
Adapun salah satu hasil dari gencatan senjata itu ialah pembebasan sandera Israel sebagai imbalan atas tahanan Palestina, penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza, dan pengiriman bantuan ke daerah kantong yang hancur akibat pemboman Israel tanpa henti selama 15 bulan.
Berdasarkan kesepakatan, yang dimulai pada 19 Januari, tahap kedua, akan melihat pembebasan semua tawanan Israel dan gencatan senjata permanen.
"Kami percaya bahwa sekali lagi ini permainan kotor dari pemerintah sayap kanan untuk menyabotase dan merusak kesepakatan dan untuk mengirim pesan kesediaan untuk kembali berperang," kata anggota senior biro politik Hamas, Basem Naim, dikutip Al Jazeera, Minggu (23/2).
Dia mengatakan bahwa kelompok Palestina yang memerintah Gaza tetap berkomitmen terhadap kesepakatan tersebut dan telah mematuhi kewajibannya di bawah kesepakatan tersebut. Ia menuduh Israel melanggar ketentuan-ketentuan kesepakatan tersebut.
"Lebih dari 100 orang Palestina telah terbunuh pada tahap pertama, banyak bantuan kemanusiaan yang telah disepakati tidak diizinkan masuk ke Gaza, dan penarikan dari Koridor Netzarim (zona militer yang membagi Gaza menjadi utara dan selatan) ditunda," ujar Naim.
Awal bulan ini, para pejabat Israel mengonfirmasi kepada The New York Times bahwa klaim Hamas terhadap pelanggaran Israel atas kesepakatan tersebut ialah akurat. Namun pemerintah Israel secara resmi membantahnya.
Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, Israel telah setuju untuk mengizinkan 60.000 rumah mobil dan 200.000 tenda masuk ke Gaza. Namun persyaratan tersebut belum dipenuhi.
Lebih dari 90 persen dari 2,4 juta warga Palestina di Gaza telah mengungsi dan sebagian besar daerah kantong tersebut telah menjadi puing-puing.
Israel telah menewaskan lebih dari 48.319 warga Palestina sejak melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023. Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan bahwa lebih dari 13.000 orang yang hilang di bawah reruntuhan diperkirakan telah tewas. Setidaknya 1.139 orang terbunuh dan sekitar 240 orang ditawan dalam serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.
Netanyahu tidak tertarik tahap kedua
Netanyahu telah mengancam untuk melanjutkan perang di Gaza. Ia berkomitmen terhadap proposal Amerika Serikat untuk mengambil alih daerah kantong tersebut dan mengusir penduduk Palestina. Trump sekarang tampaknya telah mundur dari rencana tersebut.
Pemimpin Israel ini telah berulang kali mengatakan bahwa ia berkomitmen memenuhi tujuan perang di Gaza, termasuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas di wilayah tersebut.
Kabinetnya juga belum memutuskan syarat-syarat untuk tahap pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza telah terpenuhi untuk beralih ke tahap kedua. (I-2)