
GUNUNG berapi Lewotobi Laki-laki yang berada di Kabupaten Flores, Nusa Tenggara Timur, kembali mengalami erupsi pada 15 Oktober 2025 pukul 09:21 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 8.000 m di atas puncak (± 9.584 m di atas permukaan laut). Letusan disertai gemuruh keras tak hanya terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Api, tetapi juga terdengar hingga ke wilayah Kabupaten Sikka.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi sementara ini ± 3 menit 1 detik.
Warga Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka yang sedang melakukan aktivitas pun panik dan berlari keluar rumah sambil menggendong anak-anak. Tak berselang lama, terjadi hujan pasir dan abu melanda wilayah itu.
Ana Kristina Yeni (42) mengatakan, saat letusan terjadi, ia sedang memasak di dapur, sementara anaknya yang berusia tiga tahun sedang menonton. "Dentuman besar sekali dan terasa ada gempa sedikit. Rumah-rumah bergetar. Saya berlari dan cepat-cepat mencari anak saya. Ternyata dia sudah keluar rumah duluan dan berlari ke arah jalan," kata Yeni.
Desa Kringa berada pada radius 20 kilometer dari lokasi Lewotobi Laki-laki. Selama tiga tahun terjadi erupsi, wilayah itu menjadi langganan material gunung seperti pasir, abu dan kerikil. "Semalam juga terjadi erupsi dua kali. Kami semua kaget ketika terjadi letusan keras sekitar pukul 23.000 WITA. Menyusul dini hari ada dentuman dan gemuruh panjang," lanjutnya.
STATUS TERTINGGI
Saat ini gunung berapi Lewotobi Laki-laki berada pada status tertinggi yakni Level 1V atau Awas setelah hasil rekaman seismik gunung berapi Lewotobi Laki-laki mengalami peningkatan signifikan.
Berdasarkan aktivitas kegempaan periode 13-14 Oktober 2025 tercatat 1 kali Gempa Letusan, 4 kali gempa Guguran, 9 kali Gempa Hembusan, 1 kali Gempa Harmonik, 23 kali Gempa Tremor Non-Harmonik, 1 kali Gempa Tornillo, 22 kali Gempa Vulkanik Dalam, 2 kali Gempa Tektonik Lokal, 11 kali Gempa Tektonik Jauh, dan 1 kali Getaran Banjir, tulis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam keterangan resminya yang diberikan kepada Media Indonesia, Rabu (15/10).
Aktivitas kegempaan masih didominasi oleh gempa pada kedalaman dangkal, yang terlihat dari peningkatan gempa hembusan dan jumlah tremor non-harmonik yang masih stabil.
Pada 14 Oktober 2025, tercatat dua kali gempa vulkanik dalam (VA) dengan amplitudo overscale, menandakan adanya peningkatan suplai magma dari kedalaman. Selain itu, gempa tektonik lokal yang terjadi satu hari sebelumnya menunjukkan kesesuaian dengan pergerakan magma yang mulai menuju ke permukaan.
KRISIS AIR
Pasca erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, masyarakat lima desa di wilayah kecamatan Talibura masih mengalami krisis air bersih. Warga terpaksa mengambil dan mengonsumsi air kali yang sudah terkontaminasi dengan material abu vulkanik.
Hasnani Paliling (46) salah satu warga dusun Boganatar mengatakan selama ini mereka bergantung pada air bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka untuk kebutuhan sehari-hari.
Menurutnya, air yang bersumber dari mata air mengalami penurunan debit sehingga mereka terpaksa mencuci, mandi dan seringkali mengonsumsi air di kali.
"Dari Juni hingga awal Agustus kami dibantu BPBD. Tetapi kemudian berhenti sampai sekarang. Kami berharap bantuan air bersih dan makanan dari pemerintah untuk kami yang sangat membutuhkan. Karena selain krisis air, kami juga mengalami gagal panen," kata Hasnani.
PLT. Kepala Pelaksana BPBD Sikka, Yohanes Puti Botha kepada Media Indonesia mengatakan selama hampir tiga bulan pihaknya tidak melakukan pendropingan air bersih di wilayah lima desa yang terdampak dikarenakan kendala dengan keterbatasan armada yang sudah dalam kondisi tua.
Meski demikian, pihaknya berusaha melayani hampir seluruh warga Sikka yang mengalami kekurangan air karena sedang terjadi kekeringan. "Untuk warga terdampak erupsi, akan kami jadwalkan kembali pendropingan air. Hari ini ada tim yang droping air kemasan di Desa Udek Duen, salah satu desa terdampak. (E-2).