
GENAP satu tahun menjabat sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, secara perlahan Abdul Mu'ti mengejar target-target program percepatan Presiden RI Prabowo Subianto. Setidaknya ada lima program quick wins yang sudah mulai dirasakan langsung oleh masyarakat mulai dari pembenahan infrastruktur sekolah hingga meningkatkan kesejahteraan guru dan guru honorer.
REVITALISASI
Revitalisasi satuan pendidikan menjadi yang paling gencar dilakukan Kemendikdasmen dalam satu tahun terakhir, mulai dari pembenahan gedung sekolah hingga toilet. Kemudian juga bantuan sarana prasarana pendukung misalnya untuk kelengkapan belajar yang juga merupakan program prioritas presiden.
Pada awalnya anggaran Rp16,9 triliun dipersiapkan untuk merevitalisasi 10.440 satuan pendidikan. Namun setelah perhitungan ulang Kemendikdasmen meningkatkan sasaran dan akan merevitalisasi sekitar 16.170 satuan pendidikan.
Abdul Mu'ti menegaskan penambahan sasaran tersebut tanpa mengurangi kualitas dan tetap sesuai tata kelola oleh satuan pendidikan, konsultan, supervisor, dan fasilitator. Dengan begitu bisa dipastikan bahwa pembangunan berjalan sebagaimana mestinya, tepat waktu, tepat sasaran, dan juga tepat guna.
"Alhamdulillah sekarang sudah, sampai sekarang dari 16.170 sasaran, sekitar 10% sudah selesai dan sudah siap diresmikan," kata Abdul Mu'ti kepada Media Indonesia, Kamis (16/10).
DIGITALISASI
Kemudian digitalisasi, juga menjadi program quick wins yang diamanahkan oleh presiden. Dalam upaya peningkatan digitalisasi pembelajaran Kemendikdasmen membagikan bantuan interactive flat panel (IFP) hingga bantuan paket laptop untuk mendukung penggunaan IFP agar maksimal. Tidak hanya itu, guru-guru yang mengoperasikan IFP pun akan diberikan pelatihan karena ada berbagai macam teknik yang memang harus dikuasai dalam pengoperasian IFP.
"Untuk paket-paket pembelajaran yang kita kirimkan yang itu di-install di dalamnya, tapi juga ada yang nanti bisa diunggah dari rumah pendidikan yang merupakan bagian dari layanan pendidikan yang diberikan oleh Kemendikdasmen," ujar dia.
Target pembagian IFP sampai Desember 2025 sekitar 288 ribu unit dan saat ini sudah terproduksi sekitar 110 ribu unit yang sedang dalam proses pengiriman dan ada juga yang sudah digunakan di ruang-ruang kelas sekitar 40 ribu unit.
PENGUATAN KARAKTER
Program quick wins berikutnya yakni penguatan pendidikan karakter melalui tujuh kebiasaan baik antara lain bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.
"Dan sekarang saya sudah mulai mendapat banyak laporan, mulai ada perubahan perilaku murid-murid sejak kebiasaan itu dilakukan. Termasuk juga program pagi ceria yaitu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, senam anak Indonesia hebat selama 8 menit, dan berdoa yang dijadika satu paket sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai," kata pria berusia 57 tahun tersebut.
WAJIB BELAJAR 13 TAHUN
Selanjutnya adalah program wajib belajar 13 tahun yang sekarang sudah mulai berjalan. Mulai tahun depan siswa Taman Kanak-Kanak (TK) mendapat bantuan program Indonesia Pintar (PIP).
Selama ini banyak bantuan hanya diberikan kepada siswa SD, SMP, dan SMA, sementara siswa TK belum pernah mendapatkan bantuan.
"Mulai tahun depan, siswa TK akan mendapatkan bantuan dana dengan tujuan supaya orangtua lebih bersemangat untuk anak-anaknya belajar di TK. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pertumbuhan anak yang sangat menentukan di usia 1-7 tahun yang punya pengalaman pendidikan di taman kanak-kanak memiliki learning sustainability yang lebih baik dibandingkan yang tidak punya pengalaman di TK," paparnya.
Kemendikdasmen juga berencana agar siswa TK mulai diperkenalkan dengan matematika dengan cara yang menyenangkan tanpa memberikan beban apapun seperti belatih logika dengan mengklasifikasikan objek, mengenal warna, menghitung ringan, kemudian mengklasifikasikannya.
KESEJAHTERAAN GURU
Program selanjutnya yakni peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru. Dari program ini terdapat 3 sub program untuk menunjang kesejahteraan guru dari berbagai sektor.
Pertama, peningkatan kesejahteraan guru melalui tunjangan sertifikasi yang sebelumnya Rp1,5 juta kemudian ditambah Rp500 ribu sehingga totalnya menjadi Rp2 juta. Untuk guru ASN diberikan tunjangan sebesar gaji pokok.
Kebijakan yang baru juga adalah tunjangan langsung dari pemerintah pusat langsung kepada rekening guru yang diberikan setiap tiga bulan sekali. Abdul Mu'ti menyebut meski saat ini pemerintah baru bisa memberikan tunjangan ekstra setiap tiga bulan sekali, tetapi perlahan-lahan seiring waktu penyesuaian rekening dan sebagainya akan dikirim setiap bulan ke rekening guru secara langsung.
Kemudian insentif juga diberikan kepada guru honor yang ditentukan dengan jumlah jam mengajarnya yang mendapatkan insentif Rp300 ribu per bulan yang sudah dibayarkan di awal tahun ini sekitar Rp2,1 juta dan tahun depan ditambah 100 ribu sehingga nanti menjadi Rp400 ribu per bulan.
"Kami harapkan dengan cara seperti ini guru lebih bersemangat untuk mengajar dengan menaikkan tunjangan sertifikasi, kemudian juga yang honor diberikan insentif. Mudah-mudahan ini bisa menjadi salah satu dari sekian banyak cara untuk bagaimana menimbulkan mutu pendidikan," tuturnya.
Sub program lainnya untuk mendukung peningkatan kualitas guru adalah dengan pemenuhan kualifikasi D4 atau S1 untuk guru-guru yang belum lulus D4 atau S1 dengan jumlah sekitar 200 ribu guru. Tahun ini pemerintah berikan beasiswa untuk 12.500 guru dengan Rp3 juta per semester. Kemudian tahun ini sudah dianggarkan untuk 150 ribu guru.
"Direncanakan 2027 semuanya sudah tuntas karena kalau dia belum D4 atau S1, guru belum bisa ikut program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan kalau belum PPG, belum bisa dapat sertifikasi," ucapnya.
Selanjutnya yaitu pelatihan peningkatan kompetensi guru seperti pelatihan deep learning, coding dan Kecerdasan Buatan, hingga pelatihan Bimbingan Konseling (BK). Menurutnya semua guru pada waktunya nanti memang harus punya semacam sertifikat BK walaupun bukan guru BK.
"Kalau guru BK kan kita upgrade dan refreshing. Sementara yang bukan guru BK ada tugas guru wali yang tugasnya mendampingi murid, memandu murid. Kemudian juga membangun hubungan dengan keluarga. Supaya komunikasinya terbangun dengan baik," ungkapnya.
Ia berharap berbagai uapaya pemenuhan quick wins tersebut mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan meningkatkan kualitas anak-anak. Skor Program for International Student Assessment (PISA) Indonesia yang masih rendah bisa menjadi motivasi untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan.
"Skor PISA kita rendah memang banyak faktor ada yang mengatakan itu karena pengaruh pendekatan pembelajaran yang kurang menekankan pada bepikir tingkat tinggi sehingga UNESCO menemukan di banyak negara sebuah realitas yang disebut dengan <i>schooling without learning<p> atau sekolah tapi tidak belajar dan learning loss," kata Abdul Mu'ti.
''Learning loss itu terjadi sebagian memang karena dampak pandemi covid-19 dan Indonesia learning loss-nya sangat tinggi karena pembelajaran daring yang saat itu masih baru dan menjadi tidak efektif, tidak semua murid bisa mengakses pembelajaran daring, dan berbagai teknis di lapangan," pungkasnya. (H-1)