Dari Industri Menuju Kota Inovasi Hendri Kremer

6 hours ago 2
Dari Industri Menuju Kota Inovasi Hendri Kremer Pelabuhan Batuampar(BP Batam)

Dulu, Batam dikenal sebagai kota industri, tempat deru mesin pabrik berpadu dengan lalu lintas kapal barang yang tiada henti. Namun kini, wajah kota di ujung barat Indonesia itu mulai berubah.

Pabrik-pabrik masih berdiri megah, tetapi di baliknya tumbuh pusat-pusat data, infrastruktur digital, dan kawasan bisnis modern yang menggambarkan arah baru Batam, kota inovasi.

Perubahan itu bukan sekadar wacana. Berdasarkan data Badan Pengusahaan (BP) Batam, pada triwulan II tahun 2025, realisasi investasi di Batam mencapai Rp9,6 triliun atau naik 11% dibanding triwulan sebelumnya, dan melonjak hampir dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.

Kepala BP Batam sekaligus Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menilai capaian itu sebagai bukti nyata bahwa kepercayaan investor terhadap Batam telah pulih. “Peningkatan ini mencerminkan iklim usaha yang semakin kondusif,” ujarnya.

Dari total investasi tersebut, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi motor penggerak utama. Nilainya mencapai Rp3,88 triliun, atau 40,6% dari total investasi serta tumbuh 44% dibanding triwulan sebelumnya dan 105% dibanding tahun lalu.

Kinerja tersebut tidak muncul begitu saja. Selama beberapa tahun terakhir, BP Batam melakukan pembenahan menyeluruh, mulai dari penyederhanaan perizinan, percepatan infrastruktur, hingga penguatan kepastian hukum bagi para pelaku usaha. Langkah-langkah itu kini mulai menampakkan hasil.

DATA CENTER, SIMBOL ERA BARU

Salah satu sektor yang kini menjadi sorotan adalah data center. Di tengah meningkatnya kebutuhan layanan digital di kawasan Asia Tenggara, Batam tampil sebagai pemain baru dengan potensi besar.

“Investasi data center tumbuh pesat. Batam punya keunggulan dari sisi suplai air dan listrik yang stabil, juga posisi geografis yang strategis,” dia menjelaskan.
Menurutnya, sektor ini bukan hanya mendatangkan modal besar, melainkan juga membuka peluang kerja baru, memperkuat ekosistem digital, dan menciptakan efek berganda bagi perekonomian lokal. Dari industri elektronik dan manufaktur, kini Batam mulai menapaki wilayah baru, ekonomi berbasis pengetahuan dan teknologi.

MENATA KOTA, MENJAGA KENYAMANAN

Meski investasi meningkat, pemerintah tidak ingin pembangunan berjalan tanpa arah. Batam harus tumbuh sebagai kota yang tertata, nyaman, dan berkelanjutan.
“Kita akan maksimalkan pengelolaan parkir agar lebih cerdas dan terencana. Prinsipnya, setiap pembangunan harus memberi manfaat bagi masyarakat,” katanya.

Dalam Rencana Strategis (Renstra) BP Batam, terdapat lima Wilayah Penataan dan Pengembangan (WPP) yang menjadi poros utama pembangunan, yaitu Teluk Tering, New Nagoya, Dam Baloi, koridor Bandara Hang Nadim–Nongsa, dan poros barat Batuampar-Sekupang. Kelima kawasan itu disusun dengan karakter dan fungsi berbeda, namun saling melengkapi, menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

KOLABORASI

Transformasi besar ini tak lepas dari peran banyak pihak, termasuk media. Wakil Kepala BP Batam sekaligus Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra, menyampaikan apresiasi kepada insan pers yang selama ini aktif memberitakan perkembangan kota.

“Media punya peran vital dalam menjaga transparansi dan mengedukasi publik. Kami membuka ruang kolaborasi agar jurnalis bisa melihat langsung proyek-proyek strategis BP Batam,” ucapnya.

Menurut Li Claudia, komunikasi dua arah dengan media menjadi bagian penting dari proses pembangunan. “Kami sangat terbuka terhadap kritik dan masukan yang membangun. Media adalah mitra strategis kami,” tambahnya.

Kini, Batam tak lagi hanya berbicara tentang industri manufaktur. Di balik gedung-gedung tinggi yang terus tumbuh, sedang lahir wajah baru kota ini, Batam sebagai pusat inovasi dan digitalisasi ekonomi.

Dengan dukungan iklim usaha yang membaik, kebijakan pemerintah yang pro-investasi, dan keterlibatan masyarakat yang semakin luas, Batam tengah menyiapkan diri menjadi kota berkelas dunia, modern, berdaya saing, dan inklusif. (E-4)

Read Entire Article
Global Food