Badan Karantina Indonesia Gelar Simulasi Audit Fasilitas Ekspor Durian Segar dari Sulteng Menuju Tiongkok 

2 days ago 5
Badan Karantina Indonesia Gelar Simulasi Audit Fasilitas Ekspor Durian Segar dari Sulteng Menuju Tiongkok  Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean didampingi Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan, Brigjen Pol Hermawan dan Kadis TPH Sulteng, Nelson Metubun.(MI/Mitha Meinansi)

KEPALA Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M. Panggabean, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengakselerasi ekspor produk pertanian Indonesia ke Tiongkok, khususnya produk durian melalui kegiatan simulasi audit fasilitas ekspor durian segar ke Tiongkok, Selasa (18/2).

Dalam kunjungannya, Sahat meninjau rumah kemas dan dua kebun durian yang telah teregistrasi di Parigi Moutong. Ia meninjau langsung alur proses pengiriman mulai dari kebun hingga pengemasan. Selain itu, Sahat bersama rombongan juga memastikan kualitas durian yang rencananya akan diekspor dari Indonesia langsung ke Tiongkok. 

Kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya Barantin untuk memastikan bahwa produk pertanian Indonesia memenuhi standar kualitas internasional dan dapat bersaing di pasar global.

"Kami berkomitmen untuk mendukung para petani dan pelaku usaha di Indonesia dalam meningkatkan kualitas produk mereka sehingga dapat diterima di pasar internasional," ujar Sahat.

Turut bersamanya, Deputi Karantina Tumbuhan, Bambang, yang juga memberikan pernyataan terkait dukungan yang diberikan kepada para petani durian. "Kami di Badan Karantina Indonesia berkomitmen untuk memberikan pendampingan teknis kepada para petani durian agar mereka dapat memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh negara tujuan ekspor. Kami juga akan terus memantau perkembangan dan memberikan solusi atas tantangan yang dihadapi oleh para petani," tutur Bambang.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Karantina Sulawesi Tengah, Alfian, juga menyampaikan dukungannya dalam kunjungan tersebut. "Kami di Karantina Sulawesi Tengah akan mengawal setiap langkah dan kebijakan yg di ambil oleh Badan Karantina Indonesia dalam upaya meningkatkan ekspor produk pertanian kita. Kami akan terus bekerja sama dengan para petani dan pelaku usaha di Sulawesi Tengah untuk memastikan bahwa setiap produk yang diekspor memenuhi standar kualitas yang ditetapkan," sebut Alfian.

Kunjungan mereka adalah salah satu langkah konkret kami untuk memastikan bahwa produk durian dari Sulawesi Tengah memenuhi standar yang ditetapkan oleh negara tujuan ekspor, yakni Tiongkok.

Dalam peninjauan lapangan serta tatap muka langsung dengan pelaku usaha, Sahat menekankan pentingnya mematuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh General Administration of Customs China (GACC).

"Kami harus memperhatikan dengan seksama setiap persyaratan yang ditetapkan oleh GACC Tiongkok, baik di kebun maupun di rumah kemas. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa produk durian kita dapat diterima dan diakui di pasar Tiongkok," tandasnya.

Tidak hanya memastikan kesiapan ekspor, Sahat juga menyoroti pentingnya traceability atau ketertelusuran asal-usul produk pertanian, dalam hal ini buah durian, mulai dari registrasi kebun hingga proses pengemasan. 

"Traceability adalah kunci untuk memastikan keamanan dan kualitas produk kita. Dengan adanya sistem pelacakan yang baik, kita dapat menjamin bahwa setiap produk durian yang diekspor berasal dari kebun yang sudah terdaftar dan memenuhi standar yang ditetapkan," akunya.

Dalam rangka mendukung para petani dan pelaku usaha durian, Badan Karantina Indonesia meluncurkan program Go Ekspor. Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan pendampingan teknis, serta memfasilitasi akses pasar bagi produk pertanian Indonesia, termasuk durian. Go Ekspor diharapkan dapat menjadi katalisator bagi peningkatan ekspor produk pertanian Indonesia ke pasar internasional.

Pada kesempatan itu, Kepala Barantin juga berdialog dengan para petani dan pelaku usaha di Parigi Moutong untuk mendengarkan aspirasi dan tantangan yang mereka hadapi. Ia menekankan pentingnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam praktik pertanian modern untuk memastikan produktivitas yang tinggi dan kualitas produk yang unggul.

Kunjungan tersebut juga menjadi kesempatan untuk membahas dukungan yang dapat diberikan oleh Badan Karantina Indonesia dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan kepada para petani. 

Sahat memastikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menyediakan berbagai program pelatihan yang relevan guna meningkatkan kapasitas para petani dalam menghadapi persaingan global.

Selama kunjungannya, Sahat juga meninjau beberapa fasilitas pendukung di Parigi Moutong, seperti pusat distribusi dan fasilitas penyimpanan dingin. Beliau menekankan bahwa keberadaan fasilitas-fasilitas ini sangat penting untuk menjaga kualitas produk pertanian hingga sampai ke tangan konsumen di luar negeri.

Di akhir kunjungannya, Sahat menyampaikan apresiasinya kepada para petani dan pelaku usaha di Parigi Moutong atas kerja keras dan dedikasi mereka. Menurutnya pemerintah akan terus memberikan dukungan melalui berbagai program dan kebijakan yang proaktif untuk meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar internasional.

Pengusaha rumah kemas dan petani durian juga menyampaikan apresiasinya atas kunjungan tersebut.

"Kami sangat menghargai perhatian dan dukungan yang diberikan oleh Badan Karantina Indonesia. Kami merasa lebih termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas produk durian kami sehingga dapat diterima di pasar internasional," ujar Ferdi sebagai pengusaha rumah kemas. 

Petani durian lainnya, Made turut mengakui bahwa kunjungan tersebut memberikan semangat baru bagi mereka untuk terus berinovasi dan bekerja keras demi kemajuan produk durian Indonesia.

Badan Karantina Indonesia akan terus mendukung upaya-upaya ini melalui berbagai program dan kebijakan yang proaktif. Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi para petani dan pelaku usaha di Parigi Moutong untuk terus meningkatkan kualitas produk mereka dan memanfaatkan peluang ekspor yang ada. (MT)

Read Entire Article
Global Food