35 Perusahaan Prancis Kepincut Garap Infrastruktur, Energi, dan Dekarbonisasi

1 day ago 5
35 Perusahaan Prancis Kepincut Garap Infrastruktur, Energi, dan Dekarbonisasi Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menerima kunjungan 35 delegasi perusahaan asal Prancis yang tergabung dalam MEDEF International.(Dok. BKPM)

MENTERI Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menerima kunjungan 35 delegasi perusahaan asal Prancis yang tergabung dalam MEDEF International.

Dalam kesempatan tersebut, Rosan menyampaikan para investor Perancis memiliki peluang besar dalam mengembangkan sektor energi terbarukan di Indonesia. Pasalnya, potensi energi terbarukan di Indonesia yang mencapai sekitar 3.700 gigawatt, baru 1% yang dimanfaatkan atau sekitar 13,08 gigawatt.

Potensi tersebut tersebar di berbagai wilayah, dengan potensi terbesar berasal dari energi surya, hingga potensi geotermal sebesar 23 gigawatt yang merupakan terbesar di dunia.

"Kuncinya adalah bertemu, membicarakan potensi, dan pada saat yang bersamaan mencari jalan agar potensi tersebut menjadi investasi. Apalagi, hari ini hadir 35 perwakilan perusahaan Prancis, ini kesempatan besar untuk memperkuat kerja sama," ujar Rosan seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (20/2).

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi konkret yang fokus pada peluang nyata. Dengan demikian, hal itu dapat mempercepat pemanfaatan potensi-potensi investasi agar dapat segera diwujudkan.

"Saya meyakini ini adalah pertemuan yang sangat baik dan produktif. Selain memaparkan potensi Indonesia, kami juga mendapat banyak feedback yang bermanfaat untuk memperkuat kolaborasi, baik dari sektor swasta ke pemerintah maupun antarswasta. Hal ini penting agar kita terus menyempurnakan kebijakan dan regulasi yang ada," ujar Rosan.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste Fabien Penone menyampaikan komitmen pemerintah Prancis untuk mendorong penguatan hubungan ekonomi dengan Indonesia.

Ia menjelaskan, perusahaan Prancis sudah aktif berinvestasi di berbagai sektor di Indonesia, mulai dari pertambangan nikel hingga perbankan. Namun, hal itu masih bisa terus ditingkatkan.

"Penguatan hubungan antara Prancis dan Indonesia adalah prioritas utama pemerintah kami. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Prabowo Subianto beberapa kali berdiskusi soal ini. Inilah mengapa pertemuan ini sangat penting bagi perusahaan Prancis supaya mendapatkan kesempatan berdiskusi dengan pemerintah Indonesia," ujar Penone.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua MEDEF International yang juga merupakan Ketua The France-Indonesia Business Council Philippe Louis-Dreyfus menyoroti potensi kerja sama di sektor infrastruktur, energi, dan dekarbonisasi. Ia optimistis kunjungan delegasi perusahaan Prancis itu akan membuahkan hasil positif.

"Fokus utama kami adalah pada sektor infrastruktur, energi, dan dekarbonisasi yang sejalan dengan visi Presiden Prabowo dan pemerintahannya. Saya yakin kunjungan ini akan membuka peluang kerja sama yang bermanfaat bagi kedua negara," ujar Philippe.

Pertemuan itu menjadi bukti komitmen bersama untuk terus memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Prancis. Dengan total investasi sebesar US$1,05 miliar sepanjang 2020-2024, Prancis telah menjadi salah satu mitra strategis bagi Indonesia dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi.

Berdasarkan data Kementerian Investasi dan Hilirisasi BKPM, Prancis menempati peringkat empat sebagai sumber Foreign Direct Investment (FDI) terbesar dari Eropa, dengan fokus pada lima sektor unggulan yakni perumahan, kawasan industri dan perkantoran; industri mesin dan elektronik; industri makanan; hotel dan restoran; serta perdagangan dan reparasi.

Investasi itu tidak hanya mencerminkan kepercayaan investor Prancis terhadap potensi Indonesia, tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta penguatan kerja sama bilateral kedua negara. (Mir/E-1)

Read Entire Article
Global Food