4.716 Desa Mandiri, Jatim Kokoh di Puncak Nasional dalam Pembangunan Desa

4 hours ago 1
4.716 Desa Mandiri, Jatim Kokoh di Puncak Nasional dalam Pembangunan Desa Pemprov Jawa Timur kembali menorehkan prestasi nasional, jumlah desa mandiri terbanyak di Indonesia.(Dok. Pemprov Jatim)

Jawa Timur kembali menorehkan prestasi nasional dengan menempati peringkat tertinggi sebagai provinsi dengan jumlah desa mandiri terbanyak di Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Nomor 343 Tahun 2025 tentang Status Kemajuan dan Kemandirian Desa Tahun 2025, Jawa Timur mengukuhkan diri di posisi puncak dengan 4.716 desa mandiri.

Capaian ini menempatkan Jatim sebagai kontributor terbesar kemajuan desa nasional, menyumbang 23% dari total 20.503 desa mandiri di seluruh Indonesia. Angka tersebut meningkat 17,34 persen dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 4.019 desa.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh elemen masyarakat desa, pemerintah kabupaten/kota, dan pendamping desa yang telah bekerja bersama mendorong lahirnya desa-desa mandiri di Jatim.

“Alhamdulillah, Jawa Timur kembali menjadi provinsi dengan jumlah desa mandiri terbanyak di Indonesia. Sebanyak 23 persen desa mandiri nasional ada di Jatim,” ujar Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (20/10).

Lonjakan Signifikan Pembangunan Desa

Khofifah memaparkan, geliat pembangunan desa di Jatim menunjukkan tren yang luar biasa. Pada 2021 tercatat 697 desa mandiri, meningkat menjadi 1.490 pada 2022, 2.800 pada 2023, dan melonjak menjadi 4.019 desa pada 2024. Kini, angka itu menembus 4.716 desa.

“Pembangunan desa tidak boleh berhenti di angka. Yang utama adalah bagaimana pembangunan itu menyentuh aspek mendasar: peningkatan kapasitas masyarakat, penguatan ekonomi lokal, serta pelayanan publik yang berkelanjutan,” tegasnya.

Pemprov Jatim terus memperkuat fondasi pembangunan desa melalui berbagai program berkelanjutan seperti Program Desa Berdaya, yang telah menjangkau 538 desa di 29 kabupaten/kota. Program ini bertujuan mendampingi desa dalam menggali dan menonjolkan ikon ekonomi khas yang bisa dibranding sebagai identitas tematik desa.

Selain itu, program Desa Wisata Cerdas, Mandiri, dan Sejahtera (Dewi Cemara) telah diimplementasikan di 149 desa wisata, sebagai langkah strategis mempersempit kesenjangan desa-kota serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Dorong Ekspor lewat Desa Devisa

Tak berhenti di situ, Pemprov Jatim juga meluncurkan Program Desa Devisa yang berfokus pada peningkatan daya saing produk lokal agar mampu menembus pasar global. Melalui pendampingan mentor-mentor ahli, pelaku usaha desa dibimbing untuk meningkatkan kualitas dan akses ekspor.

“Program Desa Devisa adalah bukti bahwa ekspor bisa dimulai dari desa. Kami memetakan potensi unggulan dan membangun jejaring antarwilayah agar produk desa bisa saling memperkuat,” jelas Khofifah.

Pemprov Jatim terus menggandeng dunia usaha, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat dalam menciptakan inovasi pembangunan desa yang adaptif terhadap tantangan zaman. Capaian ini diharapkan menjadi energi baru bagi desa-desa lain di Jawa Timur untuk terus naik kelas menuju desa mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan.

Penetapan status kemajuan dan kemandirian desa didasarkan pada Indeks Desa Tahun 2025 yang menilai enam dimensi utama: layanan dasar, ekonomi, sosial, lingkungan, aksesibilitas, dan tata kelola pemerintahan. Indeks ini menjadi panduan penting dalam merancang strategi pembangunan lintas sektor dan optimalisasi penggunaan dana desa.

“Desa adalah ujung tombak pembangunan. Jika desa kuat dan mandiri, maka daerah dan negara pun akan tangguh,” tutup Gubernur Khofifah. (RO/Z-10)

Read Entire Article
Global Food