Selular.ID – Donald Trump secara mengejutkan berhasil kembali ke gedung putih. Laporan terakhir dari AP (Associated Press), Kamis (7/11/2-24) menunjukkan, capres dari Partai Republik itu meraih 295 electoral votes dibandingkan Kamala Harris yang hanya meraih 226 electoral votes.
Para pemilih mengungkapkan rasa frustrasi yang mendalam terhadap pemerintahan Biden. Kamala Harris yang hanya memiliki waktu 3 bulan untuk mempersiapkan pertarungan pilpres, dinilai hanya menjadi kepanjangan tangan.
Di kalangan mayoritas pemilih AS, Harris dinilai tidak akan membuat kondisi ekonomi Amerika berubah menjadi lebih baik.
Alhasil, hal itu membuat Trump unggul di daerah perkotaan, khususnya di kalangan pria.
Meski demikian, ada faktor lain yang tak kalah menentukan di balik kesuksesan Trump. Dia aldalah Elon Musk.
Sebagai miliarder, ELon Musk mengerahkan banyak sumber daya untuk memenangkan Trump. Dukungan Elon terhadap Donald Trump memang terbilang all-out.
Itu sebabnya, dalam pidato kemenangan, Trump mengucapkan terima kasih terima kasih kepada pemilik Tesla itu, yang telah mendukungnya sepanjang pemilu. Bahkan ia menyebut Elon Musk bintang.
“Semua orang di sini hebat. Semua orang di sini sangat istimewa. Tapi, izinkan saya memberitahu Anda, kami memiliki bintang baru. Bintang itu adalah Elon. Dia menghabiskan dua minggu di Philadelphia, berbagai bagian Pennsylvania untuk berkampanye,” kata Trump.
Berikut adalah tiga jurus Elon Musk yang menjadi kunci kemenangan Trump terhadap calon dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Mendukung Donald Trump Secara Penuh
Sejak awal pencapresan hingga perjalanan kampanye ke berbagai negara bagian, Elon Musk mendukung penuh Donald Trump.
Elon menggaungkan propaganda bahwa Trump yang berhaluan sayap kanan adalah penyelamat demokrasi AS.
Ia pun tak segan-segan melontarkan serangan terhadap Kamal Harris.
Menurutnya, merupakan ancaman bagi demokrasi AS, jika Kamala Harris dari Partai Demokrat menang dalam pemilu November.
“Pandangan saya adalah jika Trump tidak memenangkan pemilu ini, maka ini adalah pemilu terakhir yang akan kita adakan,” kata bos Tesla dan SpaceX kepada mantan pembawa acara Fox News, Tucker Carlson.
Sumbangkan Dana Hingga 132 Juta Dollar
Menurut Komisi Pemilihan Umum Federal (FEC), Musk menyumbangkan total 132 juta dollar AS kepada Trump dan Partai Republik lainnya, termasuk dua donasi utama senilai 43,6 juta dollar AS dan 75 juta dollar AS untuk komite aksi politik America PAC, yang didirikan oleh Musk sendiri.
Tidak hanya itu, Musk juga meluncurkan program hadiah uang tunai di negara-negara bagian kunci, memberi kesempatan bagi para pemilih yang menandatangani petisi untuk memenangkan hadiah hingga 1 juta dollar AS per hari.
3. Memanfaatkan Algoritma X
Selain dukungan terbuka dan sumbangan dana yang terbilang cukup fantastis, Musk tentu saja menggunakan pengaruhnya dengan cara yang lebih halus melalui platform X miliknya.
Tak lama setelah Musk menyatakan dukungannya terhadap kampanye Trump, terjadi anomali lonjakan dalam jumlah engagement pada akun X-nya.
Tiba-tiba, unggahan Musk mendapatkan jumlah tayangan, retweet, dan like yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan akun-akun politik terkemuka lainnya di platform tersebut.
Hal ini menimbulkan kecurigaan apakah Musk telah mengubah algoritma platform X untuk meningkatkan jangkauan unggahannya menjelang pemilihan Presiden AS.
Situasi ini sekaligus menunjukkan masalah regulasi platform media sosial seperti X di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Terlepas dari pro dan kontra yang menyertai kebehasilan Trump kembali ke Gedung Putih, peran miliader seperti Musk menjadi pembeda pertarungan pilpres AS kali ini.
Keterlibatan Musk dalam politik AS, menggarisbawahi bagaimana para miliarder dapat mengarahkan pengaruh mereka dalam lanskap politik modern.
Tentu tidak hanya melalui donasi tetapi juga melalui pengaruh langsung pada opini publik dan kebijakan di media sosial.
Meski demikian, para ahli memperingatkan bahwa keterlibatan Elon Musk, terutama sebagai pemilik perusahaan pertahanan SpaceX dan perusahaan media sosial X (dulu Twitter), berpotensi menempatkannya dalam posisi yang kuat dalam pemerintahan Trump mendatang.